Chapter 22

49 3 0
                                    

Seolah dunia berhenti berputar, Fara melihat Rafa yang terbaring dan meringkuk. Terlihat jelas jika Rafa sangat kedinginan.

"Eh Fara, " Rafa mengerjapkan matanya berkali-kali. Ternyata benar yang dihadapannya kali ini adalah gadisnya.

Gadisnya yang terlihat rapuh dengan air mata yang sudah beberapa kali menetes.

"Jangan nangis. Kamu tau kan?aku benci liat kamu nangis. Apa lagi nangisnya karena aku." Rafa menarik Fara untuk berada didekapannya.

Luna hanya menatap haru sepasang kekasih yang menurut Luna sangat.

Serasi

Dihati kecil Luna,ia sangat ingin pergi melihat pemandangan ini.

Apakah mereka tau?ada hati yang tersakiti disini.

Salah besar jika mereka menganggap jika Luna pergi karena prestasi.

Luna pergi karena ia tidak mau terus-terusan menyimpan rasa kepada kekasih kakaknya sendiri.

Munafik rasanya Luna ini.

"Em Ara, mending Rafa disuruh masuk dulu. Sepertinya Rafa kedinginan, oh iya aku izin masuk." Luna dengan sigap melangkahkan kakinya kerumah. Dan mengelap air mata yang terus-terusan ingin keluar.

Jangan egois. Cukup Dhiva yang berusaha melukai Fara, kamu jangan Lun.

Ting!

Ira_Rosemary:kalo kamu udah pulang. Mampir kesini yah Lun. Gue kangen :)

Aluna_Niswa:Pasti ra :*

Ira_Rosemary: Fara sekalian

Aluna_Niswa : Maaf ra, Aluna gak mau ngajak Fara. Fara lagi sama Rafa :')

Ira_Rosemary: Aluna gak boleh sakitin Fara ya :)

Aluna_Niswa: Iya Ra, Aluna janji

------

Dengan penuh ketelatenan, Fara menyuapi Rafa dengan sesekali dibarengi gombalan-gombalan receh Rafa.

"Em, kalo dirumah Fara dipanggil Ara yah?" Ucap Rafa dengan sesekali memilin-milin bajunya seperti anak kecil yang sedang meminta untuk dibelikan permen kepada ibunya.

"Iya Raf, tapi aku lebih suka dipanggil Fara." Sanggah Fara. Sebenarnya nama Ara sangat cocok dengan wajah imut Fara,namun mengingat kejadian tempo hari, Fara jadi malas dipanggil Ara.

Rafa masih melihat sekelilingnya. Ya sekarang ini mereka ada didalam kamar, namun tidak hanya berdua,ada Luna yang sedang membaca salah satu novel di sofa dekat rak buku.

Nuansa doraemon sangat menggambarkan jika pemilik kamar sangat menyukai doraemon.

Tirai doraemon,seprai doraemon, alarm,kulkas,tempat belajar,rak novel dan masih banyak pernak pernik doraemon lainnya.

"Aluna serius banget,lagi ngapain Lun?"

Aluna yang merasa namanya disebutpun langsung mendongakan kepalanya untuk menatap sang penanya.

Entah hatinya sangat berdebar walaupun hanya ditanya seperti itu.

"Eee.. ini nov-el."

Sangat memalukan melihat dirinya terbata-bata ketika menjawab pertanyaan Rafa.

Fara hanya tersenyum manis ketika melihat Aluna yang terbata-bata.

Fara tau jika Aluna pernah memiliki rasa kepada Rafa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ComfortableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang