Author P.O.VKau masih berada di kantor mu dan Inoo sudah menunggu mu di meja kerja mu. Memang biasanya seperti ini, boss mu juga boleh-boleh saja kalau dia menunggu dimeja kerja mu asalkan dia tidak menganggu siapa-siapa.
Inoo--kekasihmu--yang sudah kelihatan bosan menunggu mulai menusuk-nusuk pipi mu dengan jari telunjuknya.
"(Name), kau masih lama? Aku sudah hampir sejam menunggu mu lho. Memangnya masih belum selesai? Yah, aku gak bakal bantuin juga sih, itu kan kerjaanmu sendiri," ujar Inoo yang membuatmu naik pitam.
"Inoo, kalau kau hanya berbicara saja, lebih baik turun kebawah sana. Capek aku denger kamu bicara gak henti-henti. Kalau gak mau, tunggu aja disini. Bentar lagi mau selesai ini," ujarmu yang masih fokus kepada laptop mu.
"Yaudah, aku nunggu. Perlu kuantar pulang nggak?"
Kau terlalu fokus pada pekerjaan mu agar cepat selesai sampai tidak mendengar Inoo berkata apa. Inoo yang merasa kalau ia tidak dihiraukan itu menggembungkan pipinya.
Dia mengambil sehelai rambut mu lalu memainkannya, "Kamu tu cantik banget, tapi kok sibuknya itu minta ampun. Sampe pacarnya aja di cuekin gini."
"Memangnya kamu ngomong apa sih? Lagian, orang lagi kerja malah diganggu."
Kau selalu bekerja keras (Name), dan aku tahu itu. Tapi ini sudah sampai batas memaksakan diri mu. -Inoo
"Kamu kerja terlalu keras tau. Kalau kamu bekerja terlalu keras terus pingsan, nanti aku juga lho yang repot."
Tiba-tiba kau terdiam. Mencerna kembali kata-kata Inoo, wajahmu menjadi merah merona dan Inoo mengetahuinya.
"Eehh? Apa terjadi sesuatu? Kenapa wajahmu memerah begitu sih?" Tanyanya--sengaja menggoda mu.
Kau menggeleng cepat, "Nggak ada apa-apa, lebih baik kau diam saja dulu!"
Inoo tersenyum miring, "Kau tidak mau memberitahunya, hm~?"
"Ish! Udah dibilangin gak ada apa-apa!" Ujarmu yang wajahnya makin memerah.
Inoo hanya tertawa kecil saat melihat wajah malu mu yang seperti itu.
Kau terus melanjutkan pekerjaan mu dengan serius dan Inoo terus memperhatikan mu sambil tersenyum tanpa kamu sadari.
Wajah yang selalu bekerja keras itu meningkatkan daya tarikmu hingga tiga kali lipat, kau tahu? Aku tidak bisa melihatmu seharian, nanti diabetes. -Inoo
Selesai dengan pekerjaan mu, kau tersenyum senang dan itu membuat Inoo ingin memelukmu sekarang juga.
Akhirnya kau pun diantar pulang oleh Inoo. Sesampainya dirumahmu, bukannya kembali kerumah nya, Inoo malah ikut masuk kerumahmu.
"Ngapain kamu, Inoo Kei?" Tanyamu menatap datar lelaki dengan gaya rambut jamur nya itu.
"Lho? Aku mau kerumah kekasihku, emangnya gak boleh?" Tanya Inoo dengan tatapan polos.
Kamu menggembungkan pipimu kesal, "Ya, kau menang kali ini!" Kau mendudukkan dirimu kesal disofa.
Inoo pun juga duduk disamping mu, namun tidak terlalu dekat dan dia pun menyalakan TV mu.
"Kau kesini hanya ingin menonton TV?!"
Inoo mengangguk tanpa dosa.
Kau melirik kearah Inoo dan orang itu masih fokus dengan TV yang ada didepannya.
Kesal. Itulah yang kau rasakan, dari wajahmu saja, terlihat jelas kalau kau itu kecewa. Kau kira, kau akan dielus-elus kepalanya, atau pipimu akan dimainkan oleh Inoo, atau apapun itu tapi lihatlah yang sebenarnya terjadi. Dia hanya menonton TV.
Sadar akan lirikanmu tadi, Inoo mendekatimu sampai bahu kalian berdua bersentuhan. Kau agak terkejut karena itu lalu terus menatap lantai karena terlalu malu untuk menatap wajah Inoo sekarang ini. Wajahnya pasti akan dekat sekali denganmu sekarang ini!
Inoo menatapmu lekat-lekat walaupun kau masih malu--menatap lantai. Rasanya, saat ini kau ingin menyusut saja daripada ditatapi terus oleh Inoo.
Ahh, dimana lagi aku mendapatkan penawar hati seperti mu, (Name)? -Inoo
Inoo tanpa sadar mengelus-elus kepala mu dengan pelan. Rambut yang berantakan dan wajahmu yang terkejut sangatlah manis bagi Inoo.
"Hey, (Name)," panggil Inoo. Membuatmu menoleh--masih dengan wajah merahmu.
"Ada apa?"
Inoo makin mendekati wajahmu dan karena itu wajahmu makin rumah, "Jika kau terlalu dekat dan akrab dengan lelaki lain, sebagai hukumannya aku akan menciummu," ujar Inoo dengan wajah yang serius.
Kau kaget dan terdiam saking malunya, menganggap itu adalah kesempatan, Inoo mencium singkat bibirmu lalu memelukmu dengan erat.
"Kau itu anjing kecilku yang sangat kusayangi. Tentu saja aku tidak akan membiarkanmu begitu saja kan? Jangan pergi jauh ketempat yang tidak dapat kulihat ya~" Bisik Inoo tepat ditelinga mu. Wajahmu sukses dibuat merah karena Inoo. Kau pun mencubit pinggang Inoo, kesal. Inoo hanya tertawa kecil dan makin erat memelukmu. Kau menenggelamkan wajah mu dibahu Inoo karena tak dapat menahan wajah merahmu.
Aku tak bisa melakukan apapun jika kau tak ada disisiku, karena itu, aku akan terus menggenggam tangan mu dengan erat. -Inoo
❇✡❇
YAK SELESE JUGA INI ONESHOTS BUAT ANAK HENTAI KEPALA JAMUR :>
Aku nulis ini buat Inoo karena entah kenapa lagunya cocok ama Inoo. Perhatikan aja liriknya, pasti cocok buat Inoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey! Say! JUMP Oneshots
Fiksi PenggemarBerisi tentang cerita-cerita Hey! Say! JUMP x reader.