Layaknya panggung sandiwara. Hidup selalu menghadirkan pilihan-pilihannya tersendiri—begitu pun cinta. Seseorang akan mendapatkan perannya masing-masing saat bergelut dengan namanya cinta. Ada yang berperan dicintai; ada yang berperan mencintai; ada yang disakiti; ada yang menyakiti dan sebagainya.
Namun, aku berperan sebagai orang yang mencintaimu betul, yang rela akan melihatmu bahagia bersama orang lain. Hingga-hingga kau pernah menyuruhku untuk membencimu. Aku tidak bisa melakukan itu, karena peranku dari awal adalah mencintaimu setulus rasa yang ada di dalam dada.
Jujur saja, peran yang aku benci dalam hal percintaan, yaitu benci berperan untuk membencimu. Entah mengapa, aku sangat benci peran itu. Sudah beberapa purnama aku coba belajar agar aku bisa membencimu—hasilnya tetap nihil. Mungkin takdir tidak pernah bisa memaksaku untuk membencimu, meskipun kau menjatuhkanku dalam cinta yang kau perankan itu.
Aku seperti ini; seorang tokoh protagonis yang sangat rela sabar menghadapi tokoh antagonisnya.
Aku seperti ini; di paksa menyerah dalam sebuah adegan untuk angkat tangan pada cintanya.
Aku seperti ini; selalu di tentang olehmu untuk keinginan-keinginan yang aku inginkan.
Aku seperti itu karena aku yakin, tokoh antagonis pun di akhir cerita akan berbuat baik. Meskipun butuh beribu-ribu episode yang harus di arungi, tapi keyakinanku terhadapmu sangat besar. Kau akan bersifat protagonis yang tidak pernah di benci olehku.
Tunggu saja, seberapa kuat kau
menjatuhkanku, aku akan berdiri lagi. Sampai kau menyadari bahwa aku adalah orang yang senantiasa menunggumu dengan sangat sabar. Meski hati di patahkan, meski rasa ditiadakan, meski cinta di dua kan atau meski kau membenciku sekalipun."Sebenarnya aku tidak bisa membencimu. Namun, aku sedang berpura-pura melakukannya saja."
-ElgiRizkiansyah***
Maaf kemarin ga update.
Sekarang di update lagi yaaa.
Soal cerita ini, kalian bisa bacanya dari judul apapun karena tidak serangkai.

KAMU SEDANG MEMBACA
IKHLAS
Non-FictionBukan novel. Aku menulis catatan ini, hanya untuk mengutarakan isi hati. Mengingat kejadian-kejadian yang enggan untuk Aku lakukan kembali. Atau bisa jadi catatan ini mengutarakan juga isi hati kalian yang membacanya, bahkan ada kejadian yang sama p...