Author P.O.VKau dan Daiki sudah sangat lama berteman. Tanpa kau sadari sedikit pun, Daiki menaruh hati pada mu.
Kalian berdua selalu menghabiskan waktu bersama-sama. Semua kenangan itu tidak akan ia lupakan.
Daiki menatap undangan pernikahan yang ia pegang. Ia menghela napas berat, menjatuhkan kepalanya di meja yang ada didepannya.
"Sudah tidak ada harapan..." Gumamnya.
Tidak mau terlalu larut dengan kesedihan, akhirnya ia keluar untuk mencari udara segar.
Pemandangan kota malam yang bermandikan cahaya lampu membuat perasaannya lebih lega daripada yang tadi.
Ia memilih untuk duduk dibangku taman lalu menatap kearah langit yang dipenuhi bintang.
Lagi-lagi, ia menghela napas berat. Rindu--itulah yang ia rasakan.
Guna melupakan rindu itu, ia memilih untuk menelepon mu. Panggilan tersambung, terdengar suara mu yang sedang berbincang-bincang dan tertawa dengan seseorang.
"Ah, Dai-chan! Ada apa menelepon malam-malam?" Tanyamu.
Daiki tersenyum sedih, "Gak papa. Cuman mau ngasih selamat aja."
"Oh! Kau sudah menerima undangan nya ya? Pastikan kau nanti datang ya! Kalau kau tidak datang, aku akan meninju mu berkali-kali." Kau tertawa.
Daiki ikut tertawa--hanya saja ada rasa sakit didalam tawa itu, "Aku pasti datang kok. Selamat ya. Aku ikut bahagia untukmu. Selamat tinggal." Daiki pun menutup sambungan telepon itu.
"Eh? Dai-chan?" Kau menatap telepon mu, bingung karena Daiki tiba-tiba menutup panggilan.
Yuya mendatangi mu lalu menatap mu bingung, "(Name), kenapa?"
"Ah... Yuya-kun. Ini, tadi Dai-chan nelpon, tapi tadi dia tiba-tiba nutup panggilannya." Kau menatap calon suamimu.
"Oh? Aneh, tidak biasanya Arioka-kun bersikap seperti itu." Yuya mengangkat sebelah alisnya--bingung.
Kau mengangguk--setuju dengan ucapan Yuya.
✡❇✡
Akhirnya, hari pernikahan mu dan Yuya tiba. Daiki--dengan hati yang berat--datang ke tempat pernikahan mu. Ia hanya ingin melihat mu terakhir kali. Ia hanya ingin melihat mu tersenyum--walaupun bukan dengannya. Ia hanya ingin melihat mu memakai gaun pengantin putih itu yang selalu ingin ia lihat--sayangnya kau tidak bersamanya saat berada didepan pendeta.
Kau dan Yuya berhadapan. Disekitar kalian berdua banyak bunga yang bermekaran.
Selesai membaca janji pernikahan, kau dan Yuya memasang cincin di tangan satu sama lain.
Yuya tersenyum kearahmu lalu mencium keningmu. Dengan itu, kalian berdua sudah resmi menjadi sepasang suami istri.
Daiki memperhatikan mu. Memperhatikan dirimu yang tengah tersenyum bahagia.
Akhirnya, waktu untuk mengucapkan selamat kepada kedua mempelai datang.
Daiki mendatangi mu, "(Name)." Panggil nya.
"Dai-chan!! Kau datang juga!!" Kau berseru senang.
Daiki mengeluarkan senyuman terbaiknya, "Kau tampak cantik. Selamat ya."
"Terimakasih Dai-chan!" Kau tersenyum bahagia.
Daiki pun beralih ke Yuya. Daiki tersenyum kearah Yuya.
"Selamat." Mereka berdua melakukan fistbump.
"Terimakasih, Arioka-kun."
Daiki tersenyum.
✡❇✡
Berharap untuk kebahagiaan mu. Itulah satu-satunya yang bisa ku lakukan.
Daiki mengambil lilin yang berada di mejanya. Lilin dengan api yang menyimpan perasaannya kepadamu.
Daiki berharap kepada lilin itu. Ia berharap agar kau selalu bahagia. Jauh di lubuk hatinya, hanya itu yang ia inginkan.
Daiki akhirnya meniup lilin itu--membuat api yang tadinya menyala menjadi padam.
"Selamat tinggal, aku mencintaimu."
✡❇✡
Ku jadi galaw :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey! Say! JUMP Oneshots
FanficBerisi tentang cerita-cerita Hey! Say! JUMP x reader.