Keputusan ku

460 25 1
                                    

Bab 31

“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagia pun di akhirat.” (QS. Asy-Syura: 20)

***

"Alhamdulillah ma, pa, lala lulus di sekolah tinggi Farmasi di Padang", teriak bahagia ku ketika melihat hasil tes tersebut secara online.

"Alhamdulillah nak, jangan lupa sujud syukur", ucap mama.

Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata ketika melihat nama kita tercantum di sebuah pengumuman, dan kebetulan berada dalam peringkat ke 3.

Sudah berbagai macam cara ku untuk masuk ke dalam perguruan tinggi negri. Berawal dari SNMPTN, lalu SPAN PTKIN lalu aku mencoba lagi untuk tes STIS, dan setelah itu SBMPTN dan tes mandiri Sekolah Tinggi farmasi.

Diantara semua itu yang sudah jelas dinyatakan lulus yaitu di sekolah tinggi farmasi ini. SBMPTN kebetulan 2 hari lagi akan di umumkan. Sedangkan yang lain, aku sudah dinyatakan GAGAL.

Tapi InsyaAllah aku tetap teguh pendirian dan tidak akan menyerah begitu saja.

"Akhirnya lulus juga", tawa ku

"Kita tunggu hasil SBMPTN, lebih baik yang negri lebih terjamin kan dari pada swasta", ucap mama

Aku mengangguk.

Untuk saat ini aku tidak terlalu memikirkan kuliah itu seperti apa.

Aku hanya sedikit bahagia melihat hasil usaha ku, setidaknya bisa membuat mama dan papa ikut bahagia dengan kabar baik ku saat ini.

***

"Ma..", panggil ku, ketika itu mama sedang duduk di ruang tamu

"Hmm..", jawab mama

"Ada gak, universitas yang khusus Al-Qur'an gitu?", tanya ku, lalu duduk di hadapan mama.

"Memang nya kenapa? Lala mau masuk yang jurusan Al-Qur'an nya?", tanya mama lalu mematikan hp yang di pegang nya.

Aku mengangguk.
"Gimana menurut mama?" tanya ku balik.

"Wah bagus lah lala", jawab mama senang

"Tapi nanti, keluarga papa bilang apa? Kan lala memang di harapin buat jadi apoteker ", ucap ku

"Coba mama tanya lala, karena lala yang akan menjalani nya. Lala mau nya kuliah kemana? Dan kuat nya kemana?", tanya mama

"Gini lo ma, setelah lala pikir-pikir. Laa rasa rugi banget kalo lala ninggalin Al-Qur'an ", jawab ku ingin mempengaruhi pikiran mama

"Memangnya kalo nanti farmasi gak dekat dengan Qur'an lagi?", tanya mama

"Bukan gitu ma. Dekat sih dekat. Tapi ma, lala rasa lebih baik kita berada di dalam lingkungan yang seperti itu. Kalo lingkungan Qur'ani pasti kita akan terpengaruh. Dan lala yakin, nanti kalo udah sibuk dengan kuliah di farmasi atau apa lah. Lala jadi sibuk dengan dunia ma. Sedangkan akhirat jadi tertinggal", jelas ku bijak

Mama mengangguk,

"Mama senang anak mama bisa berfikir seperti itu, nanti coba kita bicarakan dengan papa ya", ucap mama tersenyum.

"Memang nya ada ma? Universitas khusus membahas Qur'an gitu?", tanya ku.

"Ada. Pusat nya di jakarta nama nya AIQ atau PTIQ kalo gak salah", jawab mama

Karena Dia ( Allah, Al-Qur'an, DIA )  {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang