Saat tiba di kamar Rafa, aku menitihkan air mata dengan derasnya. Di sepanjang dinding kamarnya, tertempel fotoku bersama Rafa. Aku melihat satu persatu foto itu dengan air mata. Di foto itu ada tulisan yang menghiasinya. Kemudian aku melangkahkan kaki di sudut meja belajarnya. Aku tak menyangka terpasang fotoku dengan ukuran yang lumayan besar. Disana tertulis kata-kata yang membuat dadaku sesak.
"Kamu adalah sosok yang buat aku kuat untuk mempertahankan hidup. Aku sangat menyanyangimu. Walau aku tau bahwa diriku akan berpisah dari kamu untuk selamanya. Bukan karena jarak yang dapat ditempuh, namun karena waktu yang takkan pernah bisa terulang kembali. Aku beruntung Tuhan mempertemukan kita. Karena kamulah aku semangat menjalani rutinitasku".
KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Kenangan (SELESAI)
Short Story"Selemah apapun kamu untuk jatuh, aku akan terus menguatkan dan memapahmu. Kamu pergi sejengkal, aku akan berlari dengan banyak langkah. Kamu sakit, aku akan lebih sakit. Kamu menangis, aku akan menjadi wadah air mata itu. Sampai kapan pun aku akan...