Chapter 18

26 1 0
                                    

Bukan berapa lama mereka menjalin hubungan,namun seberapa nyaman hubungan bersama mereka.

1 tahun kemudian, banyak suka duka yang dialami Fara dan teman-temannya. Sekarang mereka menginjak kelas 11 yang pastinya lebih berat tugasnya.

Fara, Lisa dan Talitha masih menatap geli adik kelas yang sedang memulai masa MOS nya.

Bagaimana tidak, memakai topi dari kardus, bahan masakan seperti terong dan bawang yang menjadi kalung, baju hitam putih yang dilapisi bungkus jajanan. Dan yang tidak kalah menarik yaitu sepatu yang beralaskan pembalut :v.

Memang mereka hari ini bertugas untuk mendampingi si calon adik kelas yang akan memulai MOS nya.

Jadi terpaksa Fara, Lisa dan Talitha berangkat,disaat teman-teman yang lain sedang enak-enakan dirumah.

Sebenarnya jadwal hari ini cuma Fara, namun karena si ketua osis pacar Fara sendiri maka ia menugaskan Lisa dan Talitha ikut serta mendampingi Fara bertugas.

"Gak usah ketawa,kalian juga dulu sekonyol itu." Ucap Rafa dengan tampak so coolnya.

Rafa datang dengan Renal dan Denis. Satu bulan yang lalu, Rafa, Renal dan Denis memang terlihat dekat.

Disini Fara adalah pacar Rafa, Renal adalah pacar Talitha sedangkan Denis pacar Lisa.

Jadi tidak ada jomblo diantara mereka :b

Linda sudah lama mengundurkan diri menjadi teman baik Fara,ia memilih gabung bersama pentolan sekolah.

Deni juga jarang terlihat bersama Rafa.

Rafa mengibas-ngibaskan tangannya seolah kepanasan,Fara terlihat mengambil sesuatu di tasnya. Ya Fara mengambil buku,bukan untuk ia baca namun untuk melakukan hal yang sama dengan Rafa.

Rafa yang merasakan sedikit kesejukan pun mulai memejamkan matanya dan bergumam lanjut Far.

Fara hanya menggelengkan kepalanya dengan malas. Ia masih tetap melakukan hal yang sama.

"Kak Rafa, aku disuruh kak mei buat ngerjain ini." Terlihat ada seorang anak perempuan yang mengganggu kenyamanan Rafa. Rafa pun menatap kesal gadis tadi.

"Ya udah kerjain aja." Rafa terpaksa tersenyum berusaha seprofesional mungkin. Jika ditanya kesal atau tidak,ya Rafa sangat kesal. Karena gadis tadi mengganggu waktunya bersama Fara.

Gadis itu masih menunduk memperhatikan ujung sepatunya untuk mengurangi kegugupannya. "Tapi kak Rafa suruh ngajarin aku."

Sepintas Rafa melihat Fara yang masih bercanda ria dengan Talitha dan Lisa tanpa menghiraukan gadis kecil yang bername tag Ara.

Rafa memperhatikan soal yang ada dilembaran yang telah disodorkan adik kelas tadi.

Soalnya rata-rata berhubungan dengan bola. Dengan telaten Rafa mengajari dan sesekali mempraktikkan soal yang ada dilembaran.

Entah Fara yang terlalu sensitif atau memang Rafa terlalu berlebihan.

Fara melihat Rafa dengan ya sepertinya adik kelas, bercanda ria hingga melupakan Fara.

Fara berusaha menahan gejolak api cemburu. Ia tidak ingin dicap egois. Fara beranjak dari tempat duduknya dan ingin memesan es cream untuk dirinya dan Rafa. Dan tidak lupa kedua sahabatnya yang mengikutinya dari belakang.

Fara menatap es cream satu persatu dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya.

Fara memang maniak dengan yang manis-manis seperti coklat,es cream, permen dan masih banyak makanan lain.

Talitha dan Lisa mendengus kesal melihat Fara yang menatap es cream dengan mata berbinar.

Fara memesan beberapa es cream rasa coklat dan vanilla. Coklat untuk dirinya dan vanilla untuk Rafa tercintanya.

Setelah memesan beberapa es cream,Fara langsung berlari menuju Rafa tanpa memperdulikan Lisa dan Talitha yang berteriak memanggil namanya.

Tepat didepan Rafa, Fara tersandung kaki seseorang. Alhasil es creamnya tumpah ke tanah tanpa ada yang tersisa.

Fara menatap nanar es cream yang ia beli untuknya dan untuk Rafa.

ia menengok kebelakang melihat kaki siapa yang mengganggu jalannya. Ralat tadi Fara berlari bukan jalan.

Fara Pov

Aku masih menatap es cream yang tumpah tadi. Bukan masalah es cream yang tidak sempat kumakan. Namun tatapan adik kelas yang sepertinya sedang menahan tawa melihat kekonyolan yang aku suguhkan.

Dan tatapan Rafa yang sepertinya malu dengan sifatku yang seperti kekanak-kanakan tidak seperti pacar teman-temannya yang mungkin anggun,bukan sepertiku.

Aku langsung berlari dan menuju taman belakang sekolah. Tanpa mendengarkan teriakan teman-teman yang memanggil namaku.

Entahlah rasanya aku ingin sebentar saja lenyap dari dunia.

Aku duduk disalah satu bangku yang tersedia ditaman belakang. Hening dan mencekam. Pantas saja tidak ada seseorangpun yang ada disini.

tanpa aku sadari tiba-tiba Ira menghampiriku dan menatap mataku seolah bertanya kenapa?

Aku hanya mengalihkan pandanganku,mungkin Ira akan menertawakannya seperti adik kelasnya tadi.

Ira perlahan mendekatkan tubuhnya. "Far, ada yang mau gue omongin."

Aku yang merasa namaku dipanggil hanya menatap si lawan bicara dengan tatapan yang tidak dapat terbaca.

Author pov

Fara menatap bingung Ira. Tatapan tajamnya tergantikan oleh tatapan lembut. Bicaranya yang biasanya kasar pun mulai melembut.

Fara melihat ada keanehan di sikap Ira, namun ia tidak mengambil pusing. Mungkin Ira terkena setan baik :v.

"Ada apa?" Ucap Fara masih menatap aneh Ira.

Ira membenarkan posisi duduknya yang sempat canggung. "Gue ngerasa kalo lo ada hubungan sama gue."

Senyum Fara akan lolos sebentar lagi,namun ia tahan. "Hubungan?gue bukan lesby kali Ir."

Ira mendengus sebal. Ia lupa jika ia sedang berhadapan dengan gadis polos sekarang.

"Maksud gue,gue punya keanehan yang mungkin lo bisa bantu gue nyelsein." Ya lagi-lagi Fara tertawa, seakan ia lupa masalahnya tadi.

Sebelum Fara menjawab,ada seseorang yang menarik tangan Ira kasar. Dia adalh Dhiva.

Ira hanya menurut dengan perlakuan Dhiva. Percuma saja jika ia menolak pasti akan dipaksa oleh Dhiva.

Fara hanya menggelengkan kepalanya, melihat kelakuan Ira dan Dhiva. Ia rasa ia sudah agak baikan jadi ia memutuskan akan ke kelas sebentar lalu ia pulang.

Fara berjalan memakai headshet di kedua telinganya yang memutarkan lagu kesukaannya.Lagu yang berasal entah dari mana Fara kurang tau.

Saat tiba didepan kelas Raka,Fara melihat seseorang yang pernah Fara temui di rumah Rafa. Fara tak ambil pusing,ia melanjutkan perjalanannya yang sempat terhenti.

Di setiap perjalanan,Fara memang melihat adik kelas yang menatapnya sinis.

Fara hanya berdecih malas. Baru jadi adik kelas saja begitu,apalagi jika menjadi kakak kelas nantinya.

Penampilannya juga membuat siapa saja yang melihatnya akan geleng-geleng kepala. Fara tau memang jangan melihat seseorang dari covernya. Tapi lihat sekarang penampilannya tidak kalah jauh dengan orang-orang yang tidak berpendidikan.

Fara tetap melanjutkan perjalanannya,tidak peduli mereka yang masih mencibirnya.

Tepat didepan kelas Fara,Fara melihat beberapa kegaduhan. Tidak salah lagi, pasti Sasya si nenek rempong yang berubah wujud menjadi sasya. Bodoamat Fara mah :p

Masih gaje kan ceritanya😅udah usaha ini. Masih banyak typo🙈nemu typo langsung lapor say❤

ComfortableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang