16.

35 6 5
                                    

"Oke semua, udah siap buat latihan menembak?" Dewi berjalan mengelilingi teman-temannya yang sudah berbaris rapi dengan persiapan masing-masing. Serangam lusuh mereka sudah tergantikan dengan baju serba hitam dengan rompi anti peluru dan tentunya ditambah dengan senjata yang dipegang masing-masing. "Siap!" jawab mereka serempak.

"Baiklah, kalian bisa mulai latihan masing-masing, gua juga" Dewi meninggalkan mereka semua tanpa perasaan. "Ehh tunggu, jadi lu gak ngerti cara nembak? Gua kira awalnya lu yang bakal ajarin kita buat nembak" protes Pinkkan dengan nada kecewa. Dewi hanya tersenyum polos. "Iya, gua gak bisa nembak," ia menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"Bukannya lu suka main konsol game action ya? Atau nonton film-film action yang pakai senapan" Lusi menambahkan. Dewi mengangguk. "Ya, tapi itu not real, megang senjata di dunia nyata aja gua gak pernah apalagi cara pakainnya".

Semua terkulai. Menyerah dengan kondisi. "Yaudah, kalau kaya gini lebih baik gua mati ditembak sekalian daripada coba ngelawan tapi gatau caranya" Windy mengangkat sebelah alisnya. Semua berdecak dan mengiyakan perkataan Windy.

Berbeda dengan Sabrina, ia malah berjalan ke salah satu bilik menembak. Ia melihat situasi tempat tersebut dan mulai mengamati. Tempat itu benar-benar hebat, dengan bantalan target besar di ujungnya. Berbeda dengan bantalan target yang berada di luar, bilik ini sepertinya diperuntukan untuk para pemula karena di sekat dengan baja pada dua sisinya. Sabrina tersenyum miring. Di sebelah kanannya terdapat penutup telinga, tanpa pikir panjang ia mengenakan penutup telinga itu dan mempersiapkan senjatanya.

"Apa jenis senjata anda? Izinkan saya memandu latihan anda... Saja Ruza, sistem yang dipergunakan untuk membantu para pemula untuk latihan. Siapa namamu?.."

Sabrina melotot tak percaya, sungguh canggih peralatan-peralatan disini. "Umm... Ehh namaku Sabrina" jawabnya dengan sedikit gugup di mikrofon kecil yang tersambung dengan penutup telinga tersebut.

"Baiklah Sabrina, izinkan aku memberikan arahan untuk latihanmu. Tahap pertama, pakai kacamata di laci depanmu, disana akan ada spesifikasi serta cara penggunaan senjata yang akan kau gunakan untuk latihan. Sebelumnya, apa tipe senjatamu?"

Ruza mengulang pertanyaan yang belum sempat di jawab oleh Sabrina. "Oh itu.." Sabrina mengotak atik senjatanya untuk mencari tipe senjata apakah itu. "Senapan serbu M-16" ucapnya setelah menemukan tulisan tersebut.

"Selera yang bagus Sabrina. Sekarang kenakan kacamata yang aku katakan tadi"

Sabrina menuruti perintah Ruza. Ia membuka laci dihadapannya dan menemukan kacamata yang menurutnya keren. Kacamata tersebut memiliki frame baja dan kaca bening yang hampir tak terlihat. Ia buru-buru mengenakan kacamata tersebut. "Ruza, kau tahu sesuatu? Kacamata ini KEREN" ucap Sabrina dengan semangat.

"Terimakasih kau telah memuji kacamata yang aku desain, semoga kau suka."

Woman WarriorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang