Mencari Jati Diri

604 27 6
                                    

Bab 14

Oktober, 2014

Anda adalah produk dari lingkungan Anda. Maka, pilihlah lingkungan terbaik bagi pengembangan Anda menuju tujuan-tujuan Anda. Analisalah hidup Anda melalui lingkaran Anda. Apakah hal-hal di sekitar Anda membatu Anda menuju sukses atau malah menahan Anda? - W. Clement Stone

***

Tujuan hidup sangat penting dalam mengarahkan langkah hidup seseorang. Tanpa memiliki tujuan hidup yang jelas, kita hanya akan berputar-putar di tempat yang sama, seperti seekor hamster berlari di dalam sebuah roda. Sekuat apapun usahanya, ia hanya berlari di tempat yang sama tanpa bisa maju. Agar tidak terjebak dalam rutinitas tanpa hasil, maka kita membutuhkan tujuan hidup yang jelas.

***

Aku senang sekali dengan kesibukan. Aku merasakan tengah mencari jati diri ku sebenarnya.

Setelah aku menduduki jurusan IPA aku merasa sangat sibuk sekali. Sibuk belajar, dan sibuk dalam organisasi yang tengah aku jalani.

Beberapa minggu yang lalu, pergantian pengurus.

Seperti motto kepemimpinan di Pondok

"SIAP DI PIMPIN DAN SIAP MEMIMPIN"

Setelah 4 tahun aku di pimpin, dan diatur. Sekarang tiba lah saat nya aku memimpin dan mengatur adik-adik kelas ku.

Setiap kita memiliki skill dan kelebihan, aku mendapatkan bagian kepengurusan sesuai dengan skill yang aku punya.
Yaitu "Bagian Kepramukaan".

Bayangan ku kembali mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu, ketika pemilihan Pasukan Khusus (PASUS) bersama 6 orang sahabat ku. Dan sekarang aku menjadi seorang pembina yang akan memilih adik-adik yang lain sama hal nya seperti yang aku alami.

Sangat menyenangkan sekali berada dibagian ini, aku bersama satu orang rekan kerja ku yang bernama rafita. Dia juga sama seperti ku. Aktif dalam hal kepramukaan. Dia menjadi ketua dan aku sebagai sekretaris nya.

***

Ketika itu hari jum'at.

"Qismu Kasyaf (Bagian Pramuka) di panggil sama ustadz fauzan ke rumah", panggil salah seorang teman kami dari luar jendela kamar.

"Limaza? (Kenapa?)", tanya kami serentak

"Penting, sekarang langsung kesana ya. Amanah!", sambung nya lagi.

"Ayok fit, ntar kenapa-kenapa lagi", ajak ku

"Yok"

Kami pun berlarian ke rumah ustad tersebut,

Ada apa ya?
Tumben sekali ustad Fauzan memanggil.

.
"Assalamualaikum ustad", ucap kami mengetok pintu rumahnya, sudah tampak dari luar beliau tengah duduk sambil membaca kitab.

"Wa'alaikumussalam, tafadol liddukhul", jawab beliau

Ustad Fauzan adalah ustad yang tinggi jabatan nya di pondok ini, dibawah pimpinan pondok.

Aku kenal dekat sekali dengan beliau, semenjak kelas 1 di pondok ini. Bagi ku beliau sangat luar biasa. Sudah ku anggap sebagai bapak ku disini saja. Setiap pulang kampung, pasti aku membawakan sedikit makanan untuk beliau dan keluarga, dan setiap beliau ingin pergi mengajar malam atau mengisi ceramah di mesjid-mesjid yang lumayan jauh, aku selalu di panggil untuk menemanin anak-anak beliau yang masih kecil-kecil di rumah. (Jika istri beliau juga ikut)

Karena Dia ( Allah, Al-Qur'an, DIA )  {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang