Chapter 19 : Naura pergi

1.4K 61 0
                                    

AUTHOR POV

Sebelumnya...

Aisyah berjalan kehalaman rumahnya, tempat dimana biasa anak-anak bermain.

Ia melihat anak-anak sedang sibuk dalam dunia bermain mereka sendiri. Aisyah senang melihat itu. Tapi pandangannya menangkap sosok gadis kecil yang duduk dibawah pohon sambil memeluk boneka barneynya.

"Naura kenapa sayang?" tanya Aisyah sambil duduk didekat gadis kecil itu.

"Ibu.."

"Iya nak?"

"Kenapa Naura gak punya papa dan mama?"

Aisyah diam membisu. Pertanyaan polos anak itu diluar dugaannya. Ia tak menduga hal seperti itu membuat Naura kepikiran sampai tak membaur bersama teman-temannya yang lain.

"Sayang, Naura punya papa dan mama kok." Naura berhenti mengusap-usap kepala boneka Barney nya.

"Tapi papa mamanya Naura dimana, ibu?"

Aisyah membasahi bibirnya yang mendadak kering. "Papa dan mamanya Naura ada disurga."

"Surga itu dimana?"

"Surga itu tempat yang indah sekali. Tempatnya jauh, sayang."

"Kapan Naula bisa ketemu papa dan mama?"

"Nanti."

"Nanti itu kapan?"

Aisyah membuang nafasnya gusar. Jika saja yang dihadapinya anak yang berusia jauh lebih tua daripada Naura, Aisyah mungkin akan menjawab. Tapi Naura masih berusia 5 tahun, tahu apa anak kecil tentang dunia akhirat? Mereka masih sedikit sulit untuk mengerti penjelasan itu.

"Kalau Naura udah jadi anak yang baik dan pinter, Naura bisa ketemu papa dan mama."

Aisyah memandang sedih anak kecil didekatnya ini. Malang sekali nasibnya. Naura harus menerima kenyataan hidup seperti itu diusia belia. Aisyah paham betul bagaimana Naura dan anak-anak lain yang ada dirumahnya begitu menginginkan figur seorang ayah dan ibu disekitar mereka. Tapi nyatanya memiliki figur itu tidak mudah bagi mereka. Padahal diusia mereka, yang mereka butuhkan adalah perlindungan, cinta dan kasih sayang dari kedua orangtuanya.

Dunia terlalu kejam bagi mereka diusia seperti itu. Rasanya tidak adil.

−−−

Aisyah mengaduk-aduk soup yang ia masak.  Terus menerus mengaduknya, dan pandangannya tidak berpindah sedikitpun.  Raganya memang ada disana, tapi pikirannya melalang buana.

Aisyah berhenti mengaduk, ia mematikan kompornya lalu mengambil tempat dikursi meja makan.

Ucapan polos Naura tadi sukses membuat Aisyah kepikiran. Lalu apa jawabannya?

Ia berkata seolah olah ia yakin bahwa papa dan mama Naura akan bertemu. Itu mustahil.

Aisyah jadi takut jika ada anak anak lain yang menanyakan hal itu kepada Naura lalu teman-temannya menanggap Naura berbeda karena tak memiliki orang tua. Ketakutannya semakin bertambah jika sewaktu waktu mereka merasa tidak punya siapa-siapa ketika harus menghadiri sebuh acara ibu dan anak atau ayah dan anak disekolah mereka. Dengan melihat teman-temannya bersama orang tuanya sedangkan dia seorang diri membuatnya semakin khawatir.

******

Aisyah berjalan menuju halaman rumahnya,  terlihat banyak anak-anak bermain kelereng dibawah pohon yang rindang.
Aisyah mendekati mereka. "Ayo anak-anak, Mainnya ditunda yah, kalian makan dulu. Ibu udah selesai masak!" Anak-anak itu segera berdiri, menyimpan mainan mereka dengan rapi lalu satu persatu dari mereka mulai masuk kedalam rumah.

Semerdu Tangisan BayiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang