[12] Hubungan Cakka Dan Agni

2.1K 122 22
                                    

>>>>> CakNi<<<<<

"Apa aku boleh duduk di sini?"

Agni mengajukan pertanyaan pada seorang gadis yang kebetulan duduk sendirian di pojok kantin. Agni sempat heran kenapa orang-orang lebih rela berdesakkan dari pada duduk dengan tenang serta punya meja lenggang di pojok kantin. Karena walaupun agak jauh dari pintu masuk, tempat ini sangat mudah terlihat  dari sisi manapun.

Gadis manis dengan kacamata itu mengangkat kepala dengan sedikit berlonjak, sempat memandang Agni dengan tatapan heran sebelum akhirnya membenarkan letak kacamata dan kembali menunduk.

"Hmm... itu..."

"Jika kau tidak menjawab itu artinya kau setuju!" Putus Agni sambil meletakkan makanan dan minuman di meja.

Agni sempat melihat reaksi gadis itu yang seperti menegang karena tindakannya, tapi Agni masa bodoh yang penting dia bisa duduk dan makan.

Hampir tiga menit mereka duduk satu meja dan Agni merasa sangat sepi. Tidak ada pembicaraan diantara mereka. Gadis di depannya itu hanya fokus pada makanannya. Agni menoleh kebelakang. Pemandangan ini sangat jauh berbeda. Di sana riuh seperti pasar dan di sini sunyi seperti suasana kuburan.

"Apa kau suka makan sayuran?" Agni memecah keheningan.

"I... ya... sayuran bagus untuk..."

"Aku selalu tidak suka dengan sayuran berwarna hijau seperti ini, apa kau menginginkannya... Olivia?"

Gadis itu menoleh cepat pada Agni dan menatap Agni dengan tidak percaya. "Ka... Kau tau namaku!"

Agni mengangguk mantap dan tersenyum."Tentu saja, kita satu kelas tadi pagi dan aku duduk di belakangmu. Ah... aku tau! Kau tadi terlalu berkonsenterasi dengan pelajaran Mr. Baim jadi kau tidak melihatku."

Gadis itu kembali menunduk. "Bukan seperti itu. Hanya saja aku..."

"Ahahaha aku tau, aku tau. Kita belum saling mengenalkan diri ya? Baiklah! Aku Agnindya, panggil saja Agni. Kita harus berteman."

"Se... sebenarnya aku sangat tahu siapa kau. Ak... Aku hanya..."

"Ahh sudahlah teman jangan terlalu mempermasalahkan hal ini. Yang harus kita selesaikan sekarang ini adalah apa kau mau memakan ini untukku?"

Agni tidak tahu ada apa dengan gadis manis itu. Gadis itu terus saja menunduk dengan wajah memerah. Apa ada yang salah dengan wajah Agni sampai dia tidak mau melihat Agni?

Agni memindahkan sayuran-sayuran dari piringnya tanpa persetujuan Olivia. Gadis itu seperti ingin protes, tapi Agni kembali tidak peduli.

Agni kembali mengedarkan pandangan dan benar-benar merasa heran kepada teman-teman di kantin yang masih saja memilih untuk tidak berada satu meja dengan Agni dan Olivia padahal meja ini cukup panjang untuk menampung empat orang lagi.

"Apa kau berpikiran sama denganku jika mereka itu sebenarnya aneh dengan duduk bersempit-sempit seperti itu?"

Olivia menunduk semakin dalam.

Agni tidak pernah tahu jika pertanyaannya itu membuat teman baru yang ada di depannya ini bersedih. Gadis yang pendiam itu semakin diam saja selama prosesnya makan. Gadis itu terus menunduk dan hampir terlihat tidak memakan makanannya.

"Hei kau mendengarku Olivia?" Agni menarik atensinya.

Gadis itu mengangguk kecil dan kembali mengaduk makanan.

"Kalau begitu sepertinya aku harus menelpon Shilla dan Sivia untuk makan di sini, kantin fakultas seni pasti sangat penuh. Tempat ini sangat lebar hanya untuk menampung pantat Sivia!"

Brother In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang