4.Rindu yang Harus Diikhlaskan.

128 7 0
                                        

Malam ini muram bila harus kuceritakan padamu. Malam ini rinduku resah ingin bertemu penghuninya. Kepergianmu menjadikan malamku hambar, sosokmu yang begitu lekat hadir di malam hari, tiba-tiba memudar. Rindu terhadapmu masih tetap saja sama, dan tidak berbeda dari sebelumnya.

Malam ini terasing, jauh dari kata terang. Mungkin malam tahu, bahwa sebenar-benarnya cahaya adalah dirimu. Setelah rindu yang sangat berkepanjangan hadir di malamku, aku ingin menuntutmu untuk membiarkanku masuk ke dalam mimpimu. Mengusap kepalamu yang seperti batu, yang tidak pernah menghargai perjuanganku.

Rindu tidak selalu soal jarak, tidak pula soal keinginan bertemu. Terkadang, setelah aku di tinggal pergi oleh seseorang yang betul aku cintai. Aku akan bergelut dengan kenangannya. Iya betul, pasti aku akan merindukan itu. Merindukan kenangan-kenangan yang dulu tak pernah bungkam. Apa kau masih ingat tentang kita; bahwa sebelum kita menjadi sepasang kenangan. Dulu, kita pernah menjadi sepasang harap yang tidak menginginkan kata pisah.

Aku percaya, nanti pasti akan ada saatnya. Aku benar-benar merindukan orang yang telah pergi. Aku juga yakin, nanti pasti akan ada hari. Di mana hari itu benar-benar memaksaku untuk merindukan orang yang tidak pernah merindukanku. Aku tidak akan bisa menolak akan kedatangan hari itu. Memang akan terasa sakit, tapi jika aku menerima hari itu dengan penuh suka. Mungkin, hari itu akan lebih bersahabat denganku.

Sebelum dirimu mengetuk kembali pintu rinduku. Sering kali aku pergi keluar rumah. Hanya untuk menikmati udara sejuk dan embusan angin malam. Tidak lupa juga menatap ke atas langit, melihat bintang dan bulan yang selalu menyajikan kebahagiaan. Kepada bulan, aku selalu berbisik, "Tolong sampaikan padanya bahwa aku merindukannya." Kepada angin, aku selalu mengatakan, "Tolong bisikkan di telinganya, bahwa disini aku resah tanpa kehadirannya".

Dan, entah mengapa. Meskipun kau telah menghancurkanku, kau masih tetap saja orang yang aku ceritakan pada Tuhan di kala aku sedang berdoa. Dan, entah mengapa, aku ini sangat bodoh; selalu mendoakanmu hanya untuk kebaikanmu. Padahal kau sangat jarang berbuat baik padaku, malahan kau bisa di sebut orang jahat, akhir-akhir ini.

Rinduku belum bisa ikhlas jika pikiranku terus-menerus memikirkanmu. Ah, sudahlah biarkan kerinduan-kerinduan terhadapmu hanya bisa kunikmati sendiri tanpa dirimu tahu. Aku ikhlas jika hanya bergelut dengan rindu ini sendirian. Aku tidak memaksamu untuk mengetahui bahwa aku merindukanmu. Meskipun sakit adanya, biarlah rindu ini resah berada di pangkuanku. Sampai dirimu tahu, bahwa aku ini seorang yang senantiasa merindukanmu; di mana pun; dalam keadaan apa pun; bahkan saat sedang mengikhlaskan rindu terhadapmu.

"Malam ini, biarlah rindu bercerita kepadaku tentang keadaanmu di sana. Aku akan sangat-sangat senang mendengarkannya"
-ElgiRizkiansyah

***

Yay, pantengin terus dong...
Kasih komen dan saeannya juga dong. Niscaya itu akan menjadi berarti bagiku ;)

IKHLASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang