"Tentang ia yang diam-diam aku rindukan." ~Fara Chelsea
Di sore hari yang tampak sangat damai ini, Fara memilih untuk duduk dibawah pohon rindang. Ia sendiri sedang memakan ice cream yang sempat ia beli sebelum pulang sekolah.
Fara disini karena menemani Linda yang memang sedang bertemu dengan kekasihnya yaitu Deni.
Jika ada dua orang yang sedang bertemu ditempat yang seperti ini,pasti yang ketiga adalah setan. Ya Fara tau jika Fara sedang berperan menjadi setan kali ini. Sangat disayangkan sore hari yang sangat syahdu ini Fara habiskan untuk menjadi obat nyamuk.
"Kenapa si?apa salahnya aku ikut ke pameran kuliner?" Ucap Linda yang masih terdengar di indera pendengaran Fara.
Sudah hal yang biasa jika Fara melihat adegan Linda dan Deni yang sedang adu mulut.
Pacar Linda yang sangat kelewat posesif dan Linda si keras kepala.
Jika digambarkan seperti batu dengan kerikilnya. Aish jika Fara sendiri pasti ujung-ujungnya seperti ini. Memikirkan hal yang hanya membuat otak bekerja dua kali lipat.
Fara tak habis pikir jika Linda dan Deni bertemu,pasti ada aja masalah yang membuat mereka bertengkar.
"Far jaga Linda ya jangan sampai dia macem-macem lirik sana-sini." Ucap Deni yang membuat Fara memutar bola matanya malas. Dia pikir Fara ini siapa? Babysitter nya Linda? Dia mengikuti acara pameran kuliner untuk merefresh otak. Bukan untuk menjaga Linda. Heran Fara dengan pemikiran sempit Deni.
Akhirnya setelah melewati perdebatan panjang oleh Deni dan Linda, hasilnya adalah Deni sama sekali tidak mengizinkan Linda untuk ikut ke pemeran kuliner. Alasannya simple yaitu karena pastinya disana banyak cowo-cowo nongkrong yang pastinya bakal godain Linda.
Fara pulang dengan wajah manyun melihat bayang-bayang aneka kuliner diotaknya segera hilang dengan kata-kata Deni.
Ia masih berjalan di pinggiran jalan raya yang masih terlihat sepi. Jalan disekitar sini memang jarang mungkin sama sekali tidak ada yang lewat.
Semilir angin yang begitu memberikan ketenangan, di kota Jakarta, ini juga termasuk dalam kawasan hijau.
Ia baru menyadari jika ibu kota yang ia nilai sebagai kota yang penuh dengan polusi,sekarang ini jauh dari kata polusi.
Bukan disemua kawasan ibukota,namun hanya beberapa tempat yang masih terlihat hijau seperti sekarang ini.
5 menit perjalanan yang Fara tempuh sendirian. Ia memilih untuk jalan kaki,daripada mendengarkan Linda dan Deni yang terus saja berdebat.
Didepan rumahnya yang kelihatannya sangat asri,Fara melihat satu pemandangan yang sangat langka. Pemandangan yang membuat matanya tak berkedip, jantungnya yang bekerja 2 kali lebih cepat, dan entah apa yang dirasakannya.
Laki-laki yang ia rindukan, yang selalu dinanti kabarnya, yang memenuhi otak Fara, kali ini ada didepan rumah Fara. Terlihat ia sedang berbincang-bincang dengan mama Fara yang terlihat sangat begitu akrab.
Dengan tenang, Fara memasuki rumahnya dan berjalan melewati Rafa tanpa permisi atau apapun itu. Fara masih sangat kecewa dengan sikap Rafa yang seenaknya sendiri. Fara akan memberi Rafa pelajaran kali ini.
"Far..
"Mama Fara mau istirahat ya capek abis jalan jauh." Ucap Fara dengan sopan dan langsung mencium pipi mamanya itu.
Rafa hanya bersikap maklum dengan sikap Fara. Ia tau pasti gadisnya sangat kecewa dengan sikapnya tempo hari.
Tanpa sadar mama Fara menarik tangan Fara yang menyebabkan Fara berhenti dan mengurung niatnya untuk langsung pergi kekamar.
Mungkin mereka tidak tau bagaimana reaksi jantung Fara yang keliatan tak normal melihat Rafa sedekat ini. Ia sudah berusaha bersikap tenang namun ia tetap terlihat salah tingkah.
Fara tau jika mama Fara sangat tidak suka Fara bersikap tak sopan dengan tamu maupun temannya.
"Ara sayang ada temenmu ini loh, kamu gak boleh gak sopan kaya gitu. Siapa yang ngajarin kamu jadi seperti itu Ara."
Skakmat!
Fara kicep mendengar mamanya yang memanggilnya dengan nama yang memang hanya keluarga Fara yang tau.
Dan sejak ada kejadian ada gadis yang bernama Ara datang mengganggu Fara dan Rafa pada saat itu, Fara menjadi benci dipanggil Ara.
"Nak Rafa disini dulu sama Ara ya, mama mau kebelakang sebentar ambil minum. Ayo duduk dulu." Ucap mama Fara sembari meninggalkan Fara dan Rafa berdua didepan rumahnya.
"Fara, maaf ya kalo..
"Em maaf ya udah malem. Aku ngga punya banyak waktu, mending sekarang kamu pulang besok sekolah." Usir Fara secara halus. Ia sendiri sudah menyiapkan hatinya untuk setega itu kepada Rafa.
Orang yang selama ini Fara tau sebagai belahan hatinya. Namun untuk apa?padahal Rafa sudah berjanji jika ia memang akan membuat Fara selalu tersenyum. Namun seperti apa yang Fara lihat?Rafa selalu membuat Fara menangis,hatinya sesak, dan cemburu yang tidak bisa diungkapkan lagi.
Apa Rafa masih pantas dipertahankan oleh Fara?
Fara juga ingin bahagia, bukan seperti keadannya ini. Fara sangat benci gadis lemah,namun sekarang ia adalah gadis lemah. Ia benci dirinya sendiri.
Melihat pandangan Rafa yang sayu tak menggentarkan hatinya untuk memberi maaf Rafa.
Ia melenggang pergi dan menutup pintunya. Tak lupa mengunci pintunya dari dalam.
Rasa bersalah?
Tidak Fara tidak punya rasa bersalah sedikitpun. Begitulah hukum alam,yang tersakiti suatu saat akan tersakiti. Entah oleh orang yang disakitinya atau orang lain.
Fara masih ada didepan pintu dengan memejamkan matanya.
"Loh Rafa udah pulang?" Tanya mamah Fara yang melihat Fara menutup pintunya.
"Udah mah, kita tidur aja yah good night."
Cup
Kecupan tak lupa Fara berikan dipipi mamahnya yang masih terlihat mulus di usianya ini.
Mama Fara hanya menggelengkan kepalanya melihat anak pertamanya yang masih sangat Childish.
Sebelumnya,Fara mempunyai adik yang bernama Aluna yang biasa dipanggil Luna.
Ia jarang dirumah karena mengikuti pertukaran pelajar antar SMA.
Luna kelas X di SMA Taruna. Memang Fara dan Luna jarang bersama. Karena Luna yang sangat terobsesi dengan organisasi,jadi ia akan mengikuti semua organisasi dan membuat waktunya berkurang untuk keluarga.
Walaupun dengan keputusan Luna seperti itu,mama Fara dan ayah Fara tetap membiarkan anaknya tumbuh dengan jiwa organisasi.
~~~~~
Sayup-sayup Fara mendengar mobil yang berhenti didepan rumahnya. Ternyata sudah jam 11 malam.
Dan ada suara bel, mungkin pembantu yang ada dirumahnya sudah tidur,jadi Fara berniat membukakan pintunya.
Dengan cekatan,Fara menuruni tangga dan membukakan pintu melihat siapa yang datang ditengah malam yang masih sangat dingin.
Terlebih sepertinya sedang hujan yang sangat lebat,disertai angin yang mungkin agak kencang jadi Fara terlihat menggigil.
Diintipnya dari kaca jendela sebelah pintu,rupanya Luna pulang.
Senyuman tak lupa menghiasi bibir Fara. Namun senyumnya terhenti melihat siapa yang terbaring meringkuk didepan pintu.
****
Siapa yang terbaring?kan Fara udah liat Luna😮
KAMU SEDANG MEMBACA
Comfortable
Fantasi"Aku tidak terlalu paham apa itu nyaman, yang aku tahu setiap kau menatap aku ingin menetap."