Chapter 19

25 1 0
                                    

Tak perlu mengambil pusing tentang pemikiran orang lain terhadapmu. Karena kamu hidup bukan untuk mereka. ~Fara Chelsea

Setiap ajaran baru atau Semester awal. Sekolah SMA plus mengadakan acara promosi Ekstranya masing-masing begitu juga Fara dan teman-temannya. Masalah Fara atau Linda yang akan mnjadi ketua akan dibicarakan setelah Anggota benar-benar kumpul.

Setelah satu hari full Fara mempromosikan Ekstra seni,ia mulai terlihat lelah. Terlebih lagi ia harus berbicara panjang kali lebar disetiap kelas,dan belum tentu  ada yang berminat. Itu yang membuat Fara lelah berkali-kali lipat.

Hari ini,Fara disuruh tante Indah, atau lebih tepatnya ibunya Rafa ke Cafe dekat sekolah karena ada hal yang ingin dibicarakan.

Fara hanya menurut,ia menuju cafe dengan Rafa yang ada disampingnya.

Tepat didepan Cafe,Fara dan Rafa langsung menjelajahi disetiap sudut Cafe mencari keberadaan tante Indah.

Tanpa aba-aba Fara langsung ditarik oleh Rafa dengan pelan. Mungkin karena Rafa sudah menemukannya terlebih dahulu.

Entah tiba-tiba saja Fara mempunyai firasat yang buruk. Setelah melihat ternyata ada Dhiva disamping mama Rafa.

Dhiva tersenyum sinis melihat Fara terkejut,berbeda dengan Rafa yang masih dengan wajah santainya. Ada apa ini?apa yang akan mama Rafa lakukan?

Semua pertanyaan berkecamuk di fikirannya. Ia hanya duduk di samping Dhiva tepatnya didepan Rafa.

Sebelum berbicara,Fara melihat mama Rafa menghela nafasnya dan mulai membuka pembicaraan. "Fara, maaf ya tante ngajak kamu kesini buat minta ijin sama kamu."

Fara heran, apa maksudnya mama Rafa meminta ijin kepadanya?ijin apa?

Seolah mengerti jalan pikiran Fara, mama Rafa melanjutkan bicaranya yang tadi sempat terhenti.

Fara melihat tangannya yang sudah ada di genggaman tangan mama Rafa. Cukup bahagia kedengarannya. Baru pertama kali ini Fara di perlakukan semanis ini oleh mamanya Rafa.

"Kamu tau kan kalo kondisi keuangan mama lagi menurun. Ayah Rafa juga usahanya lagi yah kamu tau sendiri. Jadi mama punya keinginan buat daftarin Rafa ke dunia modelling Far,dan pasangannya Dhiva." 

Ada kekhawatiran yang memancar dari kedua mata mama Rafa. Fara memang hanya gadis polos yang mungkin akan tersentuh hatinya melihat sikap mama Rafa kepadanya.

"Em, kalo menurut tante itu yang terbaik,ya mau gimana lagi tan." Fara tetap menghormati mama Rafa sebagai orang tua Rafa yang tidak mungkin ia bantah perintahnya. Mungkin ini seperti permintaan namun terselip perintah yang mengharuskan Fara memperbolehkan.

Jika ditanya ikhlas atau tidak ya Fara sangat tidak mungkin, karena Fara termasuk orang yang terlalu cemburuan.

Fara melihat Rafa yang menunduk mungkin ia juga terpaksa melakukan hal ini demi keluarganya.

Sedangkan Dhiva ia lihat sedang tersenyum sinis. Tak apalah,Fara akan tetap percaya pada Rafa.

"Makasih buat semuanya yah Far, kamu udah baik cantik lagi." Ucap Dhiva. Dengan senyum yang Fara tau itu hanya senyum palsu.

Munafikk

Fara selalu meneriakan kata-kata itu didalam hatinya.

💋💋💋

Ira hanya bisa terduduk lemas mendengarkan  cacian yang keluar dari mulut neneknya sendiri. Berkali-kali ia mengusap air matanya kasar melihat perlakuan neneknya. Mungkin ini adalah rutinitasnya sekarang,menangis dan selalu mendengar cacian neneknya.

Disekolah Ira Rosemary yang terkenal sinis dan galak hanya bisa pasrah terdiam tak berdaya di bawah tekanan neneknya.

