Chap 8

3.3K 316 61
                                    

Jungkook dibawa oleh beberapa bodyguard Namjoon ke sebuah basement. Namjoon memerintahkan mereka untuk memberi hukuman kepada Jungkook, dengan cara mereka sendiri, yaitu memukulinya hingga babak belur. Ini memang menjadi aturan sejak dulu dalam geng mafia Namjoon.

Jungkook pun tidak melawan dan menerima pukulan demi pukulan yang diberikan. Dia rela mendapatkan hukuman ini. Dia juga tidak menyalahkan Seokjin, justru Jungkook bersyukur bisa memberikan sedikit kebahagiaan kepada Seokjin tadi siang. Membayangkan wajah bahagia Seokjin saat makan es krim, membuat Jungkook melupakan rasa sakitnya di sekujur tubuhnya.

----------------------

Pada tengah malam, Seokjin beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke dapur. Awalnya dia hanya mengambil segelas air, mungkin untuk mengalihkan perhatian beberapa bodyguard yang mengawasinya. Setelah Seokjin melihat ke arah bodyguardnya yang telah pergi, dia berjalan ke arah paviliyun dimana Jungkook tinggal.

Seokjin berjalan mengendap-ngendap, dan akhirnya sampai di depan pintu kamar Jungkook. Dia membuka perlahan pintu kamar tersebut, tanpa mengetuk terlebih dahulu, karena tidak ingin menimbulkan suara. Seokjin melihat Jungkook yang sedang telanjang dibagian atas, dan sedang mengobati luka-luka memarnya.

Jungkook tidak menyadari kehadiran Seokjin, Karena Seokjin sendiri tidak menimbulkan suara apapun saat masuk.

"K-kau.... Tidak apa-apa?" Tanya Seokjin. Hal ini sontak membuat Jungkok terkejut dan menjatuhkan perban yang sedang dia balutkan di perutnya. Jungkook hendak mengambil perban tersebut, tetapi mengingat bahwa perutnya masih terdapat memar dan membuat dia mengeluarkan sedikit rintihan.

"Argh...."

Akhirnya Seokjin lah yang mengambil perban itu.

Keheningan tiba-tiba menaungi diantara mereka. Seokjin tidak berbicara apa-apa dan hanya beridiri, sambil menundukkan kepalanya. Jungkook pun juga salah tingkah dan gugup.

"Tuan muda, kenapa anda disini? Maaf membuat anda melihat keadaan saya seperti ini" Ucap Jungkook.

Seokjin masih diam dan tidak menjawab. Dia masih menundukkan kepalanya.

Tiba-tiba saja isakan kecil keluar dari mulut Seokjin. Dia menangis di depan Jungkook.

"Tuan... anda menangis?" Tanya Jungkook.

"M-maafkan *hiks* a-aku *hiks*....."

"hushhh.... Tidak apa-apa tuan. Ini bukan salah anda."

Seokjin akhirnya menatap Jungkook. Dia melihat wajah Jungkook yang babak belur itu. Tangannya perlahan terangkat dan menyentuh wajah Jungkook.

Dia meraba dengan perlahan memar-memar di muka Jungkook. Jungkook pun mengerutkan alisnya ketika tangan Seokjin menyentuh lukanya.

"Apakah sakit sekali?" Tanya Seokjin.

Jungkook menggeleng. Dia terus manatap Seokjin yang masih meratapi luka-luka di mukanya. Tanpa sadar Jungkook malah tersenyum.

"Ini semua salahku.... M-maaf..."

"Sudah saya katakan, ini bukan salah tuan. Lihat..... bibir tuan saja juga terluka" Jungkook segera mengambil obat oles di kotak P3K nya dan mengoleskan obat itu perlahan di bibir Seokjin.

Setelah selesai Jungkook membereskan semua perlengkapan obat-obat yang belum selesai untuk merawat lukanya.

"Lukamu..... belum selesai di obati...." Ucap Seokjin.

"Nanti saja tuan. Sekarang lebih baik anda kembali ke kamar. Anda tidak ingin kena masalah lagi kan?"

Akhirnya pun Seokjin menuruti perkataan Jungkook. Dia kembali ke kamarnya dengan selamat tanpa diketahui siapa pun.

We Can't Love [ NamJin X JinKook ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang