Chapter 12

50 21 2
                                    

"Cinta itu seharusnya menjaga,bukan menyakiti."

Fara mengerjapkan matanya berusaha menetralkan cahaya yang masuk ke bola matanya.

Tempat apa ini?seperti sebuah kamar. Fara pun langsung melihat keadaan, dan melihat Lisa,dan Talitha yang masih tertidur pulas.

Ternyata Fara melewatkan perjalanan yang jauh menggunakan pesawat. Kenapa Fara tidak merasakan apapun,bahkan tidurnya terganggu pun tidak.

Fara beranjak dari tidurnya dan melihat ke arah jendela. Hari masih pagi,Fara ingin melihat Sunrise jadi ia pergi ke pintu depan Villa.

Fara mengerjapkan mata nya berkali-kali, berharap jika yang ada di hadapan mata nya kali ini salah. Ia memegangi kepala nya yang sangat pusing dan dadanya terasa sesak. Nafasnya pun tersengal-sengal.

Fara melihat Rafa berpelukan dengan cewe lain. Ia pun mengusap air mata yang ada di pipinya dengan kasar. Jadi jauh-jauh ia kesini hanya untuk melihat pemandangan ini.

Fara pun masuk ke dalam Villa dan mengemasi barang-barangnya dengan air mata yang masih saja ingin keluar.

"Fara lo mau kemana?" Tanya Lisa dan memegangi tangan Fara untuk menghentikan aktifitas Fara.

"Rafa Lis," Fara langsung menghamburkan badannya ke pelukan Lisa dan berusaha mengontrol diri nya sendiri.

Tiba-tiba Rafa masuk dan masih bersama dengan wanita yang Fara liat sedang berpelukan tadi.

"Fara ini mau kemana?" Dengan sigap Rafa langsung menghampiri Fara disusul wanita tadi dengan wajah khawatirnya.

"Buat apa aku diajak kesini,kalo cuma liat kamu berduaan sama perempuan lain hah." Fara masih dengan emosi tanpa menanyakan status perempuan di sebelah Rafa. Bahkan Fara tidak mau menatap Rafa yang sudah jongkok di depannya.

"Perempuan siapa?? Chika yang kamu maksud?dia sepupu aku Fara." Rafa mengatakan itu dengan sedikit emosi,karena mengapa Fara hanya menyimpulkan suatu hal sendiri tanpa bertanya kebenarannya.

Fara terlihat sedikit terkejut dan malu. Ia sedikit mengurangi tangisannya namun masih menatap ke arah depan dengan tatapan kosong.

Tanpa aba-aba Rafa menarik tangan Fara dengan sedikit kasar. Entah Fara yang merasa Rafa kasar atau memang demikian.

Ternyata Fara dibawa ke tepi pantai yang pasirnya berwarna pink itu, (makannya dijuluki pink beach karena pasir pantai yang berwarna pink) lalu Rafa mengisyaratkan Fara untuk duduk diatas batu karang.

Karena memang pantai masih sepi karena keadaan masih pagi. Fara terlihat kedinginan dengan baju yang ia pakai saat ini. Hembusan angin mulai menerpa wajah cantik Fara hingga rambutnya yang semula rapi menjadi berantakan.

"Maaf aku, salah paham tadi." Fara menggenggam tangan Rafa namun Rafa hanya menepisnya dengan kasar. Apah?menepis tangan Fara? Bahkan hal ini baru pernah Rafa lakukan.

"Kamu udah bosen sama hubungan ini?" Rafa masih menatap kosong ke arah pantai yang masih terlihat damai.

Fara hanya bisa pasrah. Jika Rafa sudah mulai emosi dan bukan seperti Rafa biasanya.

"Justru aku masih sayang sama kamu,makannya aku cemburu liat kamu sama perempuan lain. Emang kamu pernah bilang kalo mau ada sepupu kamu disini?enggak kan?" Akhirnya Fara memberanikan diri untuk mengeluarkan semua unek-uneknya.

Namun Rafa hanya diam. Seperti tidak ada hal yang ingin disampaikan, maupun dijelaskan. Entah lah Rafa baru pernah sedingin ini.

"Maaf kalo aku terlalu over. Maaf." Fara masih dengan setia menatap mata Rafa yang menyiratkan ketidaksukaan.

"Kamu liat batu karang ditengah pantai itu?kalo mau dimaafin, kamu bisa berdiri disana sebagai hukuman kamu. Karena kamu udah nglakuin kesalahan,kamu sama aja nuduh aku!" Fara terlonjak kaget disaat Rafa mengatakan hal itu dengan nada tinggi.

"Tapi itu airnya dalem Raf." Fara hanya bisa menatap nanar kedalaman air yang ada didekat batu karang itu. Ia sempat ragu,namun melihat tidak ada reaksi apapun dari Rafa jadi Fara terpaksa melakukan hal yang bisa membahayakan dirinya sendiri.

Dengan langkah gontai,Fara mendekat ke arah Batu karang yang Rafa tunjuk. Entah kenapa sangat ragu melakukan hal ini.

Dari kejauhan Fara melihat Rafa yang tersenyum puas.

Fara dengan hati-hati berdiri diatas batu karang dan memejamkan matanya. Ia tidak sanggup melihat keadaan sekelilingnya.

Belum ada 2 menit Fara berdiri,tiba-tiba hembusan angin semakin kencang. Fara langsung membuka matanya,namun ia kehilangan keseimbangan.

Tubuhnya jatuh ke dalam air
yang dalam.

Sebelum lanjut ke paragraf selanjutnya klik tanda bintang di pojok kiri ka❤

Semua anggota tubuhnya nyaris tidak bisa digerakkan. Fara memang nol dalam hal berenang. Ia hanya bisa pasrah dengan apa yang ia alami saat ini. Sayup- sayup Fara mendengar suara Rafa meneriakinya.

"Faraaaa..."

Namun apalah daya, Fara tenggelam karena sudah kehabisan pasokan oksigen.

~~~~~~~~

Rafa langsung memerintahkan petugas keamanan untuk menolong Fara. Ia sangat merasa bersalah,karena rasa ego nya nyawa Fara sendiri menjadi taruhannya. Rafa tidak pernah sekalipun memikirkan resiko yang akan Fara terima.

1 jam berlalu. Fara belum juga ditemukan oleh petugas keamanan,Rafa merutukki dirinya sendiri.

Rafa segera menghubungi Lisa untuk membawa ambulance yang akan langsung membawa Fara ke rumah sakit.

Fara belum juga ditemukan,padahal pihak rumah sakit sudah siap sedia ada di pesisir pantai.

Semua sahabat Fara sangat menyalahkan Rafa dalam hal ini. Bahkan Talitha pun sempat menelfon pihak kepolisian untuk mengurus semuanya,namun hal itu ditolak keras oleh Sasya.

Akhirnya setelah menunggu sekian lama,Pihak keamanan muncul dan membawa seorang perempuan yang sudah tak sadarkan diri.

Rafa langsung menghampiri dan melihat kondisi Fara. Tubuhnya yang sangat dingin, bibirnya pucat,bahkan Rafa bisa melihat bagaimana air terus saja keluar dari mulut Fara.

Entah setan apa yang merasuki Rafa tadi. Hanya karena masalah sepele.

Akhirnya pihak Rumah sakit langsung bertindak,memberikan pertolongan pertama dan langsung dibawa ke ambulan.

Rafa Lisa Dan Talitha ikut masuk untuk mengawal Fara ke rumah sakit terdekat.

Beberapa saat kemudian,akhirnya ambulan yang mengantarkan Fara sudah sampai di RS Citra.

Fara langsung ditangani oleh dokter. Sedangkan Rafa Lisa dan Talitha sangat mengkhawatirkan keadaan Fara. Yang Rafa tau, tubuh manusia tidak bisa menahan nafas 1 jam lamanya di dalam air. Apalagi Fara tidak bisa berenang.

Lisa berkali-kali meneteskan air mata dan nampak lemas,sedangkan Talitha berusaha memberi kekuatan lewat usapan tangan di lengan Lisa. Rafa sendiri seringkali mengusap wajahnya kasar.

"Puas lo nyakitin Fara hah!" Lisa berdiri lalu meluapkan kemarahannya ke Rafa. Rafa hanya diam tidak bisa berkuti,lagian Rafa memang sudah jelas salah disini.

"Lisaa,," Talitha hanya mampu memberikan ketenangan kepada Talitha, karena sejak tadi emosi masih saja mengelabui Lisa.

"Saudari Fara akhirnya sudah bisa diselamatkan. Namun keadaannya sangat lemah,mungkin jika nafasnya masih tersengal-sengal seperti ini,hanya tuhan yang bisa menolong."

ComfortableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang