"Jadi?"
"Maaf sebelumnya, tapi apa kau bertunangan dengan Ral?" bisik Hanji kepada Levi.
"..."
"Levi, jawab"
"Aku ditunangkan bukan bertunangan, lagi pula kau tahu sumpah yang ku buat"
"Aku hanya kaget saja mendengar kau dan Ral ditunangkan"
"Tahu dari mana kau soal pertunangan ini? "
"Seorang prajurit melihatnya dan menceritakan padaku"
"Siapa? "
"Entahlah aku tidak tahu namanya, tapi dia seorang prajurit baru"
"Aku tidak menanggapinya dia bukan tipe ku"
"Jadi kau suka tipe perempuan seperti apa?"
"Manis..." Levi segera pergi dari hadapan Hanji membuat wanita itu menutup hidungnya yang mengeluarkan darah.
Esok harinya Levi terbangun masih dengan pemikiran kemarin tentang wanita tipenya. Dilain sisi dirinya kesal menceritakan hal ini pada Hanji, tapi dilain sisi yang lain dirinya lebih tersiksa dengan pemikirannya yang terus menerus menyembunyikan keinginannya yang diharapkan dirinya saat ini hanya satu hal, kemenangan yang diraih oleh tangannya sendiri. Namun, itu hanya sebagian kecil dari impiannya. Impian yang sesungguhnya berada dilubuk hatinya yang paling dalam.
.
.
.
...
Sial, kenapa aku bisa berkata seperti itu. Aku tidak menyangka jika aku mengatakannya tapi, aku memang serius soal tipe wanita yang ku suka. Aku lebih suka wanita berwajah manis, tidak menghianati ku, selalu tersenyum, memiliki hati yang kuat, tangguh dan rapi serta sedikit tinggi dari diri ku. Aku benci mengakuinya jika selama ini aku selalu berdebar-debar ketika bersama (name).
Sial, tidak ku sangka aku memiliki perasaan padanya. Gadis yang menyebalkan dan keras kepala yang membuat ku merasa bersalah adalah hal kemarin. Tanpa sadar aku memarahinya dan memaki-makinya tanpa ampun. Membuat ku merasa bersalah dan menyesal, kini dirinya sakit dan membuat ku tidak melakukan apa-apa.
Aku memutuskan pergi ke kantorku setelah aku bersiap. Ketika sampai aku dikagetkan oleh keberadaan Erwin yang melihat dokuman ku. Setelah menutup pintu aku menuju kearahnya.
"Ku pikir kau orang yang berkepala dingin"
"Yang benar saja, jika aku orang seperti itu sudah dari dulu tempat ini hancur"
"Ada sesuatu yang ingin kau lakukan untuk ku"
"Apa? "
"Tapi, sebelum itu tolong jelaskan tentang pertunanganmu"
"Jangan bilang kau diberitahu oleh kecamata sialan itu"
"Tepat"
"Dasar kau Hanji..."
.
.
.
Setelah aku menceritakan pada Erwin kami berdua melakukan pemeriksaan dibeberapa sudut desa. Tepat disalah satu bagian desa, kami melihat hal yang tidak kami duga sebelumnya. Prajurit bawahan bagian kepolisian merampas belanjaan seorang wanita hamil? Yang benar saja. Jadi ini yang namanya kepolisian? "Oh, ini yang dilakukan oleh kepolisian?" tanya ku dengan tiba-tiba membuat mereka menoleh menatap ku dan Erwin.
"Siapa yang mengajari kalian huh! " ku lontarkan sebuah pertanyaan lagi kepada mereka dan hasilnya mereka lari ketakutan meninggalkan wanita itu sendirian terduduk ditanah. Aku dan Erwin mengahampiri wanita itu dan menolongnya. Mengingat masalah tadi aku ingin menanyakan sesuatu pada wanita itu tapi Erwin mendahului ku. Wanita itu bercerita jika akhir-akhir ini keamanan kurang dijaga. Wanita itu mengatakan jika dirinya sering melihat kepolisian kebanyakan minum dan bersenang-senang.
Setelah diberi tahu wanita itu kami berdua memutuskan pamit meninggalkannya dan kini kebosanan melandaku lagi. "Kenapa Levi?" aku menoleh ketika Erwin memanggil ku. "Tidak ada apa-apa, hanya saja aku masih kepikiran tentang tadi" dirinya tersenyum sambil menatap langit.
"Ngomong-ngomong soal hal itu, apa benar jika anggota wanitamu akan melakukan pertunangan denganmu?"
"Maksudmu?"
"Petra Ral, bukankah dirinya anggota wanita yang ada ditimu?"
"Masih ada (name) selain dirinya"
"Jadi, siapa yang kau suka dari mereka berdua?"
"(na..)-, sudahlah jangan bahas ini!"
"...Kau masih kesal dengan pria itu?"
"Setahu ku dia juga salah satu orang yang mampu untuk membuat perutnya penuh"
"Apa jadinya jika tempat ini hancur"
"Kau benar, apa yang terjadi jika kota ini hancur"
"Apa umat manusia ini musnah dengan cepat?"
"Aku tidak mengharapkan itu masih terlalu banyak misteri yang belum terungkap"
"Jadi kau ingin menguaknya"
"Ya, walau pun nyawa ku taruhannya"
"Kau terlalu percaya diri Erwin"
"Ya, jika itu benar terjadi maka aku akan menjadi pemenang"
"Kau sombong sekali"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ok, lanjutannya habis ini ditunggu ya! 😆😊😀
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Makes Me Difficult Brat
Fanfictioncerita yang terinspirasi dari seseorang . . . kisah dimana seorang gadis harus menghadapi kenyataan pahit yang menimpanya dengan mengorbankan perasaannya sendiri demi melindungi orang yang dicintainya . . . . romance, levi, ackerman, levixreader, fa...