12. Backstreet dan rencana

1.9K 99 40
                                    

#1 Minggu setelah dari Paris

Raya terbangun karena sinar matahari yang masuk kedalam kamarnya. Perlahan ia membuka matanya. Sedikit menggeliat "sudah pagi"gumamnya

Ia lalu mendongakkan kepalanya keatas menatap wajah seorang pria yang masih memejamkan matanya.  Setelah menatap beberapa menit Raya beralih bangun dan turun  dengan hati-hati agar tak membangunkan orang disampingnya.
Kemudian berjalan menuju kamar mandi. Ingin mencuci muka dan sikat gigi baru memasak untuk sarapan.

Mondy turun kebawah dengan penampilannya yang sudah rapi. Ia lalu melangkah menuju dapur dan tersenyum melihat raya yang masih sibuk menata hasil masakannya di atas meja

Perlahan Mondy mendekat "ah kak makanannya sudah siap..ayo kita sarapan"ajak raya saat melihat Mondy

Mondy lalu menarik kursi untuk duduk. Sementara raya sibuk mengambilkan makanan untuk Mondy

"Aku ganti baju dulu"ucap raya berlalu ke kamar setelah mengambilkan Mondy sarapan

Raya masuk kekamar lalu mengambil setelan kerjaannya dari dalam lemari dengan cepat ia melepas pakaian yang ia gunakan untuk memasak tadi. Agak sedikit aneh memang. Jika biasanya para wanita khususnya ibu-ibu lebih memilih memasak dulu baru mandi namun raya kebalikannya. Ia mandi dulu baru memasak.

Setelah selesai bersiap. Raya berjalan ke arah ranjang dan duduk di tepinya. Dengan perlahan raya meraih tasnya. Yang ia letakkan di atas meja nakas.ia  Mengambil botol kecil yang mirip botol obat dari dalam tasnya.
Membukanya dan mengeluarkan satu buah kapsul berwarna putih lalu meminumnya dengan air dalam gelas yang juga tersedia di atas meja nakas.

Jika ada yang bertanya obat apa itu dan mengapa raya minumnya didalam kamar?

Jawabannya adalah obat itu obat pencegah kehamilan yang memang baru raya beli kemarin tanpa sepengetahuan mondy

Raya memiliki alasan tersendiri mengapa ia meminum obat itu. Karena ia tak ingin hamil atau lebih tepatnya ia tak ingin hamil anak dari Mondy sebelum ia bisa memastikan bagaimana perasaan Mondy terhadapnya

Sejak pulang dari Paris. Raya dan Mondy memang sepakat untuk mencoba menjalankan pernikahan ini. Yang artinya mereka mencoba menjadi suami maupun istri sebagai mana mestinya.

Meski canggung di awal. Apalagi saat mereka harus tidur bersama dalam satu ranjang. Namun lambat laun rasa canggung itu sirna. Mereka kini atau lebih tepatnya Mondy sudah terbiasa saling memeluk, mencium atau bahkan lebih. Dan mereka tak bisa  .

Walaupun begitu tak pernah ada uangkapan cinta yang terlontar dari mulut  keduanya. Entahlah mungkin raya belum siap atau mungkin tidak pernah siap. Meski nyatanya ia sudah membuka hatinya untuk Mondy. Walau nama Arthur sampai kini masih tersimpan di sudut hatinya tersendiri begitu pula dengan Mondy. Mondy juga memiliki tempat tersendiri di hatinya.

Tapi kini raya tau diantara kedua laki-laki itu siapa yang kini ia cintai

Ckklekk

"Kenapa lama sekali.."tanya Mondy

Ia memutuskan menyusul raya kekamar karena raya tak juga turun.

"Ah..maaf kak..tadi aku dandan dulu sebentar.."ucap raya sedikit gugup. Ia cepat-cepat memasukkan obat pencegah kehamilan itu kedalam tas. Berharap Mondy tak melihat.

"Obat apa itu?"

Terlambat Mondy sudah melihatnya.

"Emm..ini hanya vitamin kak"jawab raya

"Vitamin?"Mondy mengenyitkan dahinya
Meski ia bukan dokter. Mondy tau obat itu bukan vitamin. Itu pasti obat lain

Mondy ingin bertanya lebih jauh. Tapi melihat tatapan memohon yang raya pancarkan dari matanya.

Selamat TinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang