Reader POVHari lagi cerah-cerahnya dengan cuaca yang tidak panas maupun dingin. Membuatku ingin sekali keluar untuk jalan-jalan. Aku segera memakai baju terbaikku dan bersiap untuk pergi.
Ayah dan Ibu ku yang tadinya sedang menonton TV sekarang malah memperhatikan ku dari atas sampai bawah.
"Kok dandanannya cantik banget? Mau kemana? Ketemu pacar ya?" Tanya Ibu bertubi-tubi dan disaat pertanyaan terakhir, Ayah menginterupsi Ibu.
"Ih, Ibu, anak kita itu masih kecil. Jangan pacar-pacaran dulu."
"Heh, anak kita itu udah 25 tahun, seharusnya sekarang dia sudah punya tunangan. Ayah ini bilang aja kalau masih gak tega ngelepas (Name)," balas Ibu. Aku hanya dapat tertawa canggung melihat argumen mereka tentang ku.
Aku mendatangi mereka berdua lalu salim dan pamit, "Aku pergi dulu, ya! Assalamualaikum!"
"Wa'alaikumsalam," ucap Ayah dan Ibu bersamaan.
Aku pun keluar dari rumah ku dan tujuan pertama ku adalah taman kota.
Aku memperhatikan pemandangan sekitar. Ada seorang ibu-ibu yang sedang menyirami bunga, perempuan yang sedang mengendarai sepeda dengan santai, sampai lelaki yang sedang mengajak jalan peliharaan nya. Banyak orang yang sedang beraktivitas di luar karena cuaca hari ini.
Author POV
"Syukurlah cuaca nya sebagus ini!" Ucapmu mengepalkan tangan mu ke atas sembari menutup matamu senang, namun di sisi lain, di depanmu ada seorang lelaki yang sedang memakai earphone sembari memperhatikan handphone yang ada digenggamannya. Karena kalian berdua sama-sama tetap berjalan tanpa memperhatikan jalan, kalian berdua bertubrukan dan alhasil, kalian berdua terjatuh.
Kau mengelus kepalamu bagian belakang yang terbentur dengan jalanan sembari meringis kesakitan. Kau menatap tajam lelaki di depanmu itu yang juga sedang mengusap-usap kepala bagian belakangnya, "HEH! KALAU JALAN TU PAKEK MATA DONG! JADI NABRAK ORANG KAN!" Serumu kesal.
Lihat siapa yang berbicara? Kau sendiri juga tidak lihat-lihat jalan asal kau tahu.
"DIMANA-MANA KALAU JALAN TU YA PAKEK KAKI! EMANGNYA LO BISA JALAN PAKEK MATA?!" Balas lelaki itu yang tidak terima diteriaki. Orang-orang pun mulai memperhatikan kalian karena suara kalian berdua yang kelewat nyaring.
Kau berdiri--masih dengan tatapan kesal yang tertuju pada lelaki itu. Melihat itu, lelaki itu ikut berdiri.
"LAGIAN ADA JUGA YA ORANG YANG GOBLOK BANGET JALAN KAKI TAPI FOKUS SAMA HAPE! GUE DOAIN LO MASUK SELOKAN SEKALIAN!"
"YA SITU NGAPAIN NUTUP MATA SAMBIL NGEPALIN KEDUA TANGAN KE ATAS?! LO KIRA INI ANIME HAH?!"
Bisikan orang-orang makin terdengar, dan kau maupun lelaki itu tidak peduli.
Kekesalan mu sudah sampai ubun-ubun, kau menarik lengan baju mu ke atas. Menarik kerah baju orang itu, kau menatapnya tajam, "Lo ngajak kelahi hah?"
"Iya, gue gak peduli walaupun lu perempuan. Perempuan apaan yang sebrutal ini?" Kata-kata pedas lelaki itu membuatmu langsung meninju wajahnya dengan keras. Lelaki itu terjatuh kebelakang karena pukulan mu.
"Apa? Bicara sekali lagi, sialan," ucapmu sarkas. Lelaki itu mendecih lalu segera berdiri. Saat ia baru saja ingin balik meninjumu, salah satu orang yang memerhatikan kalian berdua menahan lelaki itu. Orang yang lain juga menahanmu.
"UDAHAN, GILA! KALIAN INI MALAH BIKIN RIBUT AJA!" Seru orang itu.
"SALAHIN DIA LAH! ORANG DIA DULUAN YANG BIKIN ORANG EMOSI!" Ucap lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey! Say! JUMP Oneshots
FanfictionBerisi tentang cerita-cerita Hey! Say! JUMP x reader.