I'm Fine.******
KINAN POV
Kulihat jam dipergelangan tangan kiriku sudah menunjukkan pukul 08:33 menit. Sedangkan kelasku tadi sudah dimulai pukul 08:00. Itu artinya aku telat setengah jam.
"Shit!"
Aku berlari dengan tergesa-gesa dikoridor kampus yang sepi. Dengan sekuat tenaga aku melangkah dengan lebar dan cepat untuk mencapai kelasku yang lebih sialnya ada dilantai tiga dan terletak pada sisi gedung paling ujung. Dan sialnya lagi, Pak Yusman yang mengajar.
"Double Shit!"
Aku berbelok menuju tangga, dan tanpa berpikir panjang aku langsung melangkahi 2 anak tangga sekailgus untuk meminimalisir waktu. Derap kaki yang menghentak lantai bergema. Ketika kakinya menggapai anak tangga terakhir pada lantai tiga, aku kembali menambah kecepatan menuju kelas.
Akhirnya aku sampai didepan kelas dan tanpa babibu lagi segera kubuka pintu itu dan seluruh teman-temanku langsung mengarahkan pandangan kepadaku.
Pak Yusman yang saat itu sedang menulis dipapan tulis, langsung menoleh kepadaku dan menatapku tajam dari balik kacamata Harry Potternya.
Aku berdiri dipintu dengan rasa takut yang mendera.
"Kinandita!"
"Iya pak?!" jawabku tersentak karena suaranya yang terlalu keras.
"Jam berapa ini?"
"08.36 pak."
"Artinya apa?"
"Saya.... telat pak."
"Berapa menit?"
"ehh, 30 menit.. euhmm.. setengah jam... pak." cicitku.
Pak Yusman menyimpan spidolnya diatas meja, ia berjalan kearahku sambil bersedekap.
"Ngapain kamu semalam sama Gamma sampai bangun kesiangan seperti ini?" tanyanya judes, bahkan lebih judes syaithon.
Aku melongo. "hah?"
"Ha.. Hu.. Ha.. Hu.."
Dia menunjuk-nunjuk wajahku dengan emosi. "Kamu sudah jelas jelas telat masuk dikelas saya.. Setengah jam! Bisa bisanya kamu masih berani masuk disini!" omelnya sambil memperlihatkan arah jarum jam di tangannya.
"Otak mu dan otak Gamma itu isinya apa sih? Nafsu dunia saja hah?!" ucapnya, membuatku mengernyit marah.
"Tapi pak—"
"Pertemuan diminggu ini, kamu gak usah masuk dikelas saya!" tuturnya, dan langsung membanting pintu kelas, membuatku mengepalkan tangan. Aku menatap benci pintu kelasku.
———
Kulemparkan tasku diatas meja, lalu aku menarik kursi dan merebahkan pantat ku disana.
"RRGHH!!!!" geramku.
Sungguh memang keterlaluan. Dosen menyebalkan! Dosen suka sebar fitnah, kerjanya su'udzon terus sama orang! Dan emang dianya yang suka cari masalah sama aku! Apa coba salahku sampai dia terlihat begitu memusuhiku?
Dia tahu gak sih?!? Sudah kena macet, telat masuk kelas, harus berhadapan sama dia pula, dan... dibuat malu sama dia.
Apasih maunya bapak itu?
Kerjanya terus terusan mencari kesalahanku! Memangnya dia tidak memikirkan perkataannya itu sangat membuatku tersinggung? Apa dia pikir aku tidak terluka dan merasa terhina?
KAMU SEDANG MEMBACA
Semerdu Tangisan Bayi
RomanceHatiku juga tak kalah hancur, ketika secara terus-menerus mendengar bisikan yang lama-lama membuat panas telinga. Apakah harus kerap menangis saat semua pergi? Dan lagi-lagi tak ada seorang pun yang mampu memahami itu. Tapi semakin aku terluka, se...