"Mianhae Seokjin..."
Jungkook telah mengayunkan tongkat baseball nya ke arah Seokjin. Seokjin pun yang melihatnya langsung memejamkan matanya, berharap seseorang dapat menghentikan ini semua.
"Namjoon, pesawatmu sudah tiba dan siap diberangkatkan" Suara Hoseok memecah ketegangan diruangan itu. Jungkook pun langsung menoleh dan menghentikan aksinya.
Namjoon berdiri dari tempatnya dan menghampiri Seokjin. Dia meraih pipi Seokjin yang sudah basah karena air mata.
"Kita lanjutkan lagi dilain waktu sayang. Aku harap kau bisa merenungkan dirimu dan sadar siapa dirimu disini" Ucap Namjoon lalu pergi dari ruangan itu.
Setelah kepergian Namjoon, Jungkook pun juga langsung berlalu dan meninggalkan Seokjin. Saat meninggalkan tempat itu, Jungkook sempat berpapasan dengan Hoseok dan melihat wajah Hoseok yang tersenyum kepadanya.
Beberapa bodyguard lainnya juga ikut pergi dari situ, dan menyisakan Seokjin seorang diri.
Seokjin yang masih duduk diatas lantai yang dingin itu pun masih terisak. Dia meremas ujung lengan bajunya kala melampiaskan ketakutan dihatinya.
Sebenarnya dia tidak takut untuk mati ataupun disakiti oleh Jungkook. Seokjin hanya takut, jika Namjoon benar-benar akan melakukan sesuatu yang lebih buruk pada Jungkook. Sebisa mungkin Seokjin harus mencegah itu semua, walaupun dia harus mengorbankan nyawanya sendiri.
.
.
.
Jungkook sekarang sedang berada di bawah shower yang menyirami tubuh telanjangnya. Tangannya mengepal keras, lalu menonjokkan kepalan tangannya itu ke dinding kamar mandi. Dia meluapkan segala emosinya pada dinding yang tak bersalah itu, hingga tanpa sadar tangannya mengeluarkan darah segar akibat pukulannya sendiri.
"Apa yang harus aku lakukan untuk menyelamatkanmu Seokjin?"
"Apa aku harus membunuh Namjoon untuk mengeluarkanmu dari neraka ini?"
Setelah memakan waktu cukup lama dikamar mandi, akhirnya Jungkook keluar dan berencana untuk memeriksa keadaan Seokjin.
Dia berjalan memasuki area rumah mewah Namjoon. Tiba-tiba seseorang memanggilnya.
"Jungkook, akhirnya aku menemukanmu. Aku mencarimu kemana-mana" Sapa Hoseok sambil berjalan menuju Jungkook.
Jungkook menunduk untuk memberi salam kepada Hoseok.
"Belajarlah untuk tidak seformal itu padaku, bisa tidak? Aku terus terang tidak nyaman dengan sikap formalmu padaku"
"Saya hanya tidak ingin melanggar aturan" Jawab Jungkook.
"Kau orang yang keras kepala juga ya. Baiklah, terserah kamu saja. Ada hal yang aku ingin tanyakan padamu"
Jungkook menyeritkan alisnya. Dari raut wajah Hoseok, sepertinya dia ingin membahas mengenai Seokjin, dan Jungkook belum siap untuk membicarakan hal ini. Terlebih lagi pada orang lain yang jelas-jelas merupakan tangan kanan Namjoon.
"Jika bukan tentang pekerjaan, saya permisi dulu" Ucap Jungkook yang menundukkan kepalanya dan berlau.
Tetapi belum sempat melangkahkan kakinya, tangan Hoseok menghentikan bahunya.
"Ini lebih penting dari pekerjaan, dan menyangkut tentang nyawamu.... Dan nyawa Seokjin" Jelas Hoseok membuat Jungkook membulatkan matanya.
Hoseok melihat sekelilingnya yang masih terdapat banyak bodyguard.
"Sepertinya kita butuh tempat yang lebih privat, Jungkook" Ucap Hoseok.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Can't Love [ NamJin X JinKook ]
FanfictionNamjoon adalah ketua mafia yang terkenal di Seoul. Tidak ada yang berani melawannya, bahkan kelompok mafia pun takut untuk berurusan dengannya. Dia terkenal dengan sifat kejamnya yang tidak sungkan untuk membunuh seseorang, jika dia tidak suka. Namj...