Req by: NazhiraKhairunnissa
Author P.O.V
Tanpa disadari oleh Daiki, kau sudah mulai dewasa dan memilih jalan untuk dirimu sendiri. Jalan yang jauh meninggalkan Daiki dibelakang. Namun, adakah Daiki dijalan yang kau ambil itu?
-Ai yo, Boku wo Michiibiteyuke-
Kamu menggigit bibir bawahmu, ragu untuk mengatakan hal ini kepada Daiki. Daiki yang daritadi menunggu menatapmu penasaran.
"Dai-chan... Aku tahu kita sudah bersama seperti selamanya, tapi maaf, kita udah dewasa. Sudah saatnya kita milih jalan buat masing-masing." Ucapmu dengan pelan dan hati-hati, kau sebenarnya takut untuk menyakiti hatinya.
Tapi reaksi yang Daiki berikan padamu sangat jauh dari perkiraan mu. Dia tersenyum dengan sangat lembut lalu berkata, "Tidak apa-apa, (Name)-chan. Kau mau mengikuti kuliah di luar negeri 'kan? Kalau begitu, pergi saja dan belajarlah yang rajin disana. Aku disini saja. Jika kau sudah lulus nanti, berjanjilah kau akan kembali kesini dengan semua ilmu yang kau dapat disana."
Kau tersenyum lebar dan terharu, kau memeluk erat Daiki, "Terimakasih, Dai-chan! Aki janji, saat aku sudah lulus nanti, aku akan kembali kesini!!"
Daiki tersenyum simpul dan membalas pelukanmu, "Aku akan sangat merindukanmu."
-Beberapa tahun kemudian-
Kau berbolak-balik, menggigit kuku jari, hanya rasa ragu dan khawatir yang ada dalam hatimu saat ini. Yuto yang daritadi hanya memperhatikan mu mengangkat sebelah alisnya heran.
"(Name)-chan, kau sudah bolak-balik sebanyak 168 kali, kau tidak mau duduk?"
Kau menoleh kearah Yuto, "Gak bisa! Aku mau kembali ke Jepang untuk mendatangi Dai-chan tapi aku juga mau menyatakan sesuatu kepadanya. Aku takut itu akan melukai hatinya, aku juga gak mau hubungan kita yang udah baik kayak gini berubah." Kamu mengacak-acak rambut mu, frustasi.
Yuto mengelus-elus punggung mu, "Sudah. Aku tahu Dai-chan itu orang yang kuat. Sekarang, kamu hanya perlu memberitahukan nya tentang apa yang menjanggal dihatimu."
Kamu menatap Yuto, "Beneran nih?"
Yuto tersenyum, "Iya! Nah, kuantar kan kamu kebandara ya!"
Kamu mengangguk pelan, kalian pun berjalan menuju bandara.
Skip~
Kamu sudah berada didepan rumah Daiki. Kau sangat ingin mengetuk pintu rumah dan memberinya pelukan tapi kau masih takut untuk mengatakan suatu hal.
Kamu akhirnya mencoba untuk mengumpulkan keberanian. Kau menarik napas, mengeluarkannya lalu mengetuk pintu rumah Daiki.
Dari dalam terdengar suara Daiki yang mengucapkan 'sebentar'. Kau sedikit merapikan ponimu lalu tersenyum. Daiki membuka pintu dan dia melongo kaget saat melihatmu didepannya.
"(Name)-chan?!"
Kau hanya terkekeh dan memeluk lelaki didepanmu itu, "Aku kembali, Dai-chan!"
Daiki membalas pelukan mu, "Syukurlah kau kembali."
Kau melepaskan pelukan mu lalu menunduk kebawah sembari tersenyum sedih, "Dai-chan, maaf. Aku tahu kau sudah berusaha yang terbaik untuk ku. Aku tahu kau sudah menungguku selama beberapa tahun ini. Aku juga tahu kau sudah menyatakan perasaan mu beribu-ribu kali dan selalu kutolak. Aku masih memaklumi mu saat itu, tapi, sekarang aku sudah memiliki seseorang yang akan mendampingi ku nantinya. Dan... Itu bukan kau, Dai-chan." Air matamu menetes, bertemu dengan lantai depan rumah Daiki. Kau tak dapat melihat wajah Daiki sekarang ini, tapi kau tahu, Daiki sangat syok mendengar hal itu.
"Aku.... Aku memang kurang ajar. Aku membuatmu menunggu, tapi pada akhirnya aku malah membuatmu sakit hati. Aku minta maaf Dai-chan..." Air mata makin mengalir dengan deras. Kamu berusaha menghapus air mata itu tapi tetap saja air mata itu tidak berhenti mengalir.
Daiki menangkup wajahmu dengan kedua tangannya--membuatmu harus menatap Daiki dan wajah yang kau lihat dari seorang Arioka Daiki adalah senyuman lembut seperti biasa. Kau kaget karena itu. Kenapa bisa dia sekuat ini menahan perasaannya? Itu yang kau pikirkan.
"Aku tidak apa-apa. Walaupun kau memang tidak pernah menerimaku, aku tak apa. Aku akan terus memberikanmu seluruh cinta ku. Aku memang berharap sekali saja pernyataan cinta ku kau terima, tapi aku tidak mau memaksamu untuk mencintai ku. Aku tidak ingin dicintai, aku ingin mencintai dan orang yang kucintai adalah kau, (Name)-chan."
Kau kembali meneteskan air mata, dan kali ini lebih deras daripada yang tadi. Kau tahu selama ini Daiki merasakan rasa sakit, tapi Daiki tidak pernah menunjukkan nya didepanmu. Dia malah selalu tersenyum kepadamu.
"Tapi, kau akan menetap disini kan?" Tanya Daiki. Kau mengangguk, "Tentu saja."
Daiki menyeka air matamu dengan ibu jarinya, "Sudah dong, jangan nangis terus. Nanti kalau nangis terus air matanya berubah jadi darah, lho."
Kau tertawa kecil, "Aku gak bakal ketipu tipuan untuk anak kecil itu." Daiki tersenyum.
"Kan kalau senyum, lebih manis."
Kamu teringat satu hal, "Oh ya, Dai-chan. Aku... datang bersama kekasihku... Tidak apa-apa kan?"
Daiki tersenyum, "Gak papa kok."
Yuto pun keluar dari belakang mu lalu tersenyum lebar, "Hai, Dai-chan!"
Daiki kaget saat melihat orang yang menjadi kekasih mu adalah Yuto, sahabatnya sendiri, "Ternyata kamu, Yut!"
Yuto terkekeh, "Maaf ya. Kami jadi dekat waktu kuliah disana."
Daiki tersenyum simpul, "Gak papa. Santai aja."
"Yaudah, masuk masuk. Gak enak daritadi kalian diluar terus." Daiki mempersilahkanmu dan Yuto untuk masuk kedalam rumahnya. Kalian berdua pun masuk kedalam rumah Daiki.
Aku tahu kau lebih memilih dia daripada diriku. Walaupun begitu, biarkan aku memberimu seluruh cintaku yang tidak akan pernah kau sadari. -Arioka Daiki.
✡❇✡
Maaf kalau jauh dari ekspektasi. Dan ini ternyata pendek aja. 814 words. Kukira bakal panjang :'v
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey! Say! JUMP Oneshots
FanficBerisi tentang cerita-cerita Hey! Say! JUMP x reader.