-11-

1.2K 189 91
                                        

"Min Woo-ya, neoneun nae chingu ya, geureohji?"tanya Mino ragu-ragu, ia pikir ia tak sanggup mendengar jawaban Min Woo jika benar-benar menanyakan semua asumsinya.

"Mulleonijyo...hyeong"Mino memejamkan matanya dan tertunduk.

"Mwoya ?. Hyeong, kau mempercayainya?"Sekretaris Yoon tertawa saat melangkah mendekati posisi Mino. Sedangkan Mino tertunduk malu karna menyadari kesalahannya. Ia tak ingin menyangkal agar tak terlihat makin bodoh.

"Jangan mudah percaya hanya karna kau tak punya seseorang untuk kau percaya selain aku, hyung. Kau punya aku yang bisa diandalkan"pesan Min Woo sebagai teman. Keduanya kemudian duduk berhadapan di sofa yang berada ditengah ruang kerja Mino. Mino duduk santai sambil menyilangkan kakinya menunggu penjelasan Sekretarisnya ini.

"Aku tak sembarangan menuduhmu beberapa menit yang lalu. Kalau begitu, ada yang bisa kau jelaskan soal lilin aromaterapi di kamar Irene?. Penthouse ku memiliki sistem keamanan yang ketat, tidak sembarang orang memiliki akses ke rumahku. Tapi seorang kurir mengantarkan sepaket lilin aromaterapi ke hotel dan bahkan menatanya di kamar Irene. Lilin-lilin itu juga dibuat khusus, harganya akan membuat orang berpikir ulang jika untuk alasan iseng. Dan si pengirim menitipkan pesan agar kurir diberi izin menata lilin itu di kamar mandi Irene, sipengirim menulisnya di secarik kertas berlogo Warren Grup dan menunjukkannya pada staf keamanan agar dapat masuk kerumahku. Apa itu kebetulan?"cerca Mino dengan beragam dugaan yang mengelilingi pikirannya sejak tadi. Sedangkan Sekretaris Yoon duduk tegap dan tersenyum, ia begitu tertarik dengan obrolan ini.

"Baiklah, akan ku sampaikan pembelaanku. Soal lilin di kamar mandi Irene-ssi?, aku tak tahu menahu, hyung. Mari kita pertimbangkan satu persatu"bukanya, Sekretaris Yoon membuka pembelaannya sedangkan Mino duduk bersandar di sofa.

"Jika aku adalah orang yang hyung maksud, aku takkan melakukan hal konyol seperti itu. Menyamar jadi kurir sambil menunjukkan seolah aku diminta menyusun lilin itu di kamar Irene?. Aniyo. Sebagai orang yang memiliki akses yang sangat mudah ke rumahmu, aku akan membawanya sendiri, tak akan ada yang curiga. Disamping fakta aku sekretaris pribadi mu, hyung juga sering membeli beberapa paket lilin aromaterapi, tak akan ada yang menyadari, aku juga dengan mudah membuat alibi"terangnya.

"Harga lilin itu mahal?. Jika aku adalah orang itu, aku takkan membeli lilin mahal. Karna itu akan membuat status sosial ku mencolok. Lilin-lilin mahal tidak dijual disembarang toko, pemilik toko juga biasanya mengenali si pembeli karna biasanya mereka berkonsultasi dengan si ahli untuk menemukan aroma yang sesuai, si pembuat lilin bahkan bisa mencocokkan aroma dengan kepribadian si pemesan. Kalau begitu, bukankah keberadaan ku mudah ditemukan?"lanjutnya.

"Lalu soal kertas memo berlogo Warren Grup?"

"Ada banyak cara untuk mendapatkan kertas memo milik perusahaan, karna sebagian pegawai membawa memo itu didalam tas mereka. Orang itu mungkin mencurinya dari pegawai"jelas Min Woo santai dan tampak masuk akal. Mino kemudian menatap Min Woo tajam, pertanyaan yang ia simpan sejak tadi harus ia tanyakan.

"Aku tak pernah menceritakan kondisi ibuku saat kejadian itu padamu. Bahkan saat kita membahas bukti pembunuhan itu, kau tak pernah membuka laporan penyelidikan forensik sebelum aku membukanya. Beberapa bukti konfidensial juga tak pernah ku bagi denganmu ketika kita mendiskusikaan kasus ini. Lalu darimana kau tahu soal simbol persegi itu?"tanya Mino tenang, dilihatnya Sekretaris Yoon mengeluarkan foto keluarganya yang ia sisipkan di dompet kulit miliknya.

"Ige mwoya?"Mino bertanya ketika Sekretaris Yoon menunjuk wajah Almarhum Ayahnya di foto yang tampak begitu lusuh.

"Ayahku. Aku mengetahui soal simbol itu dari ayahku. Ayah ku seorang detektif di Kepolisian Chun Cheon. Ia salah satu detektif yang datang ke TKP hari itu. Kkeundae, Ayahku mendapat peringatan dari atasannya karna bersikeras mendalami kasus ibu anda saat kasus itu ditutup paksa. Aku sudah tertarik dengan bidang ilmu ini sejak kecil, aku sering membaca laporan kasus yang dibuat Ayahku, salah satunya kasus ibu anda. Aku melihat foto-foto ibu anda di laporan penyelidikan, sebelum akhirnya di kremasi. Itu sebabnya, sejak awal aku yakin ini kasus yang saling berkaitan. Si pembunuh itu memiliki ciri khas tersendiri"Mino menghela napasnya, ia tampak lega ketika pria dihadapannya ini bukanlah musuh melainkan sekutunya.

Hold My Hand [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang