Jangan lupa putar lagunya sambil baca part ini! Happy reading xx
******
Tapi memang begitu kenyataannya! Aku hanya akan terus berstatus sebagai istri! Bukan ibu!
******
BRAM POV
Aku menggenggam tangan istriku begitu erat. Aku menarik lembut tangannya untuk masuk kesebuah tempat yang belakangan ini menjadi tempat yang sering kami kunjungi.
Suara lonceng taman yang sengaja kubunyikan membuat anak-anak itu menghentikan kegiatan bermainnya lalu menatap kearahku dengan senyum mereka.
"Om belam, tante Salah!!" pekik salah satu anak perempuan dikerumunan itu.
Ia segera berlari kearaku, membuatku refleks melepaskan genggaman istriku dan meraih gadis itu kedalam pelukanku.
"Oh sayang! Om rindu sekali sama Naura!" ucapku sambil mengusap kepala Naura penuh sayang.
"Naura juga, om!" Naura memelukku tak kalah eratnya.
"Udah lupa sama tantenya yah?" gumam Sarah dengan nada ngambek, membuat Naura melepaskan pelukannya pada leherku lalu menatap Sarah sambil terkekeh.
"Tante!" Naura merentangkan tangannya sambil tersenyum manis kearah Sarah, membuat Sarah tidak bisa menolak wajah imut itu. Ia berjalan kearah Naura.
"Tante kangeeeeen banget sama Naura!" Sarah terus menghujami Naura dengan kecupan-kecupannya membuat Naura berteriak kegelian.
Disisi lain, seorang wanita paruh baya menghentikan langkahnya ketika melihat Naura tersenyum begitu bahagia menatap sepasang suami istri yang ada didekatanya.
Gadis kecil itu terlihat nyaman bersandar pada dada bidang Bram. Sarah mengusap-usap kepala gadis kecil itu, membuatnya terlihat begitu keibuan.
Aisyah tersenyum penuh arti menatap mereka bertiga.
Naura sedang bersama khayalan mama dan papanya, sedangkan Sarah dan Bram terlihat begitu menyayangi Naura seperti anak yang tidak bisa mereka miliki sendiri.
Aku mendongkak ketika menyadari seseorang menataku dari jauh. Kulihat Ibu Aisyah berdiri disana sambil tersenyum.
"Assalamualaikum, ibu." Sapaku ketika berada dihadapannya.
"Waalaikumslaam. Pagi nak Bram, nak Sarah."
Aisyah mengalihkan perhatiannya pada Naura yang masih terlihat nyaman pada pelukanku. "Eh, Naura omnya baru datang bukannya diajak kedalam rumah malah dipeluk-peluk." Goda Aisyah membuat Naura tersenyum malu. Ia menenggelamkan wajahnya pada cekukan leherku.
Ya Tuhan! Anak ini sangat menggemaskan! Aku jadi makin gak sabar.
––––
Dari arah dapur, kulihat Riska berjalan sambil membawa dua gelas es jeruk untuk tamu ibunya.
"Sayang gak usah repot-repot loh.." ujar Sarah, ia segera mengambil alih gelas yang dipegang Riska dan membantunya untuk diletakkan diatas meja.
"Gapapa tante, kami senang kalau ada yang bertamu kemari." Ucap Riska sambil tersenyum kemudian ia berjalan kembali kedapur sambil menggandeng tangan Naura, meninggalkan kami para orang dewasa.
![](https://img.wattpad.com/cover/145326912-288-k177968.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Semerdu Tangisan Bayi
RomanceHatiku juga tak kalah hancur, ketika secara terus-menerus mendengar bisikan yang lama-lama membuat panas telinga. Apakah harus kerap menangis saat semua pergi? Dan lagi-lagi tak ada seorang pun yang mampu memahami itu. Tapi semakin aku terluka, se...