Bab 22
Februari, 2016
"Meskipun bermil-mil jarak yang memisahkan, Sahabat tidak pernah terpisah karena persahabatan tidak diukur dengan jarak melainkan dengan hati"
***
Sudah dua minggu aku tidak menghubungi rama.
Sepi banget.
Berbeda dengan biasanya, setiap minggu kami bisa berbagi cerita bersamanya.Memang kami bersahabat ber-4, hanya saja hakim tidak terlalu respon dengan persahabatan ini.
Sedikit yang aku sembunyikan dari siti dan hakim.
Ketika Bulan januari lalu, ketika kami mengirimkan paket perdana ke pesantren mereka. Dalam rangka pemberian hadiah ulang tahun.
Aku memberikan rama baju kaos yang sedikit lebih bagus dari hakim.
Aku bukan membedakan mereka, hanya saja atas dasar aku lebih dahulu kenal dan dekat dengan rama dibandingkan hakim.Ketika itu, aku menyelipkan sebuah surat yang sedikit panjang kepada rama. Tanpa sepengetahuan siti, aku berharap rama juga tidak membuka surat itu di hadapan hakim. Sebagai penghormatan dan saling menghargai bahwa kami ber-4 tidak ada yang saling membedakan.
Pada minggu lalu, ketika aku di skors. Aku menyempatkan mengirim surat pada rama. Beserta sebuah buku tulis yang ku janjikan kepadanya. Yang berisikan tentang cerita pendek, karena aku sudah janji ingin melihatkan karya tulisan ku kepadanya.
Di dalamnya aku selipkan sebuah kalender yang aku tulis sendiri dengan twinpen.
Kalender itu aku beri tanda tanggal-tanggal penting, seperti ulang tahunnya, ulang tahun ku, tanggal aku di skors, tanggal kami mulai lost contact, tanggal UN, hingga tanggal yang kami janjikan untuk kembali berkomunikasi, yaitu pada tanggal 1 mei 2016.
"Kalender ini di coret setiap hari, setiap jam 06.00 wib" Tulis ku,
"Sengaja ana atur waktu coretnya sob, agar kamu selalu ingat ana tiap pagi, bukan ana nya-'target kita nya'. Hehehe" -tambah ku di surat
Dan setiap pagi, jam 06.00 wib, sesuai dengan perjanjian ku, aku selalu mencoret kalender, yang aku buat sendiri persis dengan yang ku berikan pada rama.
"Sob pasti juga sedang mencoret nya", batin ku
***
Aku masih ingat pesan-pesan rama, yang masih terngiang di telinga ku. Terutama masalah target nilai UN- usaha - dan do'a.
Aku merasa, setiap kali aku melakukan sesuatu yang dulu nya, sempat kami bahas. Selalu teringat rama.
Terutama yaitu, ketika jam tahajud.
"Pertahankan ya sob, InsyaAllah kamu gak akan rugi, karena disana lah waktu di Istijabah nya do'a, dan disanalah kamu bisa berdo'a untuk target kita sob"
Nasihat itu selalu menjadi penyemangat ketika mata ini berat untuk di buka. Aku sangat bersyukur bisa mengenal dan dekat dengan nya.
Aku selalu berdo'a dan mengucapkan syukur, karena Allah mempertemukan ku dengan nya, yang mengajak dan mengingatkan dalam kebaikan.
"Terima kasih ya Allah, engkau berikan kami sahabat, yang lewat perantara nya kami bisa berubah",- doa ku.
Aku berharap persahabatan ini, tidak hanya sampai disini.
Apakah setelah nanti ketika kuliah, kita tidak saling mengingatkan lagi?
Atau bahkan kita tidak berteman seperti kedekatan kita saat ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Dia ( Allah, Al-Qur'an, DIA ) {COMPLETE}
Spiritual[ Sudah Terbit di Play Book dan Play Store ] -Sebagian Part Di Private (follow dulu) # CERITA LENGKAP # #4 - [inspirasi] #143 - {Spiritual} 100518 #144 - {Spiritual} 220418 Kisah inspiratif diambil dari kisah nyata hijrahnya seorang akhwat tamatan...