.
.
.
.
.
Ada beberapa hal selalu Jungkook tunggu, beberapa hal semacam hari libur dan waktu untuk bertemu dengan calon ibu dari anak-anaknya kelak aka Kim Taehyung. Jungkook merindukannya dengan begitu banyak namun gara-gara dateline ia harus lekas menyelesaikan tulisannya sebelum dikirim ke editor. Ah, sebagai informasi saja. Jeon Jungkook adalah seorang penulis novel yang cukup berpengaruh dalam dunia jurnalis.
.
Jungkook menghela napas, melihat flip ponsel yang sama sekali tak berubah warna menjadi lebih cerah. Gelap tanpa suara. Jungkook jadi bertanya-tanya apakah Taehyung sama sekali tak merindukannya. Apa yang sedang dilakukan anak itu? Bahkan setelah keluar dari rumah sakit beberapa hari yang lalu Taehyung sama sekali tidak merusuh dalam hidupnya. Jungkook kan kangen dirusuhi. Kenapa bisa Jungkook melabuhkan hati pada manusia tidak peka dan aneh semacam Kim Taehyung itu?
.
Dering ponsel menginterupsi lamunan Jungkook, ia memutar matanya malas saat mendapati nama sang kakek terpampang angkuh di sana. Kakek satu-satunya yang dia punya ini begitu menyayangi Taehyung melebihi rasa sayang sang kakek pada cucunya sendiri. Jungkook jadi curiga apa dia benar-benar cucunya atau malah hanya cucu yang dipungut di depan pagar rumah.
.
"Kenapa Taehyung jarang sekali main ke rumah!?" nah, orang yang dia tanyakan itu juga sedang ada dalam pikiran Jungkook kek. Mengertilah Jungkook juga sedang bertanya-tanya kenapa cucu kesayanganmu itu sama sekali tak menghubungi calon suaminya yang ganteng bin tampan ini selama kurunga lebih dua kali dua puluh empat jam.
.
"Taehyung baru saja keluar rumah sakit kek, dia mungkin belum sembuh benar." Jawab Jungkook dengan lembut. Jungkook itu memang kesal, tapi rasa kesalnya itu toh tidak melampau rasa sayang untuk sang kakek yang menemaninya seumur dia hidup. Jungkook menyayangi kakek, walaupun kakek tampak lebih sayang pada Taehyung sekalipun. Ya, Jungkook sih tak masalah dengan hal itu. Dia sadar sesadar-sadarnya jika kakek memang menginginkan cucu yang lucu dan menyenangkan seperti Taehyung sudah sejak lama. Bahkan pacar-pacar Jungkook sebelumnya tak pernah bisa membuat kakeknya yang terlalu kaku itu bertingkah menggelikan macam ini. Taehyung, pemuda itu memang menakjubkan. Mungkin karena itulah Jungkook secara tak sadar memilihnya.
.
"APA? RUMAH SAKIT!? TAEHYUNGKU SAYANG DARI RUMAH SAKIT?!!!" nah, pemilihan informasi yang salah. Tunggu saja sebetar lagi di akan dalam masalah yang lain.
.
"KAU... DASAR CUCU DURHAKA!! TEGA SEKALI TIDAK MEMBERITAHU KAKEKMU INI KALAU TAEHYUNG SAKIT?!! KAKEK TIDAK MAU TAHU, POKOKNYA KAU HARUS MEMBAWA TAEHYUNG BERTEMU KAKEK ATAU KAKEK SENDIRI YANG AKAN MENCULIK DAN MEMBUJUK TAEHYUNG AGAR TIDAK JADI MENIKAH DENGAN MANUSIA TAK PUNYA HATI SEPERTIMU!!!"
.
Hhh, drama macam apa ini? Jungkook selalu tak habis pikir dengan kakeknya ini. Bisa-bisanya mengumpati cucu satu-satunya keluarga Jeon seperti itu. Jungkook menjauhkan telepon dari telinganya yang berdenging. Menatap jam dinding yang masih menunjuk angka sebelas pagi kurang beberapa menit. Ah, sepertinya Jungkook menemui Taehyung guna membahas banyak hal.
.
"Hm, aku akan memberitahu Taehyung kalau kakek merindukannya. Jungkook tutup dulu teleponnya oke."
.
"HEI JEON JUNGKOOK! JANGAN COBA-COBA MEMBODOHI KAKEKMU INI CUCU DURHAKA─" Tiiiiiiiiit
.
Dengan sengaja Jungkook mematikan telpon, mengirim pesan singkat untuk Taehyung yang kini entah sedang melakukan apa.
.
Tae, sedang apa? Kakek merindukanmu.─Jungkook.
.
Pesan singkat yang sungguh tsundere. Kenapa tidak bilang saja kalau dia juga rindu, halah. Dasar Jeon Jungkook. Beberapa saat kemudian satu pesan melambai padanya. Dengan isi yang tak kalah singkat namun memnimbulkan euphoria berlebih untuk hatinya yang tengah dilanda badai kangen.
.
Taehyung─aku sudah menemukan jodoh untuk Abang!!!
.
.
.
.
.
[a/n : ohohoho... jumpa lagi nih. Ini masih Tian ya, bukan yang lain. Terimakasih loh untuk kalian yang udah mau nyepetin mampir di ff absurd ini. Semoga betah ya, Salam Go Green! TianLian]
