Chapter 6

42 23 3
                                    

Setia?apa hanya bisa aku jumpai di novel-novel yang pernah aku baca sebelumnya? ~Fara

Hari ini Fara berangkat sekolah dengan Rafa. Rafa melihat ada perbedaan di sikap Fara yang tampak murung tidak seperti biasanya. Penampilannya pun tidak secerah biasanya. Wajahnya tampak pucat dan matanya seperti mata panda.

Fara yang melihat Rafa memperhatikan sejak tadi, ia pun memalingkan wajahnya keluar jendela. "Kenapa?kok kaya ngga ada semangat-semangatnya??." Ucap Rafa sambil menggenggam tangan Fara dengan satu tangannya. Namun fokusnya masih ke arah depan.

"Gapapa Raf,cuma lagi nggak mood aja." Ucap Fara dengan senyumnya yang terlihat dipaksakan. Lalu Fara melepas genggaman tangan Rafa dan langsung membuka hp nya yang tadi bergetar.

Rafa melihat kondisi Fara yang terlihat jauh berbeda dengan Fara biasanya. Bibirnya yang biasanya terlihat segar dan berwarna pink kali ini terlihat kering dan pucat,lalu ia berhenti di salah satu toko yang ada di pinggir jalan untuk membelikan Fara minum.

Fara melihat Rafa yang berhenti dan keluar dari mobil tanpa menyampaikan apapun kepada Fara. Fara terlihat masa bodo dengan sikap Rafa,mungkin Rafa butuh sesuatu untuk dibeli.

Ketika sudah 5 menit berlalu Rafa belum juga muncul dari toko itu, Fara berniat menyusul Rafa namun ia mengurungkan niatnya,ia malah sekarang sedang sibuk main hp untuk menghilangkan kejenuhannya.

Tiba-tiba tangan Fara seperti kehilangan keseimbangan sehingga hp nya terjatuh, ia pun langsung mengambil hp nya untuk mengecek apakah ada kerusakan. Fara tidak sengaja melihat banyak kertas yang sudah di tekuk hingga menjadi kecil. Namun kertas-kertas itu banyak tidak hanya satu,mungkin ada sekitar 10 kertas di tempat yang sama.

Saat Fara akan membuka kertasnya tiba-tiba Rafa kembali dengan membawa sebotol air mineral. Fara pun dengan tergesa-gesa langsung menyimpan kertas itu di tasnya.

"Minum dulu gih,bibir kamu kering." Fara menurut,ia pun langsung mengambil air mineral yang sudah disodorkan oleh Rafa tadi.

"Nanti kan pulang sekolah lebih awal,kamu mau pergi bareng aku nggak?" Tanya Rafa

"E...em iya aku mau." Jawab Fara agak gugup. Fara pun kembali melihat ke arah kaca jendela mobil. Namun fikirannya ada di kertas yang ia temukan tadi.

Saat sudah berada di gerbang sekolah Rafa masuk dengan hati-hati karena masih banyak siswa yang berjalan di depannya. Mengingat ini masih jam-jam siswa berangkat.

Rafa langsung memarkirkan mobilnya dan membukakan pintu untuk Fara,seperti biasa. Fara tersenyum dan langsung berdiri disamping Rafa.

"Makasih,aku ke kelas dulu." Fara langsung melenggang pergi tanpa berniat mengucapkan kata-kata untuk Rafa lagi. Namun tiba-tiba Rafa menarik tangan Fara hingga tidak ada jarak diantara mereka .

"Jaga mata jaga hati kamu untuk aku sayang." Rafa berbisik tepat di telinga Fara yang membuat bulu kuduk Fara merinding.

Rafa yang tersadar jika sikapnya membuat Fara terdiam langsung menjaga jarak dan tersenyum lalu pergi kearah kelasnya.

Jantung Fara berdetak tidak menentu, akhirnya ia pergi keruang ganti untuk menetralisir jantungnya dan sekaligus ingin membuka kertas tadi.

Saat melihat kondisi ruang ganti yang sepi Fara tanpa basa-basi mengambil dan membuka nya satu persatu.

Tanda parkir hotel??

Fara kaget,untuk apa rafa ke hotel jika rumah besarnya sangat nyaman? Apa jangan-jangan...

Fara langsung menepis pikirannya, mana mungkin Rafa sebejat itu?.

Lalu Fara menyimpan kertas itu. Namun Fara tidak tinggal diam,ia berniat untuk ke hotel yang ditujukan kertas tadi.

ComfortableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang