Chapter 14

44 17 0
                                    

"Jika kau pergi tanpa alasan. Tolong jangan kembali dengan sebuah penjelasan. Karena aku tak butuh itu!"

Raka seolah menggunakan kesempatannya untuk mendekati Fara kembali. "Ahah, njenguk?dia pas lo dibawa kesini juga ngga tau kemana. Tadi aja dia kesini karena ada yang ngabarin,dia selalu deket sama sasya." Raka tersenyum sinis. Ia akan melakukan apapun untuk mengambil hati gadis yang selama ini selalu menghantui pikirannya.

Fara memilin-milin baju berwarna biru yang sama dengan pasien-pasien disini,untuk menandai bahwa mereka adalah pasien di rumah sakit elite ini. "Padahal gue selalu ngerasa kalo Rafa selalu ada disisi gue. Tapi mimpi emang gak akan pernah jadi nyata.

Raka menggenggam halus tangan gadis yang ada didepannya ini lalu mengecup keningnya dengan sangat hati-hati,takut gadisnya terluka.

Fara mendongakan kepalanya menatap Raka yang masih dengan senyuman yang menempel di bibirnya. Fara belum pernah diperlakukan semanis ini oleh Rafa. Dan sekarang ini,ia malah mendapatkannya dari Raka,mantan pacarnya sendiri.

Raka menyingkirkan rambut yang menutupi penglihatan Fara. "Lo gak perlu ngerasa sendiri Far,ada gue disini yang siap jagain lo,selalu ada disamping lo." Raka memeluk Fara dengan erat seolah tidak mau kehilangan gadisnya untuk yang kedua kalinya.

Fara tersadar,sesakit apapun perasaannya karena Rafa,ia masih milik Rafa. Tidak seharusnya Fara berpelukan dengan laki-laki lain. Fara pun dengan kasar melepas pelukannya dengan Raka.

Raka hanya diam dan mengamati Fara dengan intens.

Namun tidak lama kemudian,
sahabat Fara ,Lisa dan Talitha masuk dan membawa koper yang lumayan besar. Senyum mereka merekah ketika melihat Fara yang sudah kembali tersadar.

Mereka bertiga langsung berpelukan menghiraukan Raka yang sudah dari tadi mencibir mereka.

"Omegat omegat omegat Faraaa lo udah sadar? Gue kangen banget sama lo aaaa." Ucap Talitha dengan nada yang sangat menjijikan bagi Lisa dan Fara.

Lisa menghiraukan ucapan Talitha. Ia sendiri sedang membereskan barang-barang.

"Hari ini lo udah boleh pulang Far, kita langsung pulang ke jakarta. Gue denger Rafa udah pulang dari kemarin." Masih dengan muka datarnya Lisa masih menyibukkan diri membereskan barang-barang.

Berbeda dengan Fara. Hati Fara kaget saat tau Rafa sudah pulang tanpa berpamitan. Talitha yang tau perubahan wajah Fara langsung menyuruh Fara bersiap-siap pulang. "Far, lo siap-siap dulu gih,biasanya kan lama banget dandan syantiknya."

Fara bergegas langsung menuju kamar mandi untuk sekedar cuci muka,dengan bantuan Raka.

Entahlah,hati Fara ragu jika Rafa masih dengan setia menjaga hatinya untuk Fara. Padahal Fara bertahan hanya untuk Rafa. Namun sekarang Raka yang berada disamping Fara, seolah menggantikan posisi Rafa.

Fara melihat Raka yang mau mengangkat tubuhnya yang lumayan berat ke kamar mandi untuk cuci muka.

Perasaan nyaman dirasakan Fara, disaat Raka dengan pelan-pelan mendudukan Fara di tempat duduk yang ada di kamar mandi untuk memudahkan Fara cuci muka.

"Raka, kenapa lo baik sama gue?" Raka mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan yang sangat menggelikan di telinganya.

Raka mengusap kepala Fara dengan gemas. Melihat Fara menggigit bibir bawahnya untuk mengurangi rasa gugupnya. " karena masih ada cinta yang masih bertahan di dalem sini." Raka menunjuk ke dada nya seolah itu adalah hatinya.

Fara tercengang,entah perasaan apa yang hadir kembali disaat Raka dengan lancarnya mengucapkan kalimat yang sangat mengganggu ketenangan fikirannya.

Fara berusaha menstabilkan detak jantungnya yang berdetak tidak sewajarnya.

Sedangkan Raka masih menatap gadis yang ada di depannya ini dalam-dalam seolah dia adalah pemandangan langka.

Fara langsung membersihkan mukanya dan menatap dirinya di pantulan cermin dihadapannya. Fikirannya masih ada di satu titik yaitu Rafa.

Untuk apa Rafa memberinya rasa nyaman jika suatu saat Fara terluka karena rasa nyaman yang Rafa beri.

Jika memang hati Rafa bukan untuk Fara, mengapa dari awal Rafa seolah-olah berjuang untuk mendapatkan cintanya. Apa Fara sudah tidak ada nilainya lagi di hati Rafa.

Jika memang demikian,Fara merasa amat sangat rugi mencintai Rafa dengan tulus. Dengan jiwa dan raganya tanpa ada keraguan di hati Fara.

Fara memang jauh dari kata sempurna, dibandingkan mantan-mantan Rafa.

Tapi bukan berarti ia akan diam dengan semua yang Rafa perbuat untuknya. Fara harus bisa bersikap seolah baik-baik saja tanpa Rafa seperti yang sekarang ini Rafa lakukan.

Cairan hangat membasahi pipi Fara yang sudah agak tirusan karena sudah 1 bulan ia terbaring lemah. Kebutuhan nutrisinya hanya ia dapatkan dari vitamin yang disuntikkan dokter ke dalam tubuhnya.

Raka melihat Fara yang menunduk dan berulang kali mengelap cairan hangat yang ada dipipinya. "Lo gak pantes nangis karena sakit Far, lo pantesnya nangis karena bahagia."

Raka mengusap air mata Fara dengan penuh kelembutan. Jujur saja Fara nyaman dengan apa yang Raka lakukan.

Setelah dirasa tidak ada air mata yang tersisa di mata Fara, tanpa persetujuan, Fara langsung digendong keluar kamar mandi.

Ada senyuman manis terukir di bibir Fara. Namun hanya senyum tipis yang Fara perlihatkan.

Lisa langsung menarik Fara dan merangkul Fara ke arah ranjang dan membantu Fara duduk di ranjangnya.

Entah sejak kapan Lisa sangat tidak menyukai jika fara dekat dengan Raka.

"Mending sekarang langsung ke bandara biar cepet nyampe." Lisa membuka aplikasi yang memang digunakan untuk membeli tiket pesawat online.

Disaat semua sudah siap, Fara Talitha dan Lisa bergegas ke arah bandara.

Mereka keluar dari rumah sakit, karena administrasi sudah diurus oleh Lisa sebelumnya.

Talitha terlihat kepanasan karena sedari tadi belum ada taksi yang lewat yang akan digunakan mereka untuk menuju bandara. "Taksinya liburan kali yah, masa ngga ada satupun yang lewat. Kan inces udah kepanasan."

Lisa hanya memutar bola matanya malas karena ucapan Talitha yang kelewat lebay.

Sedangkan Fara hanya menggelengkan kepala heran dengan sifat kedua sahabatnya yang sangat bertolak belakang.

Jika Lisa sifatnya serius, sama sekali ngga bisa diajak bercanda.

Kalo Talitha lebay nya gak ketulungan.Begitu jika menurut Lisa.

Fara hanya pihak netral. Sifatnya yang ramah dan suka bergaul.

Pernah sekali salah satu teman Rafa yang menggoda Lisa, namun hanya diberi jitakan keras oleh Lisa.

Sadis memang,namun ya itulah Lisa. Entah sejak kapan Lisa berubah menjadi ketus. Lisa yang dulu memang Lisa yang ceria.

Talitha dan Fara tidak mempermasalahkan perubahan Lisa, mungkin Lisa ingin menjadi wanita mandiri namun dengan cara yang salah.

Disaat taksi sudah ada didepan mereka, Talitha langsung menyerobot tempat seperti anak kecil.

Lisa hanya berdecak malas. Berbeda dengan Fara yang hanya terkekeh melihat kelakuan Talitha yang masih seperti anak kecil tanpa melihat jumlah umurnya saat ini.

****
Vote and Comment sangat membantu kawan😊

ComfortableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang