8.

11 2 0
                                    

"Rel, aku titip pesan sama kamu ya, tolong jaga Meila, jangan sampai terjadi sesuatu sama dia.
Ini adalah waktu terakhir aku sekolah" ucap Rafa.

"Maksudnya apa sih? Jangan aneh deh" kata Arel.

"Semakin lama aku merasa penyakit aku semakin parah Rel, aku tinggal tunggu ajal datang aja, apalagi kalau nanti alzheimerku semakin parah, aku takut gak akan pernah ingat lagi sama Meila. Dan ini adalah alasanku untuk menjauhi Meila agar dia bisa melupakan aku selamanya. Semoga dia bisa mendapat pengganti yang lebih baik dari aku dan bisa menjaga dia untuk selamanya, gak seperti aku" ucap Rafa.

"Raf, kamu jangan seperti ini dong, kamu pasti bisa sembuh" kata Arel sembari menangis.

"Itu mustahil Rel, sebentar lagi pasti aku akan pergi dan gak akan pernah kembali lagi" ucap Rafa.

"Aku titip pesan itu ya Rel, tolong kamu laksanakan pesanku ini" lanjut Rafa.

Rafa pun meninggalkan Arel sendiri yang sedang menangis.
Saat istirahat aku melewati masjid di sekolah, tanpa sengaja aku mendengar doa yang dipanjatkan oleh Rafa.

"Ya Allah, mungkin gak akan lama lagi waktuku ini, aku akan meninggalkan semua orang yang aku sayangi, aku ingin saat aku tak berada disamping mereka, mereka selalu tersenyum bahagia, tak ada lagi tangisan bahkan rasa sepi tanpa kehadiranku lagi"

Tiba-tiba air mataku menetes tanpa sadar.

"Rafaaa, aku rindu sekali sama kamu, apa maksud doa kamu itu?" kataku dalam hati.

Air Mata Kenangan (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang