"Hana-ya, Hana mau punya adek berapa?"
"Lima !"jawabnya lantang dengan senyuman khas anak-anak yang tentunya disusul senyuman penuh makna dari sang Ayah.
"Sayang, bagaimana ini, haruskah kita lebih sering liburan?. 5 anak butuh proses"goda Mino pada Irene yang sontak bersemu seketika.
Irene segera memasang kembali wajah datarnya, berjongkok dan merapikan rambut panjang Hana. Ia memeluk putri kecilnya erat, seminggu adalah waktu yang cukup untuk membuat rindu Irene pada Hana menumpuk setinggi mungkin.
"Hana baik-baik dirumah, nurut sama Nenek dan Min Woo Samchon, arraseo?"
"Nde, eomma. Kkeundae, Appa dan Eomma mau kemana?"
"Pulau Jeju, dekat kok"sambut Mino.
"Kalau Hana rindu, Hana bisa telpon Appa atau Eomma kapan saja"tutur Irene lembut yang membuat mata Mino sontak membulat.
"Nde ?"Mino kaget dan khawatir gadis kecilnya benar-benar akan menelpon mereka. Ia hanya berharap Hana tidak menelpon disaat genting.
Usai perpisahan di bandara Gimpo, Mino dan Irene mulai menikmati penerbangan mereka yang kurang lebih memakan waktu 1 jam. Di bandara, seseorang sudah menunggu mereka untuk membawa mereka ke hotel yang sudah dipesan Mino dari jauh hari.
"Cantiknya...."tutur Irene sambil memanjakan matanya yang melihat pemandangan pulau ini dari jendela kamar.
"Bagaimana ? Suka tempatnya?"bisik Mino yang mendekap Irene dari belakang, mempertemukan pipi mereka ketika sama-sama memandang keindahan pulau ini.
Irene mengangguk pelan, ia masih sibuk terbuai dengan pemandangan alam saat Mino sudah melancarkan kodenya yang tak direspon Irene sama sekali.
"Oh iya, tadi bukannya ada brosus wisata?"cetus Irene yang segera lepas dari dekapan Mino dan mencari brosurnya.
"Mino-ya, ada banyak tempat wisata disini. Karna kita akan berada disini selama seminggu, kurasa kita bisa kunjungi semua tempat"
"Nde"
"Karna ini sudah hampir malam, apa ada tempat yang bisa kita kunjungi?"tanya Irene sambil membolak-balik brosur.
"Eobseo"
"Yaahhh, jadi kita hanya dikamar saja?"
"Eo, bukankah tujuan kita ke Jeju supaya bisa mendekam dikamar sepanjang hari ?"sanggah Mino dengan suara yang agak meninggi dan cukup untuk membuat Irene terkejut.
"Aku pikir kita benar-benar liburan"tutur Irene lesu, ia pikir Mino benar-benar kesal saat ini.
Laki-laki itu segera menghampiri Irene dan mendekapnya erat. Ia tak ingin Irene salah paham dengan maksudnya.
"Aniya, kita memang liburan. Mianhae..."
Mino mendekap gadis itu erat usai memberi kecupan singkat sebagai permintaan maafnya. Sepasang mata mereka bertemu tatkala dekapan itu direnggangkan, memastikan bahwa sorot mata itu mengatakan setuju sebelum bibir tipis nan lembut itu berpaut. Semakin dalam dan menuntut. Menutup mata dan menikmati kehangatan satu sama lain.
Mino yang mendekap Irene erat sontak menjatuhkannya ke ranjang, membenarkan posisi wanitanya tanpa melepas pagutan mereka sedetikpun.
"Yaiiiissshhh....."
Mino hampir mengumpat ketika ponselnya berdering, diraihnya ponsel yang ia geletakkan begitu saja diatas nakas.
"Appa...."pekik Hana dari seberang sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hold My Hand [COMPLETED]
FanfictionAnak Perusahaan Warren Group di Korea Selatan kedatangan direktur baru. Bukan karna diutus, namun berkat permintaan pribadi sang direktur. Song Min Ho. Direktur termuda dalam sejarah pimpinan Warren Group. Ia menjadi sosok yang tengah hangat diperbi...