Chapter 11

3.8K 412 4
                                    

Setelah sampai (name) dengan kasar menaruh dokumen yang dibawanya ditempat yang diperintah oleh Hanji. Tanpa sadar dirinya diperhatikan oleh Hanji sedari tadi. "ada apa dengan jalanmu yang aneh itu (name)? " kata Hanji yang mulai menghampiri. (Name) hanya menggeleng sambil menahan pinggangnya yang masih terasa nyeri. "aku baik-baik saja Hanji-san tidak apa-apa.. " namun, selanjutnya (name)  mulai merasakan kakinya tidak bisa digerakkan.

Hanji semakin menatap aneh dan detik berikutnya (name) terjatuh dengan tangannya yang menjadi tumpuannya. "(name)!" Hanji segera membantunya duduk. Dirinya yang masih merasakan sakit hanya berfokus pada pinggangnya yang terasa semakin nyeri. "akan kuceritakan tapi, tolong aku dulu Hanji-san" pintanya dan dirinya membawa (name) segera keruang kesehatan. Lalu, (name) bercerita setelah dirinya dibawa kembali keruangan Hanji.

"...kau tahu (name) jika, Levi mendengarnya dia AKAN MARAH kepadamu" katanya memberi penekanan. "untuk sekarang sebaiknya kau segera istirahat" titah Hanji dan membawa (name) keruangannya. Setelahnya dengan tenang (name) dapat beristirahat.

keesokannya (name) sudah disuruh oleh sikapten cebol itu. Tentunya (name) berakting didepannya. Kini (name) diruangannya dengan membawa secangkir kopi yang dipinta.

Tok tok tok

Suara pintu yang diketuk "masuklah...." (name) masuk dan menaruh secangkir kopi dimeja dekat lemarinya.

(Name) menatap kaptennya dengan wajah yang cemas dan kini berubah berpikir keras. "haicho, aku mau kembali..." rancau (name) pelan takut mengganggu waktu sang empu. "hmn..." sautnya dan (name) segera pergi dari tempatnya. (Name) berjalan berkeliling kota sambil melihat sekitar dirinya menatap seseorang bocah kecil yang menangis dibawah pohon. "apa yang kau lakukan disini?" tanyanya lembut dan menggendongnya menuju pos kota.

Sambil menenangkan bocah itu (name) mengajaknya bercanda gurau alhasil dirinya tertawa sekarang. (Name) ikut tersenyum melihatnya. (Name), dirinya melihat seorang pasukan militer yang sedang berbicara dengan seorang wanita. Dengan segera (name) menghampirinya.

"tolonglah diriku... Ku-kuumohon tolonglah diriku.."

"maaf apakah anda mencari seorang anak?"

"..."

"bisakah kau lepaskan peganganmu? Nyonya.."

"..?.."

"ano,.."

"...mama"

"Carl?.."

"mama!"

"terima kasih..terima kasih"

"aku menemukannya menangis dekat perbatasan"

"oh.."

"kalau begitu kami permisi dulu nona dan terima kasih atas pertolonganmu"

"..iya"

"..."

(Name) menatap jauh dan setelahnya dirinya melanjutkan perjalanannya. Disebuah gang yang kecil (name) melihat orang yang selama ini mengganggu pikirannya.

"kita singkirkan dulu dirinya"

"..tidak, lebih baik kita lihat dulu kemampuannya"

"kalau menurutku lebih baik dia dibunuh"

"jika kau melakukan itu kau akan ditangkap"

"aku bisa membuat mereka menyatu dengan tanah"

"kau yakin dengan ini?"

"...Annie, sebaiknya kau urungkan niatmu"

"..."

"Annie?..."

BRUAGHK

"..."

"..."

Meong~

"...aku kira tadi orang.."

(Name) berlari kencang menghindar pukulan seseorang yang sangat menakutkan baginya dan kini dirinya dengan lega dapat menenangkan jantungnya yang berpompa sangat cepat. Dirinya menatap sekitar memastikan keadaan hingga seseorang menutup matanya dan membawanya layaknya tahanan kesuatu tempat.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.
Sampai disini dulu y ditunggu aja kelanjutannya see you~

Don't Makes Me Difficult BratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang