Levi menatap buku diari yang Hanji berikan. Dirinya akan tertawa jika membaca lagi. Hah, jangan salahkan dia ketika selama ini ternyata (name) itu seorang pencemburu berat. Apalagi dengan semua curhatan yang ditulisnya di dalam buku.
Levi berjalan dengan tenang di koridor menuju ruangan Hanji. Hari ini dirinya tidak bekerja oleh karenannya dirinya menikmati waktu senggangnya dengan baju sederhananya. Ketika akan membuka pintu keluarlah Hanji beserta Erwin dengan keduanya tertawa. Erwin yang melihat segera menoleh, "Oh, Levi apa yang kau lakukan disini?" Levi berjalan dan memberikan kertas dan setelahnya meninggalkan mereka berdua.
Lalu ketika sedang berjalan mengelilingi ruangan yang lain dirinya melihat (name) yang dengan susah payah menggapai sebuah buku. Segera Levi memasuki ruangan itu. Dengan perlahan mendekati (name). Sayangnya hal itu membuat (name) yang membelakangi Levi terkejut hingga membuat keseimbangannya goyah.
Levi segera menangkap dan tentu saja hal itu berhasil dilakukannya. "Apa yang kau cari ditumpukan buku?" (Name) menggeleng dan kembali mencarinya. "Bukan hal penting." Levi menghela nafas dan menunjukan buku itu pada (name) tentu saja dia terkejut bahkan kini dengan tajam matanya menatap buku di pegang Levi.
"Dari mana haicho dapat buku itu?" Saat (name) akan mengambilnya Levi menjauhkannya. "Jawab pertanyaanku dulu," (name) menelan ludah dengan gugup. "Sejak kapan kau menyimpan rasa padaku?" Bukan menjawab (name) malah terdiam. "Kalau begitu ganti pertanyaan. Kau cemburu aku ditunangkan dengan Petra?" Levi dapat melihat pipi (name) yang mulai memerah.
(Name) kembali tidak menjawab. Levi menghela nafas kasar. "Kau cemburu dengan ku yang terlalu dekat dengan Petra. Lalu, jika saat ini aku masih memiliki perasaan padanya apa yang akan kau lakukan?" (Name) tidak menjawab melainkan mencoba merebut buku pribadinya dari Levi. Semakin dicobanya semakin susah dengan wajah yang sangat merah (name) menjerit dan membuat Levi terkejut.
Levi kini dapat mendengar nafas (nane) yang tersenggal. "Bodoh." Diusapnya kepala (name) dan dirinya memberikan buku padanya. "Kau itu jika cemburu dan kau tidak mengutarakannya aku tentu saja tidak mengerti. Hei, lagi pula kalau kau sudah lama menyukaiku kenapa kau tidak berani berkata padaku." (Name) semakin menggenggam bukunya erat.
Levi memeluknya dan setelahnya mencium pucuk kepala (name). "Kurasa aku memang melanggar janjiku." (Name) menoleh, "dan sebentar lagi juga janji itu aku ingkari." (Name) semakin bingung dibuatnya. "Janji apa?" Tanya (name) dan Levi tersenyum. "Kau tahu janji itu lagi pula ada di dalam buku itu." (name) semakin bingung dibuatnya. Lalu Levi tersenyum, "Bersiaplah saat hari itu tiba." Setelahnya Levi mengecup bibir (name) sekilas dan pergi meninggalkannya.
Selamat tahun baru 2020🎉🎉
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Makes Me Difficult Brat
Fanfictioncerita yang terinspirasi dari seseorang . . . kisah dimana seorang gadis harus menghadapi kenyataan pahit yang menimpanya dengan mengorbankan perasaannya sendiri demi melindungi orang yang dicintainya . . . . romance, levi, ackerman, levixreader, fa...