"Pantas saja kau dibuang oleh orang tuamu sendiri, kamu itu memang benar-benar pembawa sial Ira!" Ucap neneknya dengan nada yang tinggi. Demi apapun Ira sudah bosan mendengar kata-kata yang baru saja neneknya ucapkan.

Seolah-olah dia adalah orang yang sangat bersalah disini. Padahal ia juga tidak tau mengapa dirinya seperti ini. Mengapa semua orang seolah menyalahkannya tanpa menjelaskan apa alasan mengapa mereka memperlakukan Ira seolah-olah si pendosa yang mungkin sudah sama sekali tak dapat termaafkan.

Pernah ia berkeinginan kabur dan memulai hidupnya yang baru. Namun ia sadar,itu bukan solusi yang tepat. Ia harus bisa membalas jasa neneknya yang telah merawatnya sampai sebesar ini. Walaupun dengan tekanan yang selalu Ira terima.

💋💋💋

Sore ini,Fara harus menemani Rafa yang harus menghadiri acara peresmian gaun yang ada di salah satu butik ternama. Rafa dan Dhiva harus bersikap seolah mereka adalah pasangan yang baru saja menjalin asmara.

Fara melihat sendiri bagaimana cara Dhiva menggandeng Rafa. Sudah sejak Fara melihat Dhiva,di dadanya seolah ada api yang berusaha ingin keluar.

Namun ia berusaha melenyapkan emosinya dengan memainkan ponselnya dan membaca chat yang dikirim oleh teman-temannya.

"Eh jeng, itu anaknya. Ya ampun Rafa udah gede tambah ganteng aja. Itu yang disebelahnya pacarnya?Ya ampun serasi banget itu." Ucap Fiona teman mama Rafa yang Fara memang mengenalnya karena ia salah satu sahabat mamanya sendiri.

Fara menoleh sebentar sebelum akhinya ia mengabaikan percakapan yang mungkin akan menyakiti hatinya sendiri.

Disini Fara berperan sebagai sahabat Dhiva yang menemani Dhiva dan Rafa, pasangan yang menjadi sorotan kamera saat ini.

Ia hanya bisa menghela nafas kasar disaat mama Rafa selalu membanggak-banggakan Dhiva.

Tidak bisa dibohongi jika saat ini telinganya sangat panas mendengar cerita-cerita hoax yang mama Rafa katakan tentang hubungan Rafa fan dhiva yang sangat manis.

"Tan,Fara mau ngasih minum ke Rafa ya, em kayanya Rafa haus." Ucap Fara sambil menenteng sebotol minuman yang ia beli sebelum ia menghadiri acara ini.

Terlihat jelas bagaimana wajah mama Rafa melihat Fara dengan ketidaksukaannya. Mama Fara juga tidak menggubris ucapannya.

Fara melenggang pergi dan melihat Rafa yang sedang dilap keringatnya oleh Dhiva seperti layakna sepasang kekasih.

Namun ia tetap bersikukuh ada disisi Rafa walaupun banyak orang yang melihatnya tak suka.

"Eh siapa tuh?"

"Asistennya si Rafa sama Dhiva kali."

"Ngapain si dia nyamperin Rafa?ganggu bet dah"

Cacian dan pertanyaan-pertanyaan mulai menghinggapi telinga Fara. Namun ia tak mengambil pusing karena ini memang sudah disiapkam jauh-jauh hari olehnya.

Posisi Fara sudah ada disamping Rafa kali ini. Ia pun menyodorkan sebotol minuman untuk Rafa.

"Ngapain kesini? Nanti kalo orang-orang curiga gimana Far?" Ucap Rafa dengan pelan. Mungkin hanya Fara dan Rafa yang mendengar.

Bukan Kalimat itu yang Fara mau. Fara hanya menjalankan tugasnya sebagai seorang kekasih yang mungkin tak terlihat oleh siapapun.

"Em Fara cuma mau ngasih ini." Ucap Fara seolah-olah ia hanya asisten pribadi Rafa dan Dhiva.

Dhiva berdiri dan mendekat kearah Fara. "Makasih udah kan?gak ada yang mau diomongin lagi?"

Fara tau apa maksudnya. Ia hanya akan memancing pertanyaan dari fans Dhiva dan Fara jika ia lama-lama disini. Bisa jadi mereka menganggap jika Fara adalah orang ketiga. Dari pada Fara dituduh seperti itu,ia langsung melenggang pergi ke tempat duduknya seperti semula.

ComfortableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang