Jika kau benci pada seseorang,tak perlu menjadikan ia bahan gosip. Cukup kamu jangan pernah seperti ia yang kau benci. Fara Chelsea~
Rafa mulai mengangguk paham dengan perasaan Fara yang merasa tertekan dengan kemauan ayahnya yang meminta Fara menjadi chef.
Tiba-tiba petugas UKS menghampiri mereka, dan menyuruh untuk keluar jika tidak ada kepentingan.
Berjalan beriringan membuat perasaan Fara menjadi gugup. Sudah lama ia tidak melakukan sesuatu hal bersama Rafa.
Tepat di koridor yang lumayan sepi,karena jam pelajaran masih berlangsung. Fara melihat Lisa yang sepertinya sedang adu mulut dengan Sasya.
Tanpa babibu lagi,Fara langsung menghampiri Lisa bersama Rafa dibelakangnya.
"Udah puas kan?ibu lo udah gak kerja. Mau jadi gelandangan hah?" Sasya terus saja mendorong Lisa yang sepertinya sudah tidak mau melawan Sasya.
Dengan sigap Rafa langsung menarik Sasya,agar tidak melanjutkan perbuatan yang tidak sewajarnya.
Sedangkan Fara langsung menggandeng tangan Lisa dan membawanya ketempat yang lumayan sepi.
Fara menatap Lisa lekat-lekat seperti heran dengan sikap Lisa yang lemah. "Ada apa sama lo Lis. Mana Lisa yang kuat?yang gak akan nyerah apapun keadaannya?"
Hanya menunduk. Itu yang hanya bisa Lisa lakukan. Entah kenapa Lisa masih merasa lemah. "Mulai besok gue ngga sekolah lagi Far, ayah gue bangkrut. Ibu gue tadinya kerja di toko sasya, dan setelah sasya tau itu nyokap gue. Dia langsung mecat nyokap, sekarang darimana gue dapet uang buat sekolah."
Buliran bening membasahi pipi Lisa. Fara langsung mengusap airmata Lisa dengan menggunakan ibu jarinya. Lalu memeluk Lisa,memberikan kekuatan melalui usapan tangannya.
"Lis, nanti kita cari kerjaan buat nyokap lo yah." Fara menggandeng tangan Lisa dan mengajaknya pulang.
Fara memang berangkat kesekolah menaiki mobil yang dihadiahkan ayahnya untuk Fara,karena memenangkan lomba mipa.
Didalam mobil hanya ada keheningan. Fara dan Lisa seolah tidak ada yang mau memecah keheningan.
"Lis, punya kakak enak ngga si?" Entahlah tidak ada angin,tidak ada hujan. Tiba-tiba Fara menanyakan hal yang membuat fikirannya buyar beberapa belakangan ini.
Lisa menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. Lisa menatap intens Fara,melihat apakah Fara benar-benar menanyakan hal yang belum pernah Lisa dengarkan sebelumnya. Namun detik berikutnya ia membalas pertanyaan Fara dengan tenang.
"Ya gimana ya Far, ada suka dukanya. Emang kenapa Far?" Fara mulai mengalirkan cerita tentang bagaimana dia bisa berfikiran jika ia mempunyai seorang kakak yang sengaja disembunyikan oleh kedua orang tua Fara.
"Lo percaya gak si?gue nemuin ini jatuh dari tas sekolah Ira." Fara sangat terlihat antusias,berharap Lisa mau menjawab kekepoan Fara selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Comfortable
Fantasia"Aku tidak terlalu paham apa itu nyaman, yang aku tahu setiap kau menatap aku ingin menetap."