Pertemuan di waktu genting, berakhir sad ending

474 26 6
                                    

Bab 19

"Sahabat ibarat mata dan tangan,
saat mata menangis tangan mengusap.
Saat tangan terluka mata menangis"


***

Aku pasrah.
Rama gak akan bisa datang.

Kita akan segera pergi ke rute perjalanan selanjutnya.

Rasanya badan ini sangat dingin. Menggigil. Kepala pusing.

Terik matahari membuat kepala ku semakin panas.

Walaupun ku tau gerak-gerik ku diperhatikan, tapi aku benar-benar pasrah.

Benar.
Ini semua kesalahan ku.

Aku berjalan mendekati bus. Berniat masuk untuk menenangkan diri.

Hp yang ku pegang, ku matikan.
Aku benar-benar ingin membuang hp itu saat ini juga. Karena aku benar-benar tak tenang dibuatnya.

Tiba-tiba, beberapa teman ku memanggil.

"Laa, ada cowok tuh lari-larian", tunjuknya

Pandangan ku beralih kearah yang dituju.

"Itu kan hakim?", tunjuk ku karena aku tau mengenali wajahnya.

-apakah yang disamping nya?

" Soobb !!", panggil nya sambil berlarian mendekati ku

Pikiran ku ketika itu adalah

-apakah ustad melihat mereka berlarian menuju kami?-

Tanpa berfikir lama lagi,
aku menarik sarah mendekati mereka yang sedikit ngos-ngosan.

Aku tak melihat rama sedikit pun, mata ku hanya tertuju kepada hp yang akan ku berikan.

"Cepat bawa dari sini sob", ucap ku memberikan hp nya.

Pertemuan tak disangka-sangka, dalam keadaan darurat seperti ini.

Diluar dugaan.
Akan tetapi mereka tidak langsung pergi meninggalkan kami.

Tingkah rama ketika itu benar-benar diluar dugaan, ia loncat ke dinding sambil melambaikan tangan ke arah ustad dan ustazah.
Yang harusnya aku ketawa melihat adegan itu, tapi disaat seperti ini aku terpaksa harus mengusir dan memarahi nya.

"Cepetan pergi dari sini", ucap ku

"Tunggu dulu", ujar sob "Ini siti, ini pasti sob", sambung nya menunjuk ke arah kami satu-satu.

Aku yang sudah panik, tak mendengarkan nya.

"Udah bawa sana, ntar malah ketahuan ketemu sama kalian",

Mereka pun pergi meninggalkan kami, masih dengan melambaikan tangan.

Hakim hanya diam saja, karena memang hanya menemani rama. Begitu juga siti.

Tak disangka.

Seperti mimpi saja.

Bertemu dalam sekejab.

Siapa sangka akan dipertemukan dengan moment sesempit ini.

-aku sampe lupa bilang syukron tadinya- batin ku

Makasih sob,

***
Perasaan ku mulai lega, setelah menyelamatkan hp ku ke tangan rama.
Yang aku fikir kan sekarang, apa yang akan ku katakan nanti,
.
Rute selanjutnya yaitu menunggu sunset di pantai padang.

"Laa, tadi anti di omongin lagi sama ustazah", bisik rafita

"Ngomongin apa lagi sih", cetus ku kesal.

Karena Dia ( Allah, Al-Qur'an, DIA )  {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang