-19-

1.1K 183 110
                                        

Hopfen und Malz ist verloren

Menyerahlah, tak ada gunanya berusaha dan berharap

-Redensart/Idiom Jerman-

=0=

"Appa, Irene Imo hilang"

"Hahaha, Hana-ya, Irene Imo kan bukan anak kecil, tidak mungkin hilang"tukas Mino yang tertawa kecil sambil sibuk memindahkan baju-bajunya dari koper ke lemari.

"Jjinjja Appa, Irene Imo tidak ada dimana-mana"sanggah Hana, gadis kecil itu mulai cemberut dengan mata berkaca-kaca ketika Ayahnya tak percaya dan menganggap itu lelucon.

"Arraseo...arraseo, ayo kita cari Irene Imo. Nae ddal-i uljima, eoh?. Sini hapus dulu airmatanya"bujuk Mino ketika Hana mulai menangis. Buru-buru digendongnya Hana dan mengusap punggung kecil Hana agar putrinya berhenti menangis.

Tangan kecil Hana lantas memeluk leher sang Ayah yang menghentikan sejenak aktivitasnya, keduanya berjalan santai mengitari panti asuhan. Mencari ke setiap ruangan sambil terus memanggil nama Irene.

Satu kali, dua kali, dan ini yang ketiga kalinya mereka berdua berkeliling. Mino sontak khawatir, tak biasanya Irene bepergian selama ini tanpa memberitahu siapapun, Mino lantas menitipkan Hana pada ibunya dan mulai mencarinya seorang diri diluar pekarangan panti.

"Ahjussi..."sapa seorang anak yang menghampiri Mino usai menyebrang jalan.

"Eoh?. Min Hwan-aa. Kenapa main keluar?"Mino menghentikan langkahnya ketika remaja laki-laki itu memanggilnya, diusapnya puncak kepala anak itu.

"Aku hanya ke toko alat tulis sebentar. Kkeundae, ahjussi daritadi berteriak mencari siapa sampai kesini?. Kulihat Hana tadi bermain dengan Eun Bi dan Hye Soo"

"Aniya, Ahjussi bukan mencari Hana. Apa kamu melihat perempuan cantik, rambutnya sepunggung, tingginya kurang lebih sebahu ku?. Dia datang bersama ku dan Hana semalam"

"Aaah, noona yang pakai kemeja dongker bergaris?"

"Eo, majja, apa kau melihatnya?"matanya membulat seketika saat anak itu mengenali ciri-ciri Irene yang barusan ia sebutkan.

"Nde. Aku tadi melihatnya, noona itu membantuku mengangkat koran. Kkeundae, noona itu sedikit aneh, ia tiba-tiba bertanya dimana lokasi penemuan mayat pembunuhan berantai"

DEG

Tanpa babibu, Mino lantas berlari ke panti asuhan usai mendengar informasi dari anak itu. Dibukanya kasar satu persatu laci diruang depan demi mencari senter.

"Mino-ya, apa yang kau lakukan?. Pelan pelan buka lacinya, nanti rusak"tutur Shin Mi Young tepat saat Mino menyorongkan laci cukup kuat usai menemukan senter yang dicari-cari.

"Eomma, aku titip Hana. Irene-ssi sepertinya pergi ke hutan untuk mencari tahu soal ingatannya seorang diri, dia ceroboh,  aku takut dia tersesat. Aku pergi dulu"pamitnya.

Mino melirik jam tangannya tatkala rembulan samar-samar menampakkan wujudnya. Kenapa harus hari ini bulan sabit kecil yang muncul, sesal Mino. Hutan disana sangat rindang, cahaya rembulan yang menerpa dedaunan tak kan cukup jadi penerang saat mencari jalan. Mino hanya berharap Irene menunggunya jika gadis itu tak tahu arah pulang. Ia berlari sekuat tenaga kearah hutan agar lebih cepat menemukan gadis itu.

Mino mengambil langkah panjang, menginjak tanpa ragu setiap semak belukar yang menghalangi jalannya. Meneriakkan nama Irene sekuat mungkindisetiap langkah yang ia ambil. Kelopak matanya kini tengah berusaha keras menahan cairan bening dimatanya tumpah, hingga akhirnya laki-laki itu menyerah. Ia menghentikan langkah kakinya dan menghela nafas berat.

Hold My Hand [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang