.
.
.
.
.
Rindu-rindu datang saat tubuh itu lara, dalam remang gelap yang membujur bersama detak jam yang masih tekun berputar. Mata tajam itu masih berbinar begitu tajam, menatap ranjang Taehyung yang ada tepat disamping dengan mata sendu lantas baangun dan berdiri dari tempatnya. Semua telah larut dalam buai mimpi. Taehyung serta Jungkook pun telah lama terlelap namun Abang Namjoon tak pernah bisa memejamkan mata ketika semua pikiran tentang bagaimana keadaannya masih saja kerap datang lantas mendobrak dan memporak-porandakan hati serta pikirannya yang tengah kacau balau.
.
Langkahnya selalu berat, Abang Namjoon bahkan mati-matian menyeretnya hanya untuk melihat sosok pucat itu terdiam nyaman dalam buaian alat-alat medis yang kini menopang hidupnya. Min Suga, pemuda cantik itu masih terlelap dalam mimpinya. Bahkan menurut informasi yang dia dapat dari suster-suster yang wara-wiri di kamar rawatnya pemuda itu dinyatakan koma.
.
Lantas, kenapa langkah itu kini malah membawanya masuk kedalam ruang batas yang tak seharusnya dia lintasi. Untuk apa dia diam tergugu menatap wajah pucat pasi yang telah menolaknya. Untuk apa dia disini, untuk apa sebenarnya cintanya ini masih bermuara pada nama yang masih saja sama.
.
“Hei, aku datang.” Untuk kisah mereka yang harusnya tak berakhir penuh drama, “Suga, bagunlah. Bicaralah padaku, berikan semua beban yang membuatmu terluka sedalam ini dan tersenyumlah.” Untuk segenap hati yang masih bertahan walau ribuan kali terhempas, untuk kasih yang tak pernah bisa usai, segalanya…
.
“Maaf, aku masih begitu mencintaimu.” Yang dengan begitu lancang datang, membawa kabar berisi bualan yang terlampau sukar ditampik, diabaikan menjadi delusi yang nyata.
.
Namun, saat gerak samar itu perlahan membisukan. Namjoon tahu dia tak pernah menyesal datang, Suga dan sebagian hatinya yang masih bertahan. Semua hal itu terasa begitu benar, tak perduli jika tubuhnya terdorong oleh perawat serta dokter yang datang menghalangi pandang. Dari sudut yang samar, Namjoon masih bertahan. Menahan senyum bahagia atas kemurahan Tuhan bagi Suga yang selalu ada dalam ruang terkunci dalam hatinya.
.
.
.
.
.
Esok datang, Taehyung masih setengah sadar sedang Jungkook dengan telaten mengusap belek bertebaran di wajah indah sang kekasih dengan begitu sempurnya. Lantas, menyempurnakan semuanya. Bunda tiba membawa rantang dan wajah terkejut yang terlalu menjemukan. Apa lagi sekarang?
.
“MIN SUGA DIRAWAT DILANTAI INI JUGA?!”
.
Hm, ya. Kenapa ya?
.
Apa tidak ada satupun yang tahu tentang hal itu?
.
“BENARKAH?!” tak cukup berteraik, Taehyung malah turun dari ranjang dan memilih menggeret paksa tiang infus bersama Jungkook guna melongokkan wajah menuju luar. Ya, puluhan wartawan itu bergerumbul di depan satu ruang yang bersebelahan dengan ruang mereka. Sial, kenapa Taehyung bisa ketinggalan banyak hal begini hanya karena tidak melihat infotaiment beberapa hari.
.
“Abang tahu ng─”
.
“Abang keluar rumah sakit hari ini.” Abang Namjoon berujar datar, wajah itu tetap begitu tegas. Menatap hamparan langit biru tanpa geming lalu menoleh pada bunda serta Taehyung yang kini terpekur hanya karena senyum singkat yang terasa begitu menyakitkan. “Abang harus pulang.”
.
Jungkook tak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi, dia tak pernah mengerti bagaimana peringai Abang yang sebenarnya. Namun, hanya dengan seulas senyum itu Jungkook rasa dia tahu seberapa besar rasa yang Abang punya bagi Min Suga. Rasanya, rasa itu sebesar rasa yang sekarang dia miliki pada Taehyung atau bahkan jauh lebih besar sebab Abang malah memilih untuk pergi dan melepaskan. Jika itu Jungkook, dia bahkan tak tahu bagaimana bisa dia bernafas jika Taehyung memilih memutuskan meninggalkannya.
.
Abang, Abang memang harus bahagia. Namun, Jungkook masi tak bisa berpikir bagaimana bisa mencarikan jodoh untuknya saat hati itu masih memilih orang lain sebagai pemegang kuasa mutlak.
.
.
.
.
.
[a/n : eaaakkk.. eaakkk… drama aja terus, kkk. Oke. Terimakasih sudah mau mampir. Semoga bahagia, semoga sehat selalu! Salam Go Green! TianLian]
![](https://img.wattpad.com/cover/144955774-288-k162417.jpg)