9. Kebenaran dan Terluka

1.7K 90 19
                                    

3 hari kemudian mama Anis sudah diijinkan pulang. Tentu saja setelah MEMAKSA dokter untuk itu. Karena seharusnya mama harus berada di rumah sakit seminggu lagi. Mondy dan raya tak bisa berbuat banyak. Mereka hanya bisa menurut pada keinginan mamanya. Tapi tentu bukan tanpa usaha. Mondy tentu sudah sangat berusaha agar sang mama tetap dirawat di rumah sakit.
Namun jawaban mama Anis kala itu lagi-lagi membuat ia hanya mampu diam

"Untuk apa berada di rumah sakit lebih lama..toh mama sudah merasa sehat. Lagipula mama sudah tidak sabar ingin ikut mempersiapkan pernikahan kalian..mama janji akan membuat pernikahan kalian menjadi spesial"

"Tapi kan ma.. pernikahan itu bisa diundur, lagipula kesehatan mama lebih penting. Mama ingat kan apa kata dokter"mondy masih coba bernegosiasi

"Mama sudah sehat kok.. mama bisa merasakannya. Ini kan tubuh mama. Kalau masalah dokter..mama janji tidak akan terlalu lelah dan meminum obat sesuai perintahnya. Kalau perlu nanti mama telpon dokter pribadi keluarga kita untuk datang ke rumah setiap hari untuk memastikan kondisi mama. Jadi pernikahan kalian tetap bisa terlaksana sesuai dengan tanggal yang telah kita tentukan".
Mondy mengerutu dalam hati "kita... bukankah mama yang seenaknya menentukan tanggal pernikahan" 

"Sudahlah.. biarkan mama pulang..ucap mama Anis "raya tolong panggilkan dokter dan perawat kemari.. biar mama sendiri yang bicara dengannya"pinta mama Anis

Raya menatap mondy dengan pandangan meminta bantuan. Tapi mondy hanya balik menatap padanya dengan wajah pasrah dan kesal. Membuat raya tau tak ada lagi yang dapat mereka lakukan. Jadilah ia hanya mengangguk dan berlalu pergi ke ruang dokter
Setelah kepergian raya. Mama Anis menatap mondy yang masih menatapnya kesal "Mon..kamu urus administrasi rumah sakit.. biar bisa cepat pulang" perintah mama Anis
Namun mondy hanya diam tak juga beranjak pergi membuat mama Anis bertanya "kenapa.. kamu tak mau mengurus administrasi rumah sakit mama"Ucap mama Anis yang lagi-lagi hanya mendapat diam dari mondy
"Yasudah mama akan mengurusnya sendiri"ucap mama Anis siap turun dari tempat tidur.

"Biar mondy aja"Ucap mondy sebelum mama Anis menjejalkan kakinya ke lantai. Mondy segera pergi.
Membuat mama Anis tertawa kecil melihat tingkah mondy yang seperti anak kecil

Entah bagaimana caranya akhirnya mama Anis berhasil mendapat ijin untuk pulang dari rumah sakit. Dan tentu saja hal itu membuat sang mama tersenyum senang berbeda dengan kedua anaknya yang tampak sedih dan kesal.

Setelah selesai berbenah kini raya mondy dan mama Anis yang didorong raya dengan kursi roda berjalan menyusuri lorong rumah sakit untuk menuju tempat parkir rumah sakit untuk menuju mobil mondy dan pulang.

"Raya Mondy"ucap Arthur saat tak sengaja berpapasan dengan raya Mondy serta mama anis

"Arthur"raya terkejut.
Arthur tersenyum pada raya dan menunduk menyapa mama Anis

"selamat sore Tante"sapa Arthur sopan

"Ah..sore nak Arthur"

"Tante sudah boleh pulang"tanya Arthur
"Ya.. Alhamdulillah nak Arthur. Tante sudah sehat. Jadi Tante sudah diijinkan pulang oleh dokter"

"Ah syukurlah kalau begitu.. saya ikut senang"Arthur tersenyum ramah

"Ya terimakasih nak Arthur"jawab mama Anis
Mama Anis lalu menatap raya "Ray?"

"Iya ma"

"Ayo cepat kita pulang..mama ingin istirahat"ucap mama Anis

"Iya ma"

Drrtt..

Baru akan melangkah tiba-tiba ponsel Mondy berdering "sebentar ma..ada telpon dari kantor"kata Mondy berjalan agak menjauh dari raya Arthur dan mama Anis

Selamat TinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang