IKHLAS

19.Kamu Terlihat Bahagia

Dari sudut yang sangat jauh sekalipun, kau tetap dekat dari pandangan mata. Yang pertama aku lihat dari dirimu kala itu adalah senyummu. Kau terlihat tersenyum tanpa beban, kau terlihat bahagia ketika bersamanya.

Aku senang saat dia duduk di sebelahmu. Dia sepertinya paham betul cara meluluhkan hatimu. Dari wajahmu, aku melihat semua itu; semua kebahagiaan yang tidak pernah aku lakukan terhadapmu. Saat kau di genggam oleh tangannya, aku sedikit cemburu. Aku mengakui itu. Ada sedikit bahagia ketika aku melihat itu. Meskipun hati belum bisa menerima pemandangan menyeramkan itu, namun aku selalu tersenyum melihat dia yang seperti ingin menjagamu dengan utuh.

Dibandingkan dengan apa yang aku lakukan dulu terhadapmu, mungkin aku kalah jauh. Dirinya lebih sempurna dibanding aku yang berada satu level di bawahnya. Aku sadar, ternyata kau memilih dia karena dia lebih sempurna dari apa yang pernah kau punya, yaitu aku.

Aku pernah berkata seperti ini; aku rela untuk semua ini, yang penting kau bahagia; aku rela menjadi kayu yang siap kau bakar dengan mudahnya; aku rela melihat dirinya membuatmu bahagia, karena sebagian kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga.

Namun, saat kau memperlihatkan kebahagiaanmu di depanku terus-menerus, apakah aku bisa bahagia? Tentu saja tidak, hatiku terus meronta-ronta untuk kau mengerti. Aku ini mantan kekasihmu, mengapa kau dengan sombongnya memamerkan kebahagiaanmu di depanku? Apakah tidak cukup menyakiti dengan hanya meninggalkan saja? Apakah kau ingin membuat hidupku lebih hancur lagi?

Tentang semua itu, kuharap kau mengerti. Bahwa aku pernah jatuh olehmu dan aku tidak mau jatuh untuk kedua kalinya. Tolong, jangan membuat aku jijik jika melihat dirimu. Jadi, kau hanya perlu pergi saja dari hadapanku, dan pamerkan cintamu dengannya kepada dunia, bukan kepadaku yang jelas-jelas sudah kalah dan patah oleh hatimu.

“Mudah saja, jika kau ingin melupakannya berhentilah untuk memperhatikannya.”
-ElgiRizkiansyah