Teruntuk lelaki yang sekarang menjadi kekasih dari wanitaku. Aku ingin mengucapkan selamat kepadamu. Selamat untuk hubungan kalian yang merusak kebahagiaanku. Jangan sombong dulu, aku tidak kalah, kok. Hanya saja hati wanitaku sedang sakit dan berpaling ke pangkuanmu.
Untuk itu, aku ingin menitipkan dia. Tolong jangan pernah menyakiti dia. Aku tidak ingin mendengarnya terluka olehmu. Jaga dia baik-baik sebaik aku menjaganya dahulu. Beri dia kebahagiaan yang belum pernah aku berikan. Aku sangat senang jika kau memperlakukannya seperti itu.
Aku telah mengenal wanita itu lebih lama darimu, aku tahu sifat wanita itu melebihi sahabat-sahabatnya. Sekarang, dia sudah bersamamu. Mungkin, nanti kau akan lebih banyak mengenalnya. Atau mungkin nanti kau akan mengetahui sampai detail bagaimana wataknya. Jika sudah mengetahui semua tentang wanitaku itu, kau jangan pernah membuat dia kecewa.
Aku akan sangat marah terhadapmu, jika suatu hari nanti aku mendengar bahwa kamu telah membuat dirinya bersedih. Aku memang tidak berhak marah kepadamu. Tapi seorang wanita yang pernah hampir menjadi pasanganku itu bersedih olehmu, aku akan sangat tidak terima. Jadi, jangan pernah menyakiti dia.
Jika dia membuatmu kecewa, bersedih atau bahkan terluka. Aku mohon padamu jangan pernah kasar terhadapnya. Aku mohon bimbinglah dia sebagaimana dulu aku pernah menasihatinya. Jika tidak bisa membimbingnya kau boleh cubit dia, asalkan tidak membuatnya terluka. Jika dia membuatmu terluka, sabarlah karena aku pun sangat sabar menghadapinya. Dan jika dia sudah menyakitimu dengan tidak wajar, tinggalkanlah dia. Hingga dia mampu berpikir akan perjuangan orang-orang yang pernah mencintainya.
Sekali lagi, kutitip wanitaku. Aku yakin kau mampu membuatnya tersenyum setiap hari. Aku yakin kau mampu membahagiakannya lebih dari kebahagiaan yang pernah aku berikan padanya. Kau lelaki hebat, mampu membuat dia jatuh cinta padamu. Walaupun aku masih sedikit tidak ingin melihatmu dengannya, tapi jika dia benar-benar bahagia denganmu aku pun turut bahagia.
“Aku senang melihat dirimu senang. Percayalah, itu hanya ucapanku semata.”
-ElgiRizkiansyah***
Terasa gj ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
IKHLAS
Non-FictionBukan novel. Aku menulis catatan ini, hanya untuk mengutarakan isi hati. Mengingat kejadian-kejadian yang enggan untuk Aku lakukan kembali. Atau bisa jadi catatan ini mengutarakan juga isi hati kalian yang membacanya, bahkan ada kejadian yang sama p...