.
.
.
.
.
Taehyung itu sangat mempercayai Abang tersayang-nya walaupun terkadang Abang memang terlalu durhaka padanya. Ya, dia tetap menyayangi Abang-nya dengan segala tingkah polah bak preman mantan begal yang berhati selembut sutra─ hm, ya. Sutra. Lembut dan mahal itu ya. Bukan yang di pajang didepan kasir mini market yang biasanya bersaing dengan durex dan fiesta- halah, kok tambah ngaco. Pokoknya Taehyung itu sayang keluarga, dia itu memang tipe-tipe anak berbakti yang selalu menuruti apa kata orang tua. Berhubung Abang Namjoon pun bisa dikategorikan dalam tua, maka mau tak mau Taehyung pun menuruti apa kata Abang.
.
Tidak menemui Jungkook sebelum Abang pulang dari rumah sakit.
.
"Bunda, para wartawan sudah hilang? Kok tiba-tiba?" Berjalan melewati pantry dan berakhir disamping Bunda Kim yang tengah mencuci piring. Ada banyak bekas piring didalam bak cucian, kenapa bisa banyak? Pkir Taehyung heran. Lha dirinya saja belum sarapan. "Itu piring bekas apaan bun? Banyak bener."
.
Masi fokus mengusap pantat piring yang bening, Bunda berkata tenang dengan wajah cantiknya. "Ah, tadi bunda habis buatin wartawan yang sedari kemarin nongkrong di depan rumah makanan. Bunda kasian sama mereka."
.
Hm, Bunda memang wanita yang baik kok. Taehyung mengerti. Tapi, kenapa semua pada hilang? Apa mereka sadar jika perbuatan mereka kelewatan? Hm, itu sepertinya tidak mungkin. Lantas, apa mereka tiba-tiba merasa ternyuh dan memilih untuk pulang saja? Lah, itu lebih tidak masuk akal lagi. Jadi, kenapa para wartawan itu tiba-tiba hilang?
.
Mengabaikan pertanyaan-pertanyaan itu, Taehyung memilih diam. Matanya yang cantik berbinar ketika mendapati sepiring mi goreng tergeletak pasrah di meja makan. Hm, bunda memang yang terbaik.
.
Tanpa menunggu lama, tanpa perlu meminta izin ataupun prakata. Taehyung duduk dengan bahagia, tangannya terjulur guna mengambil garpu yang tertata rapi pada tempat mengabaikan lirikan iri sendok yang hanya Taehyung pandang sebelah mata.
.
"Taehyung!" Bunda berteriak memanggil namanya saat satu bongkah mi telah dia kunyah dan berjalan menyusuri kerongkongan. "Apwaa bun?" jawabnya sambil mengunyah.
.
"Bunda minta tolong buangin mi goreng yang ada di meja makan ya."
.
"hm, ya─" tunggu, meja makan? Mi goreng? jadi─ "BUNDA MIE NYA BASI?!" teriak Taehyung horror.
.
Serius, dia sudah memakan nie goreng dihadapannya hampir separuh jalan dan dia baru tahu kalo mie itu basi?! Hell, no. rasanya enak kok. Ga ada sensai basi-basinya.
.
"Taehyung apaan sih, mie nya ga basi nak." Taehyung masih terdiam, matanya masih membola kaget dan mulutnya masih terbuka tak percaya. "Terus, apa?"
.
Bunda datang dengan lap ditangan, wanita cantik berusia hampir setengah abad itu sukses berteriak heboh meliat anak bontotnya duduk dimeja makan dengan garpu di tangan. Sudah dipastikan!
.
"ASTAGA TAEHYUNG MAKAN MIE NYA?!"
.
"I─iya, kan nggak sengaja. ke─kenapa, rasanya nggak basi kok." Cicit ketakutan Taehyung makin membuat Bunda Kim kelabakan, astaga, astaga, astaga Taehyung!!
.
"MIE NYA BUNDA KASIH OBAT PENCAHAR NAK, AYO MUNTAHIN!! CEPET MUNTAHIN!!!"
.
Nah, sekarang terjawablah sudah pertanyaan Taehyung tentang kenapa para wartawan itu menghilang. Kenapa banyak piring kotor berhamburan, kenapa bunda nya yang begitu baik hati itu begitu kreatif dengan mencampur mie goreng bersama obat pencahar. Astaga, Taehyung sekarang tahu bagaimana Abang nya yang baik hati itu bisa licik dalam waktu yang bersamaan.
.
Bunda!!!
.
.
.
.
.
[a/n : heheh, ada yang nunggu ga nih? Jangan ditunggu deh, work ini isinya lebih unfaedah lagi untuk kedepannya. Oke, sekian. Terimakasih. Salam Go Green! TianLian]
