Pagi ini aku datang ke Taman Flow. Taman ini adalah taman yang menyimpan beribu kenangan, disinilah awal kisah aku dan Rafa dimulai. Aku tak tahu mengapa perasaanku saat ini tak menentu, ada rasa cemas dan gugup. Aku berpikir Rafa akan minta maaf padaku dan berjanji tidak akan melakukan hal yang sama untuk kedua kali.
"Pagi Mei, udah lama nunggunya?" sapa Rafa.
"Gak kok, baru aja datang" balasku.
"Aku mau bicara sesuatu sama kamu nih, tapi kamu harus janji ya sama aku" ucap Rafa.
"Janji? Janji apa?" tanyaku.
"Kamu harus janji dengarkan baik-baik penjelasanku" jawab Rafa.
"Iya" kataku dengan senyuman.
"Mei, maafin aku ya, aku gak tau kalau selama ini aku selalu sakiti perasaan kamu, aku mau hubungan kita ini diakhiri" ucap Rafa.
Hatiku hancur berkeping-keping setelah mendengar pernyataan itu dan aku hanya bisa menatap Rafa dengan air mata.
"Aku minta maaf ya sama kamu, tempat ini menjadi saksi dari awal dan akhir kisah kita" ucap Rafa.
Aku tak kuasa mendengar semua ini, aku pergi dari hadapan Rafa dengan air mata.
"Maafin aku Mei, aku harus lakukan semua itu, biarlah hati aku sakit saat ini, aku gak mau suatu hari nanti kamu melihat aku dengan air mata, hal itu akan lebih sakit. Aku harap kamu bisa menemukan seseorang yang lebih baik dari aku dan bisa menjaga kamu selamanya" ucap Rafa dalam hati dengan tangisan.
"Aku gak nyangka kamu sejahat ini sama aku, aku salah menilai kamu Raf, aku kecewa. Kenapa kamu lakuin semua ini sama aku?" kataku dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Kenangan (SELESAI)
Short Story"Selemah apapun kamu untuk jatuh, aku akan terus menguatkan dan memapahmu. Kamu pergi sejengkal, aku akan berlari dengan banyak langkah. Kamu sakit, aku akan lebih sakit. Kamu menangis, aku akan menjadi wadah air mata itu. Sampai kapan pun aku akan...