Nekad bawa HP

483 25 8
                                    

Bab 18

Februari, 2016

“Sesungguhnya saat engkau meninggalkan kebenaran, engkau pasti sedang menuju kepada kebatilan, dan saat engkau meninggalkan sesuatu yang benar, berarti engkau meninggalkannya menuju kesalahan.”


***

Semester ini, adalah waktu yang sangat singkat karena bulan April nantinya kami sudah mengikuti Ujian Nasional, setelah itu fokus dengan masa depan masing-masing.

Bulan lalu kami sudah mulai mendaftar melalui jalur rapor  SNMPTN, dan beberapa minggu yang lalu aku juga mengikuti pendaftaran jalur SPAN PTKIN.

Seperti niat dan target awal, pilihan ku hanya dua, yaitu kedokteran dan farmasi.
Alhamdulillah nilai ku tidak zigzag alias naik turun,
-semoga saja hasilnya baik-
Span Ptkin hanya sebagai jaga-jaga nantinya.

Pelajaran fikih sudah usai, dua hari lagi kami memiliki agenda yaitu praktek manasik haji yang akan dilaksanakan di makkah mini berlokasi di padang, sekalian refreshing sebelum Ujian Nasional.

"Sit, bawa hp yok", ajak ku

"Gak mau ah, takut ngelanggar", ucap siti, karena memang anak nya sangat taat peraturan.

"Aku mau bawa aja dah, kan bisa sekalian hubungi sob", ujar ku

"Aku nebeng ya", ujar nya tertawa kecil.

"Huh, maunya", jawab ku kesal.

Tanpa berfikir panjang, aku mulai membujuk teman ku untuk membawa kan hp ku ke pondok besok nya.
Kebetulan salah seorang teman ku selalu pulang balik dari pondok ke rumahnya yang berada tidak terlalu jauh dari pondok.

Esok nya, ia langsung membawakan hp ku tanpa syarat apa-apa.

Aku langsung memakai nya diam-diam. Sebenarnya ada beberapa teman ku yang membawa hp, aku jadi lebih santai karna bukan hanya aku saja yang melanggar.

Sudah 6 tahun di pondok, satu pelanggaran ini yang sangat aku takuti "Membawa HandPhone".
-nekad, sekali ini aja kok-

Tanpa disadari aku mulai melanggar diam-diam.

Kali ini bukan hanya rama yang aku hubungi, beberapa anak putra termasuk mantan ku didalamnya, sebagai teman sms-an ku.

***

"Nekad banget sob. Tumben", sindir rama dari balik telpon

"Haha diam aja", tawa ku

"Mau sampai kapan?", tanya nya

"Sampai besok aja kok, kan besok ke padang, sekalian jalan-jalan, rugi dong ga bawa", balas ku

"Jadi besok kalian ke padang? Gak minat mau jumpa kami gitu?", pancing rama sambil tertawa

"Nah, itu dia yang mau kita rencana kan", tawa ku

Walaupun aku yang ngobrol langsung dengan rama, siti tetap berada disamping ku dan setia mendengarkan melalui headset.

"Memang kalian yakin, bisa ketemu?", tanya rama

"Belum bisa dijanjikan. Yang penting niat dulu deh", jawab ku.

"Rutenya pasti kesana kan?", tanyanya lagi

"Semoga aja ga berubah ya sob. Kalo jadi ke sana. Kamu janji ya bakal datang", ancam ku

"Haha InsyaAllah, demi kalian deh", jawabnya tertawa

Malam itu aku gak bisa banyak bicara karna memakai hp diam-diam. Kami hanya mendengarkan rama bercerita panjang lebar. Hingga siti tertidur. Aku pun mulai mengantuk.

Karena Dia ( Allah, Al-Qur'an, DIA )  {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang