SIBUK

979 171 18
                                    

.

.

.

.

.

Setahu Taehyung, Abang Namjoon itu masih begitu mencintai Min Suga. Terbukti dengan bagaimana manusia itu mengurung diri di apartement sejak enam bulan lalu selepas pernikahan keduanya di batalkan secara sepihak. Ya, sepihak dan Abangnya hanya jadi salah satu pihak yang mengikuti semua dengan diam. Dia sama sekali tak meminta alasan, tak bertanya kenapa, dan tak perduli dengan semua orang ocehkan tentang keduanya.

.

Tapi, tidak perduli bagaimanapun Abang nya menerima uang kompensasi yang dia taksir bisa membeli dua mobil lamborgini itu tak ada seorangpun tahu jika hati Abang nya terluka begitu dalam. Ya, hal itu tampak begitu jelas hingga sekarang.

.

"Abang nggak mampir dulu nih?" Taehyung itu adek yang begitu penyayang, pekerjaannya sebagai guru TK membuatnya begitu menyayangi anak-anak. Nah, anak orang saja dia sayang apalagi anaknya kelak.

.

Abang Namjoon menggeleng, mengusap lembut kepala Taehyung dan menciumnya singkat. "Masuk dan jangan khawatirin Abang, Abang bisa ngatasi semuanya."

.

Ya, Taehyung percaya. Begitu percaya, namun dia tetap tidak bisa meninggalkan Abangnya untuk menyongsong para wartawan yang sudah mengerubungi rumah mereka.

.

Gila, Taehyung saja baru tahu beritanya setengah jam lalu dan sekarang rumahnya sudah dikerubungi wartawan macam begini. Untung Abangnya sudah lama pindah jadi wartawan itu pasti lambat laun akan melipir dengan sendirinya.

.

"Abang jangan lupa bilang kalo ada apa-apa oke!"

.

Namjoon mengangguk, Taehyung melepas seatbelt, mengawasi sekitar, memakai kaca mata hitam dan masker. Oke, persiapan sudah selesai. Dia bisa lewat belakang rumah untuk menghindari kejaran para wartawan.

.

"Abang hati-hati di jalan, jangan ngebut, jangan suka kelayapan, langsung pulang! Bang, dengerin!" pesan Taehyung saat hendak membuka pintu mobil.

.

"Iya, adek abang tersayang. Udahan, cepet keluar!"

.

.

.

.

.

Taehyung buru-buru menyelinap, menutup hampir seluruh wajahnya dan sukses menipu para wartawan yang berjubel di pagar rumahnya.

.

Mengatur nafas serampangan, Taehyung baru saja menormalkan detak jantungnya ketika bunda tiba-tiba saja hadir tepat dihadapan mata. "Astaga Bunda!!!"

.

"Kamu nggak apa-apa sayang? Ada yang baret nggak? Tadi dikejar-kejar nggak? Siapa yang ngaterin sampe rumah? Kok nggak diajak masuk?"

.

Please ya, Taehyung jadi heran sendiri sama bunda. Masih aja sempet ngelantur saat kedaan gawat darurat begini.

.

"Bunda jangan ngaco, Taehyung lewat pintu belakang dan nggak baret seinchi pun." balas Taehyung.

.

"Syukur kalo gitu. Terus yang nganter sampe rumah siapa? Abang?"

.

Anggukan lemah Taehyung menjawab, bunda dan semua kasih yang dia curahkan pada kedua anaknya, dia selalu mengerti keduanya tanpa perlu mereka berbicara, tanpa perlu dia bertanya kenapa, bunda akan merengkuh dan berkata.

.

"Abang bakal baik-baik aja, kan Abangmu lebih serem dari tukang begal. Udah, ayo masuk. Gausah keluar sampe mereka pergi. Ngomong-ngomong bunda tadi beli satu cup ice cream coklat kesukaan Abang, adek mau?"

.

Berbinar cerah, wajah muram Taehyung kini tersenyum. Mengangguk antusias sambil menggeret tangan bunda menuju dapur dimana tempat lemari es penjaga ice cream bersembunyi.

.

Hari ini, hari esok, dan hari selanjutnya mereka akan benar-benar sibuk. Bukan hanya Abang Namjoon, Adek Taehyung serta Kang Mas Jungkook juga akan lebih sibuk dari hari ini.

.

Maka, untuk sekarang coba lupakan saja semua beban yang mengganggu. Abaikan sejenak, tersenyumlah dan berusaha lebih giat agar esok kesibukan yang datang menjadi terlalu enggan atau malah lupa datang.

.

.

.

.

.

[a/n : wahhh... udah kek sinetron belom, udah ya, sekian. Terimakasih, Salam Go Green!! TianLian]

ABANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang