Ya Tuhan, gimana aku ga jatuh cinta kalau dia kayak begini.
******
KINAN POV
Hari ini aku dan Naura—adik asuhku—memiliki pekerjaan khusus, yaitu belanja bulanan.
Aku suka mengajak Naura ikut bersamaku karena dia adalah anak yang menyenangkan dan dia senang sekali menceritakan imajinasinya.
Seperti sekarang ini. Gadis kecil ini tak henti hentinya berceloteh. Sebenarnya aku juga tidak begitu tahu apa yang dikatakannya, terlebihi dia belum terlalu fasih berbicara seakan membuatku semakin tidak mengerti apa maksudnya. Tapi aku sedikit mengerti beberapa ucapannya, dia sedang bercerita tentang ibu peri yang baik hati.
"Lalu, apa yang terjadi setelah wanita itu akhirnya berbahagia?" tanyaku pada Naura.
"Ibu peri nya pergi."
"Kenapa pergi?"
"Ibu peri hanya ada disaat seseorang sedih, ketika sudah tidak sedih lagi ibu peri akan pergi mencari orang lain yang bersedih."
"Kalau ibu perinya yang sedih, siapa yang menenangkannya?" tanyaku sukses membuat Naura terdiam. Pikirannya berkelana.
Aku terkekeh pelan melihat wajah kebingungan Naura yang duduk didalam trolley yang kudorong.
"Kalau ibu perinya sedih, dia—"
"Dia apa?"
"Dia........." jedanya. "Hanya bisa berdiam diri saja." lanjut Naura.
"Apa dia tidak punya seseorang?" Tanyaku.
"Tidak."
"Ibu atau ayahnya?"
"Tidak, ibu peri sama seperti Naura. Tidak punya mama, atau papa."
Langkahku seketika terhenti. Senyum diwajahku memudar seiring dengan senyum pahit yang terukir pada wajah manis Naura.
Ya Tuhan, seorang anak berusia 5 tahun dengan polosnya ia menjawab seperti itu. Ini benar-benar menyayat hatiku.
Saat ini Naura mungkin tidak punya sosok orang tua, tapi aku berharap seiring dia dewasa dia akan menemukan seseorang yang mampu menjaga dan melindunginya.
"Naura, makan es krim yuk!" ajaklu berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Mau!!!!!" cengirnya membuatku mengacak rambut ikat duanya dengan gemas.
"Yaudah, ayok!" ajakku yang langsung membuatnya antusias.
Kami mampir kesebuah gerai ice cream, dan aku langsung mendekatkan naura pada daftar menu yang ditawarkan.
"Naura mau es krim apa?" tanyaku pada Naura, membuat gadis kecil itu terdiam cukup lama.
Ia mendongkak, dan menatapku polos. "Naula gabica baca, mbak." ucapnya polos, membuatku langsung tersadar akan kebodohanku. Kudengar suara kekekehan dari penjaga gerai es krim itu semakin membuatku mengumpat tidak jelas dalam hati.
Bisa bisanya aku menyuruh anak usia 4 tahun membaca daftar menu! Aku ini mikir gak sih? Bodoh kau Kinan!
Suara kekehan yang rendah dari belakang membuatku langsung menoleh dan mendapati sosok pria tampan sedang tersenyum menatap kebodohanku.
"Kamu kurang berpengalaman sama anak kecil kayaknya." Ia mendekat, dan mensejajarkan tinggi badannya dengan Naura. "Halo sayang, mau beli es krim yah?" tanyanya, membuat Naura mengangguk malu.
"Mau lihat es krim nya gak?" kulihat Naura terdiam sejenak, ia menggigit jarinya sambil menatap penuh tanya kepadaku.
"Om cuma mau bantuin supaya adek bisa liat es krim." Kulihat Naura kembali mengarahkan pandangannya kearah pria itu, lalu Naura langsung mengangguk.
![](https://img.wattpad.com/cover/145326912-288-k177968.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Semerdu Tangisan Bayi
RomansaHatiku juga tak kalah hancur, ketika secara terus-menerus mendengar bisikan yang lama-lama membuat panas telinga. Apakah harus kerap menangis saat semua pergi? Dan lagi-lagi tak ada seorang pun yang mampu memahami itu. Tapi semakin aku terluka, se...