Chapter 5

50 26 2
                                    

Deary Fara..
Aku bukan dia. Jangan bandingkan aku dengan dia. Jangan bahas dia didepanku.Aku bukan dia. Jangan puji-puji dia didepanku. Aku tau dia segalanya. Aku tau aku bukanlah dia yang mempunyai segalanya. Aku tau dia yang sempurna,tidak sepertiku. Aku tau dia yang terbaik. Aku sadar aku hanya wanita lemah. Tuhan memang menciptakan kekurangan dan kelemahanku sendiri. Aku bukan dia dan dia bukan aku. Fara Chelsea~

Hari ini,hari dimana seharusnya Fara pergi dengan Rafa ke acara pameran makanan Korea. Namun sekarang ia hanya berdiam diri di kamar karena kenyataannya Rafa ada acara hari ini. Tanding sepakbola. Jadi ia hanya berdiam diri di kamar tanpa ada berniat untuk keluar. Ia sebenarnya sangat ingin mencicipi makanan Korea yang pastinya beragam. Namun apa daya ia tidak ingin membebani Rafa dengan keinginannya.

Fara sedari tadi hanya memutar-mutar ponselnya. Dan menatap lurus kedepan.

Ting

Notifikasi yang muncul membuyarkan lamunan Fara lalu ia menscrool hp nya dan membuka siapa yang mengiriminnya chat. Ternyata chat dari Deni pacar Linda sahabatnya. Ia lalu langsung membuka chat karena ingin tau mengapa Deni melakukan hal yang jarang ia lakukan,biasanya Deni akan mengiriminya chat jika ada hal penting.

Deni : Lo bisa ke Kafe depan rumah lo ngga?gue mau bicara penting,tentang Linda.

Linda?kenapa? Tanpa berfikir panjang Fara langsung bergegas keluar ke arah kafe yang Deni tunjukkan lewat chat.

Di dalam kafe Fara melihat seorang cowo seperti tengah menunggu seseorang. Ya dia adalah Deni,orang yang mengajaknya bertemu.

"Maaf Den,gue telat." Fara langsung menghampiri Deni dan langsung tersenyum ke arah Deni.

"Gapapa Far,makasih waktunya. Duduk dulu Far,oh iya gue pesenin minuman coklat. gue bingung tadi mau pesenin lo apa." Ucap Deni,Deni sepertinya agak canggung karena walaupun Fara dan Deni satu sekolahan. Namun mereka jarang berkomunikasi.

"Okeh makasih Den,btw lo mau ngapain ngajak gue kesini?". Fara mengeluarkan hp nya,ia mainkan sesaat hanya untuk menghilangkan perasaan canggungnya.

"Gue denger, lo jauhin Linda?kenapa ada masalah?." Tanya Deni. Ia lupa jika Ia dan Linda sedang tidak seperti biasanya,ia juga tidak berfikiran jika Deni mengajaknya ke kafe hanya untuk membicarakan masalahnya dengan Linda.

"Jadi lo udah tau Den?gue klarifikasi sebenarnya gue ngga pernah njauhin Linda begitupun sebaliknya Den, tapi gue ngerasa kalo Linda gak bersikap seperti biasanya,sekarang dia berubah Den,dia yang sekarang lebih ngrendahin gue. Oke mungkin lo mau bilang kalo itu cuma sekedar bercanda,tapi gue kenal dia bukan dalam hitungan bulan,tapi tahun. Gue bisa bedain mana yang bercanda dan mana yang serius." Suara Fara serak,ia menahan tangis yang sebentar lagi mungkin akan pecah. Ia mencurahkan seluruh perasaannya yang selama ini ia pendam.

"Tapi gue ngrasa cuma lo yang kebaperan,dia bersikap sewajarnya dan gak ada yang berubah. Hanya saja gue liat kalian jarang berkomunikasi." Jelas Deni,ia masih dengan santainya, ia hanya tidak ingin terbawa emosi.

"Gue tau dia pacar lo,dan apapun penjelasan gue cuma jadi angin lalu buat lo. Gue janji apapun yang ia ragu in dari gue,gue bakal mampu nglewatinnya inget itu Den." Fara melangkah keluar dengan emosi,bukannya ia menyelesaikan masalah, ia malah membuat masalah baru. Terserah apa kata Deni tadi,ia hanya ingin membuktikan kepada Linda bahwa ia juga bisa. Sekarang ia ada di jalanan,entahlah ia belum ingin pulang. Linda memang sahabat satu-satu nya yang dekat dengan Fara saat ini. Namun bukan untuk sekarang.

"Lin, lo ada salam dari nyokap gue."

"Lin kapan-kapan kalo Fara kerumah gue ikut dong, adik gue pengen diajarin nari sama lo."

Potongan kalimat yang dikeluarkan oleh Rafa beberapa hari yang lalu masih terngiang-ngiang di kepala Fara. Memang jika dibandingkan Linda Fara memang tidak ada apa-apa nya.

Linda cantik,modis, pintar,anggun,cantik,dan aktif di segala bidang. Sedangkan Fara, cantik?tidak ada apa-apa nya dibanding Linda. Bahkan waktu Fara dan Linda kerumah Rafa tempo hari lalu sangat terlihat di raut wajah ibu Rafa jika ia menyukai Linda.

Entah perasaan apa yang ada di hati Fara, ia benci,iri namun juga sayang terhadap sahabatnya itu. Linda sudah beberapa kali memenangkan kontes kecantikan, dan nari. Dan sekarang Linda sedang menekuni dunia model, tubuhnya yang berisi sangat mendukung keinginannya saat ini. ia bekerja sama dengan ibu Rafa. Yang otomatis mereka akan sering berkomunikasi.

Linda Rafa Deni adalah salah satu mostWanted yang ada di sekolahnya saat ini. Dan Fara?ia hanya gadis yang beruntung dapat berteman dan berpacaran langsung dengan most wanted di sekolahnya.

Ia dan Linda sebelum ada masalah seperti ini,mereka tidak pernah melepas genggaman tangan jika bepergian maupun hanya sekedar jalan. Setiap hari pasti Fara yang pertama kali merasakan coklat dari fans Linda yang mereka taruh di laci meja Linda.

"Linda, lo cantik."

"Lin ngedate yuk."

"Yah itu siapa si yang disamping Linda,ganggu pemandangan banget."

Ya setiap mereka jalan berdua pasti Linda yang paling banyak mendapat pujian dari kaum adam. Fara mana pernah. Ia juga bingung pada saat Rafa kapten sepak bola mengungkapkan perasaanya. Apa memang benar-benar mencintai?atau hanya untuk pelampiasan saja.

Linda memang mempunyai banyak fans di Sma plus. Setiap pagi Fara yang setia memunguti coklat dan bunga yang tercecer di meja Linda. Namun berbeda dengan beberapa hari ini,Linda nampak asik dengan teman yang lain. Yang notabe nya sama-sama most wanted.

Bahkan Linda sering dijuluki sebagai bidadari nya Sma Plus. Fara jadi minder. Namun bukan itu yang membuat Fara sedikit kesal dengan Linda. Sikap Linda yang sering sekali merendahkan Fara didepan Rafa maupun didepan teman kelasnya. Linda akan menemui Fara jika Linda merasa butuh.

Disaat seperti ini,Fara butuh kedua sahabatnya yang berbeda sekolah, mereka memang tidak kalah cantik dengan Linda. Namun mereka tidak pernah merendahkan Fara seperti Linda merendahkannya.

Fara menyusuri jalanan yang tidak begitu padat, ia menuju ke arah pulang. Memang ia ke kafe tadi jalan kaki,karena kebetulan kafe bersebrangan dengan rumahnya. Namun sejak insiden di kafe ia memilih berjalan disamping jalanan ibu kota tanpa tujuan. Karena hari semakin gelap jadi Fara memutuskan untuk pulang.

Fara meneteskan air mata,ia rindu kedua sahabatnya yang dengan setia menemaninya kemana-mana tanpa ada rasa mengeluh. Yang mau mengerti Fara tanpa Fara meminta. Namun apalah daya mereka terpisah karena perbedaan sekolah. Mereka bertiga pernah berkata perbedaan sekolah ngga mungkin bisa ngehancurin hubungan yang udah 2 tahun dibangun karena ada rasa kasih sayang. Tapi kemana mereka sekarang?mereka disibukkan oleh kegiatan mereka masing-masing.

Itu bukan masalah bagi Fara, Fara ingin Ia dan teman-temannya bisa sukses bersama.kelak~

🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Bonus foto nya linda deh😊Khususon buat curhatan fara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus foto nya linda deh😊
Khususon buat curhatan fara.😊 Stay With Comfortable yak :*
Bintangnyaa kawan😍saran dan kritiknya juga perlu😚

ComfortableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang