9.

20 2 0
                                    

Malam hari, aku teteskan air mata ini untuk rinduku kepada Rafa yang semakin memuncak, aku ingin bersama Rafa kembali. Aku tak mau hubungan aku dan Rafa seperti ini lagi.

Tiba-tiba ada panggilan masuk dari Rafa di hpku. Air mataku langsung berubah jadi senyuman.

"Malam, Mei"

"Malam juga Raf, hm ada apa ya?"

"Gak ada apa-apa sih sebenarnya, aku tiba-tiba kepikiran sama kamu aja"

"Raf, aku boleh bilang sesuatu gak?"

"Boleh, kamu mau bilang apa?"

"Aku rindu sama kamu Raf, aku ingin kita seperti dulu lagi"

"Mei, maafin aku ya tapi aku gak bisa, lebih baik kamu cari pengganti aku ya yang bisa jagain kamu setiap waktu"

"Iya, Raf"

"Maaf, aku buat kamu sedih dan sakit, andai kamu tahu, aku lebih sedih dan sakit dari kamu"

"Kenangan yang udah kita lalui, pasti gak akan pernah aku lupakan, kamu akan jadi sosok yang terbaik dari apapun, kamu gak akan pernah terganti, aku harap kamu juga gak akan pernah lupakan semua kenangan itu ya"

Rafa terdiam, aku hanya mendengar suara isak tangis.

"Raf, kamu nangis ya? Kok diam aja?"

"Astagfirullah"

Tiba-tiba telepon antara aku dan Rafa terputus, kata terakhir yang diucapkan Rafa 'astagfirullah', ada apa dengan Rafa sekarang?. Aku menangis dan hatiku merasa tak menentu. Aku khawatir dengan Rafa.

Air Mata Kenangan (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang