-15-

1.4K 196 145
                                    

Sore itu, gumpalan awan menghiasi langit kota ini. Seorang wanita cantik yang mengenakan dress biru muda mengedarkan pandangannya sambil sesekali melirik kearah jalan yang barusan ia lewati bersama Eun Seol, perawat sekaligus temannya. Senyumnya mengembang ketika seorang nenek yang tinggal tak jauh dari rumahnya barusaja menyapanya yang tengah menunggu Eun Seol diperempatan jalan. Eun Seol tak sengaja meninggalkan dompetnya saat mereka hendak ke supermarket, beruntung mereka belum berjalan cukup jauh, jadi Eun Seol masih sempat menjemputnya.

"Eoh, Eun Seol-aa"Jisoo melihat Eun Seol menghampirinya dari kejauhan.

Jisoo tersenyum sambil melambaikan tangannya, namun tidak dengan Eun Seol yang sontak membulatkan matanya. Pandangannya tertumbuk pada sebuah mobil yang melaju sangat kencang dari arah berlawanan. Ia berteriak sekuat tenaga agar Jisoo menyingkir, namun wanita itu justru diam terpaku menatap bahaya yang ada didepan matanya.

"Bobby-aa"tuturnya sebelum Eun Seol sempat menyeretnya menjauh.

Jisoo runtuh seketika, tepat ketika mobil yang melaju sangat kencang dari sebelah kanan menghantam mobil lain yang berada sangat dekat dengan tempat ia berpijak.

Langkah Eun Seol terhenti sesaat ketika suara benturan itu mendominasi pendengarannya barusan, jantungnya seolah berhenti berdegup saat menyaksikan Jisoo diam membisu kala petaka didepan matanya, namun ia segera menyadarkan diri dan  menerobos kerumunan massa yang mengelilingi Jisoo. Tangisnya pecah kala Jisoo tak menyaut dan merespon sentuhan apapun, ia menggenggam tangan Jisoo yang masih terkapar di sudut pedestrian sambil menanti ambulance menjemput  mereka.

=0=

"Dok, apa pasien sungguh baik-baik saja?. Apa ia akan segera bangun?"Eun Seol tak henti menggosok kedua telapak tangannya, rasa khawatirnya belum kunjung sirna hingga ia berulang kali memastikan keadaan Jisoo akan segera pulih pada sang dokter.

"Tak ada luka serius, pasien akan segera bangun dan membaik. Ia bisa pulang esok pagi"tutur dokter muda yang kemudian meninggalkan Eun Seol dan segala kekhawatirannya.

Meski awalnya, Eun Seol berniat menghubungi Mino, perawat berambut pendek itu akhirnya memutuskan menghubungi dokter Park saja. Ia pikir, Mino pasti tengah sibuk dengan pekerjaannya, jika ditambah dengan mendengar kabar Jisoo yang menjadi korban kecelakaan, bisa dipastikan semua pekerjaan terbengkalai, Mino sudah pasti memesan tiket pesawat tercepat ke Hungaria demi memastikan keadaan Jisoo.

Tak lama dari itu, seorang wanita paruhbaya mengayunkan langkahnya cukup cepat dikoridor, ia sesekali menaikkan syal dilehernya yang menjuntai saat ia berlari kecil. Eun Seol yang tengah memperbaiki selimut Jisoo menyambut wanita paruhbaya itu kala mendengar pintu kamar rawat Jisoo terbuka.

"Apa yang terjadi?. Apa ia sudah sadar?"

"Belum, dok. Dokter bilang tak ada yang serius dan nona akan segera bangun"tutur Eun Seol pada dokter Park yang tengah menggenggam tangan Jisoo. Dokter Park mengusap punggung tangan Jisoo dan menatap Jisoo prihatin.

"Jisoo-ya"dokter Park melirik jemarinya yang digenggam erat Jisoo, perlahan kelopak mata wanita itu terbuka, mencoba menyesuaikan cahaya lampu di langit-langit kamar.

Air matanya menetes, cairan bening itu berlomba-lomba keluar dari kelopak mata Jisoo. Dokter Park dan Eun Seol bersama-sama mencari asal rasa sakit yang membuat Jisoo meneteskan airmatanya. Dibantu Eun Seol, Jisoo berusaha duduk bersandar. Sepasang mata indahnya menyiratkan kesedihan mendalam yang terpendam.

"Dok, Bobby. Pasti terjadi sesuatu padanya. Ingatanku tentang hari itu pasti benar"Jisoo menangis terisak, rasa sakit itu kian dalam saat menyebut nama pria yang paling ia cintai.

"Jisoo-ya, lihat aku"pinta wanita paruhbaya yang tetap cantik di usianya yang tak lagi muda.

"Kau barusaja menjadi korban kecelakaan, apa hal itu mengingatkan mu pada sesuatu?. Apa yang muncul dalam ingatanmu?"tutur dokter Park, beliau menggenggam erat kedua tangan Jisoo. Ia yakin Jisoo sanggup mengingat kejadian mengenaskan yang menjadi akhir dari perjumpannya dengan Bobby.

Hold My Hand [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang