"Biarlah aku mencintaimu seperti garam di lautan. Tidak terlihat namun selalu ada."
Saudari Fara akhirnya sudah bisa diselamatkan. Namun keadaannya sangat lemah,mungkin jika nafasnya masih tersengal-sengal seperti ini,hanya tuhan yang bisa menolong." Dokter menjelaskan bagaimana kondisi Fara saat ini. Mereka semua hanya bisa diam karena bingung mau melakukan apa.
"Iya makasih dok,boleh saya masuk?" Rafa sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Fara.
"Iya boleh,tapi karena pasien sedang masa pemulihan tolong jaga ke sterilannya. Dan saya permisi jika sudah tidak ada yang ditanyakan lagi." Disaat dokter sudah melenggang pergi,akhirnya Rafa masuk disertai Talitha dan Lisa yang mengekorinya dari belakang.
Melihat kondisi Fara saat ini,membuat hati Rafa benar-benar hancur. Tidak ada niat membuat Fara celaka,namun mengapa takdir sangat kejam.
"Gue perpanjang masa liburan ke bokapnya Fara,biar mereka ngga tau apa yang terjadi. Gue yakin kalo bokap tau lo ngga bakal selamet Raf." Dengan sinisnya Lisa mengucapkan itu dan duduk di sofa yang sudah disediakan agar Rafa dan Fara memiliki waktu berdua.
"Sayang,aku minta maaf."
"Sayang aku bisa jelasin semuanya."
"Jadi chika itu sepupu aku,aku emang gak tau dia mau kesini jadi aku ya gak bilang dulu ke kamu."
"Kok kamu gak jawab si, aku kangen suara kamu."
"Fara sayang, marah ya sama aku."
"sayang, aku mohon jangan pergi tinggalin aku yah. Kamu tau, udah banyak hal yang udah kita laluin bersama. Kamu harus kuat,karena yang aku tau Fara itu kuat. Kamu gak bakal khianatin janji kita buat sama-sama kan? Kita udah berencana membangun keluarga kecil, dan jika kamu kaya gini terus apa bisa terwujud sayang." Rafa berkali-kali mengeluarkan air mata,ia sangat tersiksa dengan keadaan gadisnya yang lemah.
--------
Sudah 1 bulan berlalu,namun Fara juga masih enggan membuka mata nya.
"Sayang,kamu lagi mimpiin pangeran ganteng yah?sampe lupa sama yang disini." Rafa terkekeh sendiri,karena ia sudah 1 bulan ini berusaha mengajak Fara berbicara.
"Faraa, aku janji gak bakal kasar lagi sama kamu apapun alasannya. aku pengen kamu buka mata indah kamu sekarang." Tangan Rafa masih saja setia menggenggan tangan Fara yang tidak pernah berubah letaknya.
Rafa melihat pergerakan dari tangan Fara, ia lalu memencet tombol darurat agar dokter segera datang.
Mata Fara perlahan membuka, dan memegangi dada nya yang terasa sangat sesak.
Disaat Fara sedang ditangani dokter, Rafa selalu saja merapalkan doa.
Akhirnya disaat Fara sudah agak membaik, dokter berpamitan pergi lalu Rafa menghampiri gadisnya yang masih terlihat pucat, namun kecantikannya jelas masih terlihat.
Ada kekecewaan di wajah Rafa disaat Fara menatap Rafa tak suka dan menepis tangan Rafa.
"Sayang aku minta maaf." Rafa berkali-kali berusaha meraih tangan Fara yang sengaja Fara jauh-jauhkan.
"Udah raf udah, aku udah gak mau bersikap bodoh demi cinta. Aku ngerasa berjuang sendirian. Udah puas kan nyiksa aku?atau mau tambah lagi?" Rafa mengerjapkan mata nya disaat bibir mungil Fara mengucapkan itu. Bahkan baru kali ini,Fara mengucapkan hal yang membuat hati Rafa tersayat.
"Kamu ngomong apa sayang?aku gak pernah mau nyiksa kamu," Rafa tetap menggenggam tangan Fara walaupun Fara tidak mau menatap mata Rafa.
"Terus sekarang ini maksudnya apa?karena sayang?mana ada sayang yang buat celaka pacarnya sendiri." Akhirnya Fara mau menatap Rafa,namun tatapannya masih sama dingin.
Tanpa diduga Raka Erlangga yang notabennya mantan Fara datang dan membawa 1 kantung kresek putih dan 1 parcel buah-buahan.
"Fara, apa kabar?" Raka menghampiri Rafa dan Fara yang bertatapan bingung. Sejak kapan Raka ada disini.
Lisa masuk dan dengan sinisnya berkata," Gue yang bawa dia kesini." Justru semua menganga,maksudnya apa ini.
Tanpa persetujuan Fara, Raka duduk di sebelah Rafa, dan membuka sterofom yang berisi bubur ayam.
Raka memberi suapan pertama yang langsung di respon baik oleh Fara. Namun Rafa hanya bisa diam,karena tidak mungkin dalam saat seperti ini ia emosi karena cemburu.
Tanpa diduga, Raka dan Fara seperti menikmati suasana,tanpa memperdulikan Rafa yang mati-matian menyembunyikan emosi.
Pada saat Raka mengusap lembut penuh kasih sayang rambut Fara,pada saat itu juga emosi Rafa meledak.
"Aku tau kamu lagi marah sama aku Fara,tapi gak dengan cara ini kamu negur aku." Dengan nada yang dilembut-lembutkan. Karena tidak mungkin ia emosi,yang ada Fara makin menjauhinya.
Fara berusaha duduk yang dibantu oleh Raka. Ia memandang tajam mata Rafa. "Lo pikir cemburu itu enak Raf?padahal lo sering lakuin hal ini sama cewe lain kan?gue emang gak tau itu siapa lo, tapi sebagai pacar yang dihargai seharusnya lo njelasin apapun yang bisa jadi sumber masalah hubungan kita!"
Rafa melenggang pergi dari tempat duduknya dan menuju kamar mandi untuk membasuh mukanya yang sangat terlihat lelah. Karena selama Fara dalam keadaan kritis, ia dengan setia ada disamping Fara. Namun dengan sekejap Raka langsung mengambil posisi nya yang seharusnya Rafa tempati kali ini, samping Fara.
^^^^^^^^^
Fara terlihat beberapa kali meringis kesakitan menyentuh bagian belakang kepalanya. "Raka, ini belakang kepalaku kenapa yah?kok sakit."
Raka melihat bagian belakang kepala Fara,namun terlihat seperti akan mencium Fara.
Dari kejauhan,Rafa melihat kejadian yang secara langsung Rafa lihat sendiri dengan mata kepalanya.
Entah kenapa dadanya terasa sesak, matanya memanas,tubuhnya terasa lemas. Karena 1 bulan belakangan,Rafa selalu ada disamping Fara,bahkan tubuhnya tidak terawat. Ia makan jika ada yang memaksanya untuk makan. Jika badannya belum terasa lemas pun Rafa enggan meninggalkan Fara sendirian.
Namun apa balasan Fara?Fara justru sedang bersama laki-laki lain yang baru saja muncul namun menghancurkan segalanya.
Penampilannya saat ini pun tidak menggambarkan Rafa sedang baik-baik saja. Rafa terduduk lemas di depan pintu ruangan Fara.
Tidak peduli wajah heran orang yang berlalu lalang melihatnya. Berkali-kali Rafa mengusap wajahnya kasar.
Saat sudah terasa keadaannya membaik,Rafa pergi meninggalkan gadisnya. Ia berniat pulang ke rumahnya. Karena ia masih ada di NTT jadi ia memesan tiket pesawat lewat online.
Ia pikir Fara sudah tidak membutuhkannya lagi. Karena penyemangat Fara sudah ada disamping Fara.
Dengan langkah gontai Rafa pergi ke Villa tempat ia singgah ketika liburan di pulau ini. Ia mengemasi barang-barangnya dan langsung pergi ke bandara.
^^^^^
Fara menatap lurus kedepan,seolah pemandangan yang ada didepan lebih menarik dari pada Raka."Emang, sejak gue sakit,Rafa ngga pernah sedikitpun njenguk atau nemenin gue disini Rak?" Fara masih setia menatap lurus kedepan.
Raka seolah menggunakan kesempatannya untuk mendekati Fara kembali. "Ahah, njenguk?dia pas lo dibawa kesini juga ngga tau kemana. Tadi aja dia kesini karena ada yang ngabarin,dia selalu deket sama sasya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Comfortable
Fantasy"Aku tidak terlalu paham apa itu nyaman, yang aku tahu setiap kau menatap aku ingin menetap."