Mino selalu mendapat kabar terbaru perihal pencarian Oh Sang Woo selama perjalanannya kembali ke Seoul. Kurang dari 24 jam, polisi bahkan mampu meringkus Oh Sang Woo di apartemen studio miliknya. Oh Sang Woo segera digiring ke kantor polisi untuk dimintai keterangan, rumah dan segala kepemilikannya lantas diperiksa untuk mencukupi barang bukti. Namun kasus yang dihadapi detektif saat ini, bukanlah kasus pembunuhan seperti yang Mino dan Sekretaris Yoon duga. Ketika detektif setempat menggeledah apartemen studio Oh Sang Woo, bukan tali penjerat atau sarung tangan yang ditemukan. Melainkan jejeran foto kaki jenjang, lengan, bahkan punggung para wanita yang menggantung rapi di salah satu dinding, bahkan masih tersisa beberapa foto yang belum sempat tercetak. Begitu sampai di Seoul, Mino menghampiri Oh Sang Woo yang masih ditahan di sel sementara. Keduanya menatap asing satu sama lain.
“Apa kau mengenalku?”tanya Oh Sang Woo yang tengah menatap pria bersetelan jas rapi lengkap dengan sepatu pantofel mengkilap dihadapannya saat ini. Mino terdiam sesaat, sepasang matanya meneliti tiap inci perawakan pria yang mendekam dibalik jeruji itu.
“Apa kau tahu apa ini?”Mino menyodorkan sebuah pisau bedah mainan pada tersangka yang sudah ia siapkan di saku celananya.
“Ya!. Aku tidak tertarik pada anak-anak, aku hanya melakukannya pada wanita dewasa”Oh Sang Woo menjawab ketus pertanyaan sederhana Mino, ia kemudian kembali duduk bersila dan mengabaikan orang yang sebenarnya tak ia kenal sama sekali ini.
‘Ia takkan menjawab seperti itu jika ia mengerti maksudku’
Mino kian yakin bahwa Oh Sang Woo bukanlah orang yang ia cari. Perawakan Oh Sang Woo pun jauh dari profil pelaku yang ia simpulkan sampai detik ini.
Mino lantas kembali ke rumahnya dengan perasaan kecewa, ini kesekian kalinya ia gagal menemukan orang itu.
=0=
“Cha Yong Cheol. Oraemanida”Mino menyapa pria bertubuh gempal dihadapannya ini. Pria itu menyambut Mino dengan senyuman hingga hanya menyisakan sedikit celah di matanya.
“Aku mendengar kau mencariku. Ada sesuatu yang bisa ku bantu?”Yong Cheol benar-benar memperlakukan Mino selayaknya teman lama yang sudah lama tak bertemu, ia menyambut Mino dengan ramah. Keduanya duduk di bangku yang berada disudut ruangan, tempat ternyaman untuk membahas hal pribadi.
“Mianhae, aku tak pernah menghubungi mu selama ini. Sekarang aku justru datang meminta bantuan padamu seolah kita benar-benar akrab”sesal Mino, ia kemudian menunduk malu. Yong Cheol lantas menepuk bahu Mino pelan, ia hanya tertawa kecil dan tak menganggap serius perkataan Mino.
“Ya. Walaupun kau hanya tinggal sebentar, kau tetap bagian dari keluarga Panti Asuhan Haneul. Kalau begitu apa?. Jika soal uang, aku rasa kau punya lebih banyak dari yang kupikirkan”cetus Yong Cheol bercanda untuk mencairkan suasana canggung akibat ungkapan penyesalan Mino.
“Ada seorang wanita. Ia punya kemampuan memasak yang menurut ku lumayan, ia kehilangan ingatannya, jadi aku berencana mencarikan pekerjaan yang berhubungan dengan dapur agar ingatannya segera pulih. Sulit jika membiarkannya mencari seorang diri, ia tak memiliki sertifikat sertifikat tertentu dibidang kuliner. Untuk itu aku datang menemuimu”jelas Mino panjang lebar. Tak disangka, Yong Cheol langsung setuju dengan permintaan Mino. Hanya saja ia meminta Mino memaklumi sistem di restorannya, dimana Irene tak bisa langsung memegang wajan dan menghidangkan seporsi pasta pada pelanggan. Irene harus mengikuti hirarki di dapur dan belajar menyesuaikan diri perlahan, mulai dari mempersiapkan alat memasak, mempersiapkan bahan makanan, dan bahkan membantu membersihkan peralatan yang digunakan chef saat dapur benar-benar sibuk. Mino tentu saja menyetujui permintaan Yong Cheol, setidaknya ia menitipkan Irene pada orang yang ia kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold My Hand [COMPLETED]
FanfictionAnak Perusahaan Warren Group di Korea Selatan kedatangan direktur baru. Bukan karna diutus, namun berkat permintaan pribadi sang direktur. Song Min Ho. Direktur termuda dalam sejarah pimpinan Warren Group. Ia menjadi sosok yang tengah hangat diperbi...