Bab 4
"Ana lapar nih", ucap siti, menghentikan perbincangan kami.
Sore itu kami sedang nongkrong di tempat biasa, yaitu di pinggiran sumur yang berada tepat dihadapan ruang makan." iya nih", ucap latifah sambil meraba perut sepertinya lapar banget
"Nitip yok", sambung yolanda
"Muflis, huhu " (gak ada uang), sambung ku
"Oiya, kemarin ada adik kelas yang ngefens banget sama seven, gimana kalo kita mintak dia traktir kita makanan, untung-untung buat sang idolanya gitu kan.. Haha", ujar DiJe
" wah iya, bener juga, haha gpp lah sekali-kali minta traktir ", sambung yolanda
"Biasanya tuh anak rajin banget ke syirkah (kantin)",
Kami pun tertawa"Oh iya. Bukan nya itu dia", tunjuk yolanda kearah adik kelas yang berjalan membawa plastik yang berisikan makanan.
"Panjang umur …"
"Pas banget,"
"Dia juga dari syirkah"
"Apa dia mau traktir kita? Dia nya kan udah balik"
"Ssst.. Tenang aja", bisik siti menenangkan kami
Siti pun memanggil nya,..
"Nadia.. Ta'alai" (kesini) teriaknyaTampak di wajah nya langsung merah, dan sedikit malu untuk datang menghampiri kami yang sedang duduk di pinggiran sumur.
Dag dig dug.. mau ngapain ya kakak-kakak yang aku idolakan itu manggil? Apa aku harus sediakan kertas dan pena mumpung kesempatan gitu kan?. Atau mereka akan menyidangku? Salah ku apa? Atau ingin dekat dengan ku? Yang bener aja? .
Seperti itulah kira-kira perasaannya ketika ia jalan mendekati kami, nano-nano dan gak jelas, senang, takut atau sedih."Wah banyak banget jajanan nadia", sanjung DiJe ketika itu, sedikit basa-basi,
" hehe iya kak, kakak mau?", ucapnya menawarkan
"Mau banget, liat dong jajanan apa aja yang ada di syirkah?", cetus siti memeriksa jajanannya
" Nadia, traktir kak yolanda tu.. Kakak nya laper banget katanya", sindir ku
"Iya kakak nya mau yang pedes-pedes", sambung latifah
"Kerupuk yang di syirkah itu loh, yang pedes", sambung rani lagi
" oo, kakak mau krupuk pedes. Mau berapa kak?", ucapnya penuh senyuman
"Iya mau banget, sayangnya kami lagi ga punya uang, huhu", jawab yolanda
"Gak papa kak, ana traktir ya", sambung nya
"Serius?"
Kami pun saling kode-kodean
"Gak banyak-banyak kok dik, krupuk pedes itu, tujuh aja cukup kok"
"Hehe""Kalo bisa sih ada minumnya, yang dingin-dingin gitu", canda Kurnia
"Wah bener juga, aku lagi pengen teh botol sosro, haus", sambung DiJe sambil berlagak kehausan
"Oke kak, tunggu ya aku beli dulu", ucap nya dan langsung bergegas kembali ke syirkah.
"Oke, syukron katsiron ya"
"Afwan kakak"
"Oiya, ini makanan anti, dibawa aja buat anti", ucap siti tersenyum dan memberikan plastik yang berisi makanan itu kepada nadia
" loh kok ga buat kita aja?", canda rani
"Dikasih hati mintak jantung", ucap ku
Kami pun tertawa
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Dia ( Allah, Al-Qur'an, DIA ) {COMPLETE}
Spiritual[ Sudah Terbit di Play Book dan Play Store ] -Sebagian Part Di Private (follow dulu) # CERITA LENGKAP # #4 - [inspirasi] #143 - {Spiritual} 100518 #144 - {Spiritual} 220418 Kisah inspiratif diambil dari kisah nyata hijrahnya seorang akhwat tamatan